Kupi Beungoh
Virus Corona dan Teori Perebutan Super Power Dunia, Perang AS Vs China?
Novel The eyes of Darkness, secara detail menjelaskan penyakit yang menyerang tenggorokan dan paru-paru manusia ini akan menyebar ke seluruh dunia
Pada halaman 312 Novel The eyes of Darkness (1981), secara detail menjelaskan penyakit yang menyerang tenggorokan dan paru-paru manusia ini akan menyebar ke seluruh dunia. Ia datang tak terduga dan menghilang dengan cepat. Setahun kemudian penyakit tersebut akan hilang. Apakah ini hanya suatu kebetulan belaka atau saling berkaitan? Simak selengkapnya artikel ini.
Oleh: T. Murdani*)
SAYA sangat yakin bahwa ramai di antara kita ketika membaca judul opini ini akan langsung teringat kepada ‘Sunda Empire’ dengan berbagai ide konyolnya tentang tatanan dunia yang sempat viral sebelum ditangkap oleh aparat kepolisian Republik Indonesia.
Sayang sampai saat ini belum ada pihak yang mencoba menyelidiki bagaimana dan darimana sebenarnya ide ‘Sunda Empire’ ini muncul.
Kebanyakan respon kita temui adalah menertawai dan melabel secara negatif terhadap fenomena tersebut.
Saya pribadi sedikit khawatir dengan opini ini kalau-kalau nantinya saya akan dianggap bagian dari kelompok ‘Sunda Empire’.
Mengikuti perkembangan situasi di media sosial saat ini memang agak rumit.
Semua dapat viral dalam waktu hitungan menit walaupun sangat sulit membedakan antara berita yang benar dengan berita hoax.
Semua orang ingin melakukan sesuatu, walaupun lupa berfikir kalau sesuatu itu layak dibagikan atau benar bukan hoax, tanpa menverifikasi terlebih dahulu.
Kondisi medsos ini mewarnai kekacauan dan kegaduhan tersendiri dalam berbagai bidang akibat dari peyebaran informasi yang tiada batas dan tanpa saringan.
Ditambah dengan teknologi yang dapat mengedit baik gambar maupun suara sehingga seolah-olah semua seperti nyata di mata dan di telinga kita.
Di sisi lain kondisi media sosial terhadap serangan wabah corona menjadi sebuah ujian berat bagi kepemimpinan di berbagai level dan berbagai tempat.
Kemampuan mereka untuk memimpin dan mengatur sedang dipertaruhkan.
Ini akan menjadi wahana seleksi alam secara massif dan mungkin akan menjawab teori apakah kepemimpinan itu dilahirkan (orang-orang yang memiliki kemampuan dari lahir) atau dapat dibentuk (siapa saja bisa jadi pemimpin dengan belajar).
Tidak dapat dihitung jumlah status di Facebook yang menyindir, mengkritik, dan menyarankan berbagai gagasan kepada pemerintah, bagaimana seharusnya bertindak dengan situasi yang semakin tidak menentu seperti saat ini.
Namun ketika kita amati kondisi di pemerintahan, kita akan menjadi semakin galau karena mereka seolah-olah tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan.
Tak terkecuali di Aceh, dengan kebijakan yang ada seolah-olah sebuah negeri tidak bertuan.
Tatkala Plt Gubernur Aceh belum mengambil sikap, terdapat beberapa bupati bahkan geuchik yang terlihat lebih progresif dalam melindungi daerah dan warganya.
Puncak kegalauan Pemda Aceh adalah ketika Juru Bicara Covid-19 menyatakan Pemda telah menyiapkan kuburan massal untuk menguburkan mayat-mayat korban corona.
Seruan lockdown sudah dilakukan, tetapi tidak ada solusi lebih lanjut terhadap kondisi ekonomi masyarakat bawah.
Belum ada kebijakan bagaimana orang yang keluar - masuk Aceh.
Kondisi bertambah sulit ketika semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah menjadi salah di mata rakyat yang sudah terlanjur berada pada level kekhawatiran tingkat tinggi.
Padahal kalau kita bisa bersabar dan sedikit berfikir jernih, bahwa seorang keuchik dengan perangkatnya adalah orang yang lebih memahami kondisi gampong, dari pada seorang penduduk di sebuah gampong.
Akan tetapi seorang keuchik akan sangat kesulitan bila berhadapan dengan puluhan penduduk gampong yang menuntut agar tepenuhi keinginan masing-masing.
Kondisi akan menjadi lebih komplikasi kalau tidak ada di antara