Pemuda Aceh Tewas Dikeroyok di Sibolga

Sosok Arjuna, Pemuda Aceh Dibunuh di Masjid Sibolga, Ingin Melaut Sebelum Disiksa Secara Keji

5 tersangka yang menganiaya Arjuna secara sadis hingga korban meninggal dunia kini telah ditangkap polisi.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
TEWAS DIKEROYOK : Arjuna Tamaraya semasa hidup (Kiri). Tampang 5 tersangka pembunuhan Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga saat ditangkap polisi. (Kanan) 
Ringkasan Berita:
  • Arjuna merupakan warga Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue.
  • Arjuna dikenal baik dan santun di kalangan teman dan keluarga. 
  • Arjuna juga sosok abang bagi dua adiknya yang kini sedang berkuliah di Banda Aceh. 

 

SERAMBINEWS.COM - Sosok Arjuna Tamaraya (21) yang meregang nyawa usai menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok orang di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara pada Jumat (31/11/2025).

5 tersangka yang menganiaya Arjuna secara sadis hingga korban meninggal dunia kini telah ditangkap polisi.

Kelima tersangka masing-masing berinisial ZPA (57), HBK (46) dan SSJ (40), REC (30), dan CLI (38).

Arjuna merupakan warga Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue.

Arjuna selama ini bekerja melaut di Sumut dan menetap sementara di Kalangan, Pandan, Tapanuli Tengah.

Di Pandan, Arjuna tinggal bersama kerabatnya.

Arjuna dikenal baik dan santun di kalangan teman dan keluarga di kampung halamannya. 

Arjuna juga sosok abang bagi dua adiknya yang kini sedang berkuliah di Banda Aceh. 
 
Arjuna sendiri merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Ia memiliki tiga saudari yang mana dua diantaranya berada di Banda Aceh sedang menempuh pendidikan kuliah dan yang paling bungsu masih duduk dibangku SMP di Simeulue.

Pasca ayahnya meninggal pada awal pertengahan tahun 2025, Arjuna berperan sebagai kepala keluarga. 

Arjuna juga merupakan sosok abang yang tangguh dan jail di mata adiknya.

Salah satunya Cahaya Amonta yang merupakan adik korban.

Cahaya kini sedang menempuh pendidikan kuliah pada jurusan Teknik Komputer, USK.
 
Cahaya tak kuasa menahan sedih ketika mengetahui abang kandungnya meninggal dunia dikeroyok di Masjid Agung Sibolga.

Baca juga: Fakta Terbaru Arjuna Tewas Dianiaya di Masjid Agung Sibolga, Wali Kota Sampaikan Duka

 

Ayah dan Ibu Sudah Meninggal, Cari Makan Pergi Melaut

Arjuna Tamaraya merupakan seorang musafir asal Kabupaten Simelue, Provinsi Aceh menetap sementara di Kalangan, Pandan, Tapanuli Tengah.

Di Pandan, Arjuna tinggal bersama kerabatnya.

Ia asli orang Aceh, sudah tidak punya ayah-ibu karena sudah meninggal.

Tujuannya datang ke Masjid Agung Sibolga tidak ada niat jahat.

Arjuna berniat hanya untuk istirahat menumpang tidur.

Sebab, paginya ia harus pergi melaut mencari ikan. 

Arjuna Tamara yang hidup tanpa ayah dan ibu menyambung hidup dengan pergi melaut, mencari ikan demi sesuap nasi.

Masjid Agung Sibolga inilah tempat peristirahatan Arjuna sebelum pergi melaut.

Dari saksi kata yang ditemui Tribun-medan mengungkap fakta-fakta sebelum tewasnya Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga.

Baca juga: Sosok 5 Pembunuh Arjuna di Masjid Agung Sibolga, Korban Disiksa Secara Sadis, Difitnah Penjual Sate

Difitnah Penjual Sate Curi Kotak Infak

Difitnah jelang akhir hidup. Begitulah kira-kira nasib yang dialami Arjuna Tamaraya, seorang musafir yang menumpang tidur di Masjid Agung Sibolga

Kasus tewasnya Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga menyisakan kisah tragis. 

