Penyelundupan Narkoba

Separuh Narkoba Masuk Indonesia via Aceh, Kampus Perlu Bentuk Komunitas Anti-Narkoba, Ini Alasannya

Menurutnya, Aceh memang rawan menjadi jalur utama masuknya narkoba karena berada di wilayah pesisir pantai yang luas....

Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
FOR SERAMBINEWS.COM
GRANAT ACEH - Ketua DPD GRANAT Aceh, Agusni Usman ST. Separuh Narkoba Masuk Indonesia via Aceh, Kampus Perlu Bentuk Komunitas Anti-Narkoba, Ini Alasannya. 

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Nasional Anti Narkotika (DPD GRANAT) Aceh, Agusni Usman ST menyoroti soal temuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang mencatat hingga Agustus 2025, lebih dari 5,3 ton narkoba diselundupkan melalui Aceh. Jumlah ini setengah dari total seluruh narkoba yang masuk ke Indonesia.

Menurutnya, Aceh memang rawan menjadi jalur utama masuknya narkoba karena berada di wilayah pesisir pantai yang luas.

“Rentan pendaratan narkotika dari luar negara lain, peredarannya transit melalui Aceh. Namun intinya, bukan berarti Aceh produsen narkotika, jadi jangan disalahduga juga maksudnya,” tegas Agus saat dihubungi, Senin (29/9/2025).

Di sisi lain, dia menjelaskan kemiskinan dan pengangguran tidak selalu menjadi penyebab keterlibatan warga dalam jaringan narkoba.

Menurutnya, hal ini lebih kepada manusianya, baik itu pengaruh karena sudah terjebak mengonsumsi atau korban yang ketergantungan.

“Akhirnya mereka dari coba-coba jadi pemakai, terus menjadi kurir, terus naik peringkat menjadi bandar, mencari pendapatan untuk mereka konsumsi awalnya,” ungkap Agus.

Ketua GRANAT Aceh itu juga menjelaskan, ada yang juga yang tidak ketergantungan memakai narkoba, melainkan murni untuk bisnis karena memang penghasilan haram ini begitu menggiurkan.

Dikatakan, pendidikan juga membuat orang menjauh dari pengaruh narkotika selama fokus di sana. Meski demikian, pengetahuan anti-narkotika harus menjadi bekal dari stakeholders terhadap utamanya anak-anak muda.

“Lingkungan pendidikan harus berkolaborasi dengan stakeholders, bagaimana di internal membentengi pengaruh narkoba seperti kampus dan sekolah,” kata Agus.

Begitu juga peran keluarga, menurutnya sangat berpengaruh bila perhatian dan pencegahan dimulai dari internal hingga lingkungan

Ketua GRANAT Aceh itu juga menyampaikan, perlu dibentuk relawan anti-narkotika di kampus-kampus, agar komunitas-komunitas ini dapat membentengi para mahasiswa dari pengaruh narkoba.

“Bahkan kami dari GRANAT ingin ada Dewan Pimpinan Cabang Perwakilan Kampus, kami siap berkolaborasi dengan institusi pendidikan tinggi, perlu ada deteksi dini dari kampus,” ujar Agus.

Dikatakan, mengingat penyalahgunaan narkotika saat ini sebanyak 80.000 orang atau peringkat keenam secara nasional sebagaimana data BNN Aceh, menjadi PR bagi semua bahwa perlunya peran serta masyarakat dalam membentengi generasi muda dari pengaruh tersebut.

“Ini menjadi renungan bagi kita semua bagaimana generasi muda ini harus terlindungi, ini perlunya peran serta masyarakat seperti yang diperintah Undang-Undang,” jelas Agus.

Baca juga: Napi Narkoba Diduga Selundupkan Pistol ke Lapas Lhoksukon, Begini Modusnya

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved