Kupi Beungoh
Guru Dayah OD Indrapuri Aceh Besar Ciptakan Kamus Indonesia-Arab-Inggris yang Dicetak Puluhan Kali
Oemar Diyan adalah pesantren favorite bagi kalangan yang ingin terampil berbahasa asing sambil belajar formal dan agama.
Oleh: Raihana Salsabilla dan Salsabila Salwa Jaisa
SERAMBINEWS.COM - Jika berkunjung ke Dayah Oemar Diyan (OD) Indrapuri Aceh Besar, Anda akan melihat anak-anak “berkicau” dengan bahasa Arab atau Inggris. Di tangan mereka, terutama santri baru, pasti ada Kamus Ma’hadi.
Kamus Ma’hadi yang berpenampilan simpel dan praktis adalah karya besar dari Heri Gusnadi AS, guru Dayah Modern Oemar Diyan asal Jambi, dan sudah menjadi orang Aceh.
Heri Gusnadi awalnya adalah seorang santri dari Gontor Diponorogo yang hanya berniat menuntaskan kewajibannya sebagai guru pengabdian di Dayah OD, namun berakhir menjadi penulis yang mengabdikan dirinya sepenuh hati di Pesantren Modern Tgk. Chiek Oemar Diyan.
Oemar Diyan adalah pesantren favorite bagi kalangan yang ingin terampil berbahasa asing sambil belajar formal dan agama. Pesantren ini setiap tahunnya melahirkan santri-santri bilingual yang bisa berbahasa Arab dan Inggris.
“Amal jariyah Heri Gusnadi melalui Kamus Ma’hadi sungguh luar biasa. Melalui kamus ini anak-anak terampil berbahasa asing. Hari ini saya dapat berjabat tangan dengan beliau,” papar Hasan Basri M Nur PhD dalam orasi berjudul “Apa yang Kau Cari di Oemar Diyan” mewakili wali santri pada wisuda tahun 2025 beberapa waktu lalu.
Baca juga: 5 Fakta Mahasiswi Kedokteran di Medan Jadi Pelakor, Istri Sah Kirim Papan Bunga, Suami Kena Mental
Anak Jambi
Heri Gusnadi AS lahir di Kabupaten Kerinci, Jambi, pada 21 Agustus 1977. Nama “AS” di belakang namanya merupakan singkatan dari nama kedua orang tuanya—huruf “A” dari ayah, dan “S” dari ibu.
Masa kecilnya dihabiskan di kampung halaman dengan penuh kesederhanaan. Karena pada masa itu taman kanak-kanak belum ada, beliau langsung masuk ke SD Inpres No. 39, sekolah yang didirikan berdasarkan instruksi Presiden Soeharto.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Heri Gusnadi AS memutuskan untuk merantau ke Pulau Jawa demi menuntut ilmu.
Ia sempat menimba ilmu di pesantren Babussalam, Dolopo Ponorogo, sebelum akhirnya lulus tes masuk Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 1991. Di pesantren inilah semangat belajarnya ditempa dan kecintaannya terhadap bahasa mulai tumbuh.
Tamat dari Gontor, pada tahun 1998, Heri memilih mengabdi ke Aceh, tepatnya di Pesantren Modern Tgk. Chiek Oemar Diyan. Di sela kesibukan mengajar, Heri melanjutkan studi S1 di UIN Ar-Raniry, Fakultas Tarbiyah, jurusan Bahasa Arab.
Baca juga: Begini Cerita Acha Septriasa Sempat Main Film Air Mata Mualaf
Dicetak Puluhan Kali
Penulis buku pasti memiliki mimpi agar karyanya laku, dibaca dan dicetak berulang kali. Mimpi ini ternyata berhasil digapai oleh Heri Gusnadi.
Kamus Ma’hadi karya Hari kini digunakan di berbagai pesantren di Aceh dan luar daerah. Saat ini, sudah lebih dari 20 kali cetak kamus ini. Wow, keren!
Alasan kamus ini dicetak berulang kali karena ia sangat simpel dan sesuai kebutuhan percakapan harian santri.
Ukurannya pas di genggaman, mudah dibawa. Kosa kata sangat selaras. Harga juga tak mencekik.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.