Kompil, satu dari lima pelaku dini hari itu mengaku mendengar Arjuna teriak di Masjid Agung Sibolga.

Ia merupakan warga sekitar yang biasa tidur di masjid.

"Jadi ceritanya si Kompil inilah yang pertama kali melihat korban di dalam masjid. Dia dengar teriakan dan ternyata itu dari korban," ucap MZ, saksi kata yang ditemui Tribun-medan.com di seputar Masjid Agung.

MZ merupakan warga sekitar lokasi kejadian. Ia tak mau identitasnya terungkap karena alasan kenal dengan para pelaku.

Setelah mendengar teriakan itu, Kompil kemudian memanggil rekannya Jefri alias Cokme.

Jefri merupakan penjual sate di belakang masjid agung.

"Jefri alias Cokme masuk ke masjid. Dia kemudian pergi untuk memanggil tiga pelaku lainnya," katanya.

Di sinilah fitnah keji terhadap Arjuna terjadi.

Dari mulut Cokme si penjual sate. Ia memanggil keponakannya bernama Juan, dan dua pelaku lainnya, Risman dan Iccan.

Cokme memberikan informasi berisi fitnah bahwa Arjuna mencuri kontak infak di Masjid Agung.

Juan, Risman dan Iccan mendengarnya emosi lalu pergi ke Masjid Agung.

"Si tukang sate ini yang fitnah. Dibilangnya si korban maling kotak infak. Padahal kan informasi awalnya cuma teriak-teriak," ucap MZ.

Penganiayaan sang musafir di Masjid Agung Sibolga pun terjadi dan terekam hingga viral di media sosial.

Kelimanya menganiaya sang musafir di tempat ibadah hingga rekaman terakhir memperlihatkan Juan menyeret pelaku ke belakang masjid.

Kondisi Arjuna pingsan dianiaya para pelaku.

Saat diseret, kepalanya beberapa kali terbentur ketika menuruni anak tangga masjid.

Baca juga: VIDEO - Dikeroyok hingga Tewas di Masjid, Arjuna Ternyata Seorang Yatim dan Tulang Punggung

Dihantam pakai kelapa

Saat berada di areal belakang masjid, penganiayaan masih berlanjut. Arjuna sudah sadar.

Tubuhnya kemudian disandarkan di pohon lalu ditendang dipukuli.

Setelah itu ia kemudian digiring lagi menuju pertigaan jalan belakang Masjid Agung Sibolga. Di sini penganiayaan semakin keji.

Para pelaku menghantam tubuh hingga kepala Arjuna menggunakan kelapa.

Kelapa ini didapat pelaku dari sisa-sisa penjual es kelapa di pertigaan jalan.

"Sadis memang perlakuan para pelaku. Korban sudah tak berdaya masih saja dipukul pakai kelapa," ujarnya.

Sempat Dikasihani saat makan nasi goreng

Sebelum beristirahat di Masjid Agung, Arjuna sempat mengisi perutnya dengan makan nasi goreng.

Dari penuturan saksi kata, sang penjual iba melihat Arjuna karena tak punya uang lagi. Saat itu uang yang tersisa di kantong hanya Rp 10 ribu.

"Kasihan nengoknya. Katanya dia punya uang Rp 10 ribu. Pagi mau pergi ke laut cari ikan," ucapnya.

Karena merasa iba, sang penjual memberi nasi goreng secara gratis tanpa meminta bayaran.

"Saya lihat dia gak makan semuanya. Disisakan lalu nasi gorengnya dimasukkan ke dalam tas," katanya.

Apa yang diucapkan sang penjual nasi goreng terbukti.

Dari hasil pemeriksaan ditemukan sisa nasi goreng di dalam tas Arjuna, sedangkan uang Rp 10 ribu dicuri pelaku.

 

Baca juga: Kak Na Dampingi Rahmat Akbar, Remaja Lumpuh Layu Asal Pulo Aceh Berobat ke RSUDZA

Baca juga: Pria Medan Peras Mahasiswi, Ancam Sebar Video Syur Mereka Bila Korban Tak Kirim Uang

Baca juga: Aceh Barat Dorong Integrasi Data Pembangunan Lewat Forum Satu Data Indonesia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved