Berita Banda Aceh

MAS Gelar Pelatihan Pembelajaran Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta

MAS se-Kota Banda Aceh menggelar Pelatihan Pendekatan Pembelajaran Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) pada Sabtu, 1 November 2025. 

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
PELATIHAN - Seluruh MA Swasta se-Kota Banda Aceh menggelar pelatihan Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Ruang Perpustakaan MAS Darul Ulum Banda Aceh, Sabtu (1/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Seluruh MA Swasta se-Kota Banda Aceh menggelar pelatihan Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). 
  • Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas pendidik dalam menciptakan pembelajaran bermakna dan berjiwa cinta. 
  • KBC menekankan nilai humanis, Panca Cinta, dan lingkungan belajar yang aman, nyaman, serta membentuk karakter mulia.

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Saifullah | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan madrasah, seluruh Madrasah Aliyah Swasta (MAS) se-Kota Banda Aceh menggelar Pelatihan Pendekatan Pembelajaran Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) pada Sabtu, 1 November 2025. 

Kegiatan ini berlangsung di Ruang Perpustakaan MAS Darul Ulum Banda Aceh dan dibuka secara resmi oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kota Banda Aceh, Syafruddin, SAg, MSi.

Pelatihan ini diikuti oleh para kepala madrasah, wakil kepala, dan staf kurikulum dari berbagai MA swasta di Banda Aceh

Tujuannya adalah memperkuat kapasitas pendidik dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang mendalam (deep learning) dan berlandaskan nilai-nilai cinta sebagai fondasi pendidikan karakter.

Koordinator Pelaksana Kegiatan sekaligus Ketua Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (K2M) Kota Banda Aceh, Djamaluddin Husita, SPd, MSi menyampaikan, bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan mutu pembelajaran. 

Baca juga: Pembelajaran Mendalam deep learning, Dalam Pandangan Islam Dan Prakteknya

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar madrasah untuk memperkuat kualitas pendidikan di lingkungan madrasah.

Dalam sambutannya, Syafruddin menegaskan, bahwa nilai cinta harus menjadi inti dalam proses pendidikan. 

“Jika cinta tertanam dalam diri guru, maka tidak ada istilah anak orang lain yang kita ajarkan,” ujarnya. 

Ia menambahkan, bahwa guru yang berjiwa cinta akan menjadi teladan dan sosok yang diidolakan oleh peserta didik.

Sehingga membentuk hubungan batin yang kuat dan mendalam dalam proses belajar.

Syafruddin juga menekankan pentingnya kedisiplinan sebagai wujud cinta terhadap profesi.

Baca juga: Hadirkan Pemateri dari Jakarta Barat, Pesantren Misbahul Ulum Gelar Workshop Deep Learning

Menurutnya, disiplin adalah bentuk tanggung jawab dan teladan yang harus ditunjukkan oleh setiap pendidik kepada peserta didik.

Sementara itu, Dr Juanda, SE, Pengawas Pembina pada Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh menjelaskan, bahwa Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) bukanlah pengganti Kurikulum Merdeka.

Melainkan pendekatan yang menanamkan nilai cinta dalam seluruh aktivitas pendidikan. 

Ia memaparkan konsep “555” dalam KBC, yang terdiri dari lima tujuan, lima cinta (Panca Cinta), dan lima lingkungan belajar.

Lima tujuan KBC mencakup nilai humanis, nasionalis, naturalis, toleran, dan penuh cinta. 

Baca juga: DJA Gelar Workshop Inovasi Pembelajaran: Bangun Growth Mindset dan Kurikulum Berbasis Cinta

Panca Cinta meliputi cinta kepada Tuhan, diri dan sesama, ilmu pengetahuan, lingkungan, serta bangsa dan negara. 

Adapun lima lingkungan belajar yang diharapkan tercipta adalah suasana yang aman, nyaman, ramah, menyenangkan, dan sejahtera.

Pemateri lainnya, Kamarullah, MPd, Widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan (BDK) Aceh membahas, praktik penerapan Deep Learning dalam pembelajaran. 

Ia menekankan pentingnya menciptakan pengalaman belajar yang bermakna melalui kegiatan kolaboratif, reflektif, dan berbasis pemecahan masalah nyata di kelas.

Melalui pelatihan ini, para pendidik MA Swasta se-Kota Banda Aceh diharapkan mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam, humanis, dan berkarakter cinta.

Dengan demikian, madrasah dapat menjadi lingkungan yang tidak hanya mencerdaskan.

Baca juga: Kepala Madrasah, Guru, dan Pengawas MI Bireuen Ikuti Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta

Tetapi juga menumbuhkan nilai kemanusiaan dan membentuk generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan peduli terhadap sesama serta lingkungan.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved