Berita Populer

BERITA POPULER - Motif Dwi Hartono Habisi Ilham, NasDem Nonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR

Selain itu, informasi yang tak kalah populer mengenai kasus kontroversi para anggota dewan perwakilan rakayat (DPR) RI.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/YENI HARDIKA
BERITA POPULER - Berikut rangkuman berita populer Serambinews.com dari kanal News minggu ini, edisi 25-31 Agustus 2025. 

SERAMBINEWS.COM - Berikut rangkuman berita populer Serambinews.com dari kanal News minggu ini.

Ada sederet informasi dan peristiwa seputar isu nasional dan mancanegara yang dikabarkan Serambinews.com selama sepekan terakhir, terhitung sejak 25-31 Agustus 2025.

Namun dari sejumlah berita yang dikabarkan tersebut, ada 10 yang paling menyita perhatian pembaca.

Diantaranya mengenai kasus pembunuhan yang menyeret seorang pengusaha sekaligus motivator Dwi Hartono.

Ia disebut menjadi dalang utama penculikan dan pembunuhan terhadap Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta.

Fakta-fakta dari kasus itu pun perlahan terungkap, termasuk motif Dwi Hartono menghabisi Ilham, yang diduga ada kaitannya dengan upaya pinjaman fiktid senilai Rp 13 miliyar.

Selain itu, informasi yang tak kalah populer mengenai kasus kontroversi para anggota dewan perwakilan rakayat (DPR) RI.

Belakangan ini, beberapa nama anggota DPR disorot karena sikap dan pernyataan mereka.

Beberapa nama anggota DPR RI yang disorot belakangan ini ialah Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach.

Pernyataan para anggota dewan itu diduga telah membuat situasi di beberapa wilayah Tanah Air yang sedang diwarnai dengan aksi demo semakin keruh.

Baca juga: Pesan Menkeu Sri Mulyani Setelah Rumahnya Dijarah: Kami Mohon Maaf, Masih Banyak Kekurangan

Buntut dari sikap mereka, pihak partai pun akhirnya menonaktifkan kadernya itu dari keanggotaan DPR RI.

Selain dua berita tersebut, ada sederet informasi lain yang dikabarkan Serambinews.com selama sepekan terakhir.

Selengkapnya simak dalam rangkuman berita populer berikut.

1. Sakit Hati Pinjaman Rp13 Miliar Ditolak Jadi Motif Dwi Hartono Habisi Kacab Bank BUMN

Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta (37), perlahan mulai terungkap. 

Dari hasil penyelidikan, Dwi Hartono yang dikenal sebagai pengusaha disebut sebagai otak di balik aksi keji ini.

Motifnya diduga berkaitan dengan upaya pinjaman fiktif senilai Rp13 miliar yang ditolak oleh korban.

Bagaimana rencana pembunuhan itu disusun hingga melibatkan debt collector?

Diketahui, Informasi dari berbagai sumber disebutkan bahwa Dwi Hartono diduga sakit hati lantaran upayanya melakukan pinjaman atau kredit fiktif sebesar Rp13 miliar diketahui oleh Ilham Pradipta. 

Ilham Pradipta pun mencoret klausul peminjaman tersebut. Dwi Hartono  kemudian menyusun rencana untuk menghabisi nyawa mantan penyiar radio tersebut.

Baca selengkapnya.

Baca juga: Uya Kuya Sedih 12 Kucing Mahal Dijarah, Dua Ekor Ditemukan Memprihatinkan

2. Dwi Hartono Buat Pinjaman Fiktif tapi Ditolak hingga Habisi Ilham Pradipta, Usahanya Diduga Bangkrut

Nama pengusaha sekaligus motivator, Dwi Hartono, mendadak jadi sorotan publik.

Ia disebut-sebut mengalami kebangkrutan sejak tiga tahun terakhir hingga rumah tangganya pun dikabarkan berantakan.

Sang istri bahkan diduga lebih dulu kabur bersama anak-anaknya di tengah kesulitan ekonomi.

Namun kisah itu kian mengejutkan ketika Dwi Hartono dikaitkan dengan kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta.

Motifnya diduga bermula dari sakit hati lantaran pinjaman fiktif Rp13 miliar yang ia ajukan ditolak korban.

Dikutip dari Wartakotalive.com, pemilik akun TikTok mengaku sebagai mantan karyawan Hartono.

Dia bercerita kondisi ekonomi Dwi Hartono dan sang istri yang sedang tak baik saja selama tiga tahun belakang.

Baca selengkapnya.

3. NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR RI, Apakah Artinya Dipecat?

Partai NasDem secara resmi menonaktifkan dua kadernya, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, dari keanggotaan DPR RI, Minggu (31/8/025).

Hal tersebut disampaikan melalui siaran pers DPP Partai Nasdem tertanggal 31 Agustus 2025 yang ditandatangani Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh dan Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Hermawi F Taslim.

Dalam pernyataannya, disebutkan bahwa kedua kader Nasdem tersebut tidak lagi aktif menjadi anggota DPR RI terhitung mulai Senin (1/9/2025). 

“DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025, DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai NasDem,” isi keterangan pers tersebut. 

Penonaktifan ini diambil atas pertimbangan beberapa hal, khususnya terkait dinamika masyarakat yang sedang berkembang saat ini.

NasDem menyebut, langkah ini berkaitan dengan pernyataan kontroversial yang disampaikan oleh kedua anggota dewan tersebut belakangan ini.

Lantas, apakah status nonaktif yang diberikan kepada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sama dengan dipecat dari anggota DPR RI?

Baca selengkapnya.

Baca juga: Sri Mulyani Diisukan Mundur dari Kabinet Prabowo hingga Jadi Korban Penjarahan: Kami Mohon Maaf

4. Polisi Tewaskan Driver Ojol, Tagar “RIP Indonesia Democracy” Menggema di Berbagai Platform Medsos

Indonesia kembali diguncang gelombang protes besar, Kamis (28/8/2025).

Sebelumnya, massa buruh menggelar demo di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta dengan Aksi bertajuk “Gerakan Buruh Indonesia Bergerak: Wujudkan Kedaulatan Rakyat, Hapus Penindasan dan Penghisapan”, dipimpin Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) bersama Koalisi Serikat Pekerja dan Partai Buruh.

Namun, sebuah peristiwa tragis terjadi dan membuat masyarakat marah.

Seorang ojek online meninggal setelah tertabrak dan terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Korban bernama Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online.

Kronologi tewasnya driver ojol bernama Affan Kurniawan bermula ketika ia sedang dalam perjalanan mengantarkan pesanan.

Perjalanannya terhambat karena adanya kemacetan di sekitar gedung DPR akibat kerumunan massa demonstrasi.

Baca selengkapnya.

Baca juga: Menkomdigi Meutya Hafid: Penonaktifan Live TikTok Bukan Permintaan Pemerintah

5. Trio DPR Diteriaki Pendemo! Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, Dikepung Amarah Rakyat, Kini Kabur?

Massa aksi demonstrasi kembali memanas dengan sorotan tertuju pada tiga anggota DPR RI, yakni Ahmad Sahroni, Uya Kuya, dan Eko Patrio.

Ketiganya dianggap sebagai pemicu gelombang protes besar yang belakangan terjadi.

Ahmad Sahroni menuai kritik setelah menyebut masyarakat yang menuntut pembubaran DPR RI sebagai “orang tolol sedunia”.

Sementara itu, Eko Patrio ikut disorot karena berjoget dengan musik sound horeg di tengah situasi masyarakat yang sedang marah.

Uya Kuya juga tak luput dari kecaman publik usai pernyataannya bahwa gaji Rp3 juta “tidak besar” dinilai menyinggung banyak kalangan.

Pernyataan tersebut disampaikan Uya Kuya melalui akun media sosialnya, disertai video yang memperlihatkan dirinya berjoget.

Baca selengkapnya.

6. Profil Dwi Hartono, Motivator Pendiri Guruku.com jadi Otak Penculik dan Pembunuh Kacab Bank BUMN

Sosok Dwi Hartono kini tengah ramai dibicarakan publik.

Pria kelahiran Lahat, Sumatera Selatan, ini dikenal sebagai motivator bisnis, pengusaha, sekaligus Youtuber dengan kanal “Klan Hartono” yang berisi konten seputar usaha dan investasi.

Namun, namanya mencuat bukan karena prestasi, melainkan karena ditetapkan sebagai otak penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta.

Diketahui, Dwi Hartono adalah seorang motivator yang menjadi otak pelaku penculikan terhadap Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah Bank BUMN.

Setelah sempat melarikan diri, Dwi Hartono akhirnya ditangkap.

Ia ditangkap pada Sabtu, 23 Agustus 2025 di Solo, Jawa Tengah.

Saat ditangkap, Dwi Hartoni tidak sendirian.

Baca selengkapnya.

