Hasil Survei CELIOS: Bahlil Jadi Menteri Paling Buruk dalam Kabinet Prabowo, Layak Kena Reshuffle

Dari hasil survei, Bahlil Lahadalia menjadi menteri dengan rapor terburuk, memperoleh nilai minus 151.

Editor: Amirullah
Instagram/@bahlillahadalia
BAHLIL LAHADALIA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Bahlil Lahadalia. Bahlil Menteri Prabowo Paling Buruk, Masuk Daftar Paling Layak Kena Reshuffle 

Posisi selanjutnya ditempati oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (minus 56), Menteri Kebudayaan Fadli Zon (minus 36), Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana (minus 34), dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (minus 22).

Berikutnya, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko (minus 14), Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto (minus 10), serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid (minus 7).

Berikut sepuluh pejabat yang dinilai harus di-reshuffle versi survei CELIOS:

  • Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia
  • Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana
  • Menteri HAM Natalius Pigai
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni
  • Menteri Kebudayaan Fadli Zon
  • Menteri Pariwisata Widiyanti Putri
  • Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan
  • Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko
  • Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto
  • Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid

Baca juga: BLT Rp 900.000 Cair Hari Ini Tepat 1 Tahun Prabowo, Cek Nama Penerima di cekbansos.kemensos.go.id

Metodologi Survei CELIOS

Untuk diketahui, survei (survey) adalah metode riset sosial yang dilakukan dengan mengumpulkan data atau pendapat dari sekelompok responden untuk menggambarkan pandangan umum masyarakat terhadap suatu isu.

Survei CELIOS kali ini melibatkan 1.338 responden dari berbagai wilayah—mulai dari pedesaan, pinggiran kota, hingga perkotaan.

Selain masyarakat umum, survei juga melibatkan 120 jurnalis dari 60 lembaga pers di seluruh Indonesia yang mewakili berbagai desk pemberitaan seperti ekonomi, sosial-politik, hukum dan HAM, serta lingkungan.

Pengumpulan data dilakukan pada 30 September hingga 13 Oktober 2025, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Metode ini memungkinkan peneliti mendapatkan gambaran menyeluruh tentang persepsi publik terhadap kinerja kabinet.

Dari hasil agregasi data, sebanyak 29 persen responden memberi nilai 1 dari 10, menandakan kinerja dianggap sangat buruk. Sebanyak 14 persen memberi nilai 2, dan 20 persen memberi nilai 3.

Sementara hanya 2 persen responden memberi nilai 8 dan 1 persen memberi nilai 9. Tak satu pun memberikan nilai sempurna 10.

Sektor yang paling banyak dianggap belum tertangani dengan baik ialah penegakan hukum dan HAM (19 persen), disusul lingkungan (17 persen), ekonomi (14 persen), dan pendidikan (14 persen).

Adapun sektor kesehatan dan sosial masing-masing dinilai lemah oleh 11 persen responden, sementara infrastruktur dan pertanian masing-masing mendapat penilaian buruk dari 7 persen responden.

Baca juga: Sosok Vera Kravtsova, Model Belarusia Diculik di Thailand, Dibunuh lalu Organnya Dijual

Rapor Merah untuk Pemerintah

Peneliti CELIOS, Galau D. Muhammad, menyebutkan bahwa hasil survei kali ini secara umum menjadi “rapor merah” bagi pemerintahan Prabowo–Gibran.

“Warna merah melambangkan rapor merah gitu ya. Jadi tidak ada cara lain untuk kemudian Pak Prabowo tidak berhenti di titik ini, harus melakukan evaluasi total, melakukan reshuffle kabinet, melakukan nomenklatur kementerian ini pangkas, dan merefleksikan dari data ini, publik menunggu,” ujar Galau dalam paparan hasil survei di Jakarta, Minggu (19/10/2025).

Ia menilai, Presiden Prabowo perlu melakukan langkah konkret untuk memulihkan kepercayaan publik, antara lain melalui reshuffle kabinet besar-besaran dan pemangkasan jumlah kementerian yang dianggap terlalu gemuk.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved