Berita Lhokseumawe

SMAN 6 Lhokseumawe Perkuat Literasi & Numerasi untuk Generasi Berdaya Saing

“Anak-anak harus mampu membaca makna di balik teks dan memahami angka di balik data,” kata kepala SMAN 6 Lhokseumawe. 

Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Foto Dok SMAN 6 Lhokseumawe
LITERASI DI SEKOLAH - Kepala SMAN 6 Lhokseumawe, Faisal AB, MPd saat membuka kegiatan literasi di aula sekolah setempat, baru-baru ini. 

Pada tahun 2024, Kepala SMAN 6 Lhokseumawe, Faisal AB, MPd dinobatkan sebagai Juara Terbaik I Kepala Sekolah Inovatif se-Aceh dalam ajang Jambore GTK Kemendikdasmen Nasional, sekaligus menjadi wakil Aceh di tingkat nasional.

SMAN 6 Lhokseumawe juga mencatatkan diri sebagai Sekolah Berkemajuan Terbaik berdasarkan Rapor Pendidikan Nasional selama tiga tahun berturut-turut melalui Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Baca juga: Tingkatkan Budaya Literasi Bagi Pelajar dan Mahasiswa, Dinas Perpustakaan Aceh Singkil Bedah Buku 

Melalui Gerobak Literasi Sekolah (Gelisa) dan Gerobak Literasi Masyarakat (Gelimas), SMAN 6 Lhokseumawe menghadirkan konsep pendidikan mobile yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat.

Buku dan sumber bacaan tidak lagi menunggu pembacanya, melainkan aktif hadir di tengah komunitas.

Langkah ini menjadi simbol dari pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

Di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, terinspirasi, dan berkembang.

Taman Literasi dan Taman Numerasi yang dikembangkan sekolah menjadi pusat aktivitas edukatif yang menggabungkan kearifan lokal Aceh dengan teknologi modern. Di ruang terbuka ini, siswa, guru, dan masyarakat dapat berdiskusi, membaca, atau bermain sambil belajar.

Konsep ini tidak hanya menumbuhkan minat baca dan kemampuan berhitung.

Baca juga: Perkenalkan Literasi Numerasi Sejak Dini, Dispersip Pidie Gelar Pelatihan Pintar Berhitung

Tetapi juga membangun karakter kolaboratif, kreatif, dan komunikatif sesuai dengan tuntutan kurikulum merdeka.

Gerakan literasi dan numerasi di SMAN 6 Lhokseumawe merupakan cerminan pendidikan berkeadilan dan berkelanjutan. 

Program ini bukan sekadar kegiatan sekolah, tetapi sebuah gerakan sosial yang melibatkan seluruh ekosistem pendidikan, dari guru, siswa, hingga masyarakat.(*)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved