Jurnalisme Warga

Daya Tarik Gunung Leuser dan Pohon Raksasa

Melalui pelatihan dan penelitian ini, para guru diharapkan menjadi duta atau agen perubahan, menularkan semangat konservasi kepada siswa

Editor: mufti
IST
MUKHLIS PARU, S.E., M.M., Staf Dinas Pendidikan Aceh, melaporkan dari Ketambe, Aceh Tenggara 

Sungai Alas yang membentang luas dengan suara gemercik air terjun dalam pegunungan menambah pesona alam yang sulit dilupakan. Udara sejuk, hijaunya pepohonan, dan suasana yang tenang membuat hati enggan beranjak. Kami sungguh enggan meninggalkan tempat ini karena keindahan dan kedamaian yang kami rasakan begitu luar biasa. Waktu seolah berjalan lebih lambat di tengah keelokan alam ini.

Suara rangkong

Saat penutupan kegiatan, tiba-tiba terdengar suara burung rangkong yang langka terbang di atas aula tempat kami berkumpul. Burung enggang itu menyapa kami yang ada di situ. Suara khas burung tersebut menggema dan membuat suasana menjadi begitu hidup dan penuh haru. Kemunculan satwa dilindungi itu menjadi simbol kuat akan pentingnya menjaga Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) agar keberadaan satwa langka seperti ini tetap lestari di alamnya.

Burung rangkong yang dilindungi ini menjadi simbol betapa pentingnya menjaga KEL agar satwa langka seperti ini tetap lestari.

Suara rangkong itu seolah menjadi pengingat langsung dari alam bahwa kita bukan hanya tamu di hutan ini, melainkan juga penjaga yang bertanggung jawab. Momen langka ini menguatkan tekad kami semua untuk terus menjaga kelestarian Gunung Leuser agar generasi mendatang tetap bisa mendengar kicauan burung rangkong dan spesies lainnya seraya menyaksikan keindahan alam yang tak ternilai harganya.

Pikiran saya langsung teringat pda kunjungan tahun lalu bersama sejumlah guru inti dalam kegiatan penelitian yang sama. Saat kami bersiap pulang, tiba-tiba muncul seekor orang utan di atas pohon besar di belakang Gedung Riset Ketambe. Geraknya yang tenang seolah ingin menyapa dan menghibur kami sebelum berpisah. Kami pun tak melewatkan momen itu, sibuk mengabadikannya dengan kamera handphone, tustel, dan ‘handycam’. Seolah-olah, orang utan itu sedang mengirim pesan tersirat bahwa dirinya dan habitat tempatnya hidup sangat membutuhkan perlindungan dan perhatian agar kelestariannya tetap terjaga.

Dengan kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, kita dapat memastikan kelestarian alam Aceh tetap terjaga. Melalui kolaborasi dan tindakan nyata, bukan hanya keindahan alam yang terawat, tetapi juga masa depan generasi mendatang yang akan menikmati kekayaan alam ini dengan penuh kebanggaan. Mari bersama-sama kita wujudkan Aceh yang hijau, lestari, dan berkelanjutan.

Untuk itu, seluruh masyarakat Aceh mari kita tidak hanya menelusuri keindahan Gunung Leuser dan menatap pohon perlak yang menjulang sangat tinggi, tapi juga memperkuat komitmen menjaga dan merawat lingkungan sekitar. Jagalah ekosistem Leuser sebagai warisan yang lestari bagi anak cucu kita di masa mendatang.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved