Disdikbud Bireuen Gelar Festival Bahasa Ibu, 285 Siswa Dites Bahasa Aceh

Pada akhir kegiatan, panitia menetapkan juara satu, dua, dan tiga di setiap kategori.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Zamzami menegaskan, pentingnya festival tersebut.

Sebab, urai Zamzami, bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi, melainkan warisan nenek moyang yang menyimpan nilai, identitas, dan kearifan lokal.

Baca juga: Bahasa Aceh di Ambang Sunyi

“Festival menjadi langkah nyata untuk memperkuat penggunaan bahasa Aceh di kalangan pelajar,” urainya.

Ajang ini, sebut Zamzami, juga memberi ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas melalui lomba yang sarat nilai edukasi.

“Kami berharap para pelajar mencintai bahasa daerah, menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadikannya kebanggaan, bukan sekadar pelajaran di sekolah,” ujar Zamzami.

Festival Bahasa Ibu di Bireuen bukan hanya kompetisi, tetapi juga gerakan kebudayaan.

Dengan melibatkan ratusan siswa, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa bahasa Aceh masih hidup dan terus diwariskan kepada generasi muda.(*)