Baca juga: Menkomdigi Ungkap Provokasi Demo di Medsos, Ada Dana Mengalir & Konten Anarkis Dimonetisasi

7. Detik-detik Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Taktis Brimob di Pejompongan

Seorang driver ojek online (ojol) yang belum diketahui identitasnya dilaporkan tewas setelah diduga ditabrak dan dilindas kendaraan taktis (rantis) milik polisi di Jalan Penjernihan, Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8/2025) malam.

Insiden tragis ini terjadi di tengah upaya aparat membubarkan massa demonstran yang kian meluas dari depan Gedung DPR RI.

Detik-detik seorang pengemudi ojek online (ojol) dikabarkan tewas setelah terlindas kendaraan taktis milik Brimob viral di media sosial.

Peristiwa ini terjadi saat kericuhan antara demonstran dengan polisi pecah di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.

Peristiwa bermula ketika satu unit mobil taktis polisi melaju kencang untuk menghalau dan memecah konsentrasi massa di Pejompongan.

Dalam video amatir yang beredar di medis sosial, nampak massa berhamburan berlari di sisi kanan dan kiri jalan.

Baca selengkapnya.

8. Profil Andreana Wulandari, Istri Dwi Hartono yang Habisi Ilham, Kondisi Rumah Tangganya Diungkap

Nama Andreana Wulandari, istri dari Dwi Hartono kini menjadi sorotan usai sang suami terseret dalam kasus pembunuhan tragis Kepala Cabang Bank BUMN, Mohammad Ilham Pradipta.

Suaminya, Dwi Hartono, merupakan pengusaha sekaligus motivator publik yang dikenal lewat platform bimbingan belajar online dan kanal YouTube “Klan Hartono”. 

Ia ditangkap tim gabungan Polda Metro Jaya bersama dua tersangka lain, YJ dan AA di Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 20.15 WIB.

Hingga kini, total ada 15 orang tersangka telah diamankan dalam kasus dugaan penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN tersebut.

Sosok sang istri, Andreana pun mulai disorot setelah penangkapan Dwi Hartono.

Bagaimana tidak, di tengah santernya kasus yang mencuat, jejak digital Andreana tiba-tiba lenyap.

Keberadaan sang istri yang masih menjadi misteri ini lantas menimbulkan spekulasi liar dan disoroti publik.

Baca selengkapnya.

Baca juga: Perintah Prabowo ke Panglima TNI dan Kapolri: Tindak Tegas Penjarah hingga Perusak Fasilitas Umum

9. Pendaftaran Seleksi PPPK Paruh Waktu 2025 Ditutup, Apakah PPPK Paruh Waktu Dapat Tunjangan?

Kabar baik datang bagi instansi pemerintah yang tengah mempersiapkan kebutuhan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu tahun 2025.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) mengumumkan bahwa tenggat pengusulan rincian kebutuhan PPPK paruh waktu yang semula berakhir pada 20 Agustus 2025 kini diperpanjang hingga 25 Agustus 2025.

Artinya, kemarin menjadi kesempatan terakhir bagi instansi yang belum mengajukan kebutuhan formasi untuk segera menyelesaikan prosesnya. 

Perpanjangan waktu ini diharapkan memberi ruang lebih luas agar usulan kebutuhan tenaga paruh waktu bisa disusun secara matang sesuai kebutuhan masing-masing instansi.

PPPK paruh waktu sendiri memiliki peran penting dalam mendukung jalannya fungsi pemerintahan, meski statusnya berbeda dengan PPPK penuh waktu.

Perbedaan utama terletak pada hak-hak yang diterima, termasuk besaran gaji serta tunjangan. 

Lantas, apakah PPPK paruh waktu mendapatkan tunjangan layaknya PPPK penuh waktu? Yuk kita cari tahu sama-sama.

Baca selengkapnya.

10. Cara Cek Daftar Nama Tenaga Honorer yang Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu 2025, Berikut Langkahnya

Pemerintah kembali membuka seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2025.

Berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini ada formasi khusus untuk PPPK paruh waktu 2025. 

Namun, rekrutmen PPPK paruh waktu bersifat tertutup dan tidak bisa dilamar masyarakat umum. 

Seleksi ini hanya diperuntukkan bagi pegawai non-ASN yang sudah terdata dan memenuhi kriteria tertentu.

Hal tersebut sudah dipastikan sesuai dengan surat dari Menteri PANRB Nomor B/3832/M.SM.01.00/2025 tentang pengusulan PPPK Paruh Waktu.

Lantas, bagaimana cara cek nama honorer yang diangkat PPPK paruh waktu 2025? Berikut ini dia caranya.

Baca selengkapnya.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved