Berita Nasional

Dari 2008 hingga 2025, Mengapa RUU Perampasan Aset Masih Jalan di Tempat? 

Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset telah melalui perjalanan panjang sejak pertama kali diusulkan PPATK pada 2008.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Nurul Hayati
KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA
Suasana rapat paripurna ke-26 masa sidang V tahun 2021-2022 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6/2022). Dari 2008 hingga 2025, Mengapa RUU Perampasan Aset Masih Jalan di Tempat?  

2010: RUU Perampasan Aset selesai dibahas di lingkup kementerian

 2011: RUU Perampasan Aset diserahkan kepada presiden

2012: Naskah akademik disusun Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)

2013: Tidak ada perkembangan

2014: Tidak ada perkembangan

2015: RUU Perampasan Aset masuk ke Prolegnas Jangka Menengah

2015-2019 2016: Tidak ada perkembangan

2017: Tidak ada perkembangan

2018: Tidak ada perkembangan

2019: RUU Perampasan Aset diusulkan ke DPR tapi tertunda

2020: RUU Perampasan Aset masuk ke Prolegnas Jangka Menengah

2020-2025 2021: RUU Perampasan Aset tidak masuk ke Prolegnas prioritas

2021/2022 2022: RUU Perampasan Aset disetujui masuk Prolegnas prioritas

2023 14 April 2023: RUU Perampasan Aset sudah diserahkan ke presiden

4 Mei 2023: Surpres RUU Perampasan Aset diserahkan

Mei-Agustus 2023: Belum ada pembahasan RUU Perampasan Aset di DPR

2024: Presiden ke-7 RI Joko Widodo menyatakan RUU Perampasan Aset kembali dibahas bersama dengan DPR

2025: RUU Perampasan Aset masuk ke Prolegnas untuk periode 2025-2029 jangka menengah sejak 2024.

Baca juga: Alasan Prabowo Naikkan Pangkat untuk Polisi yang Terluka saat Demo: Sudah Membela Rakyat

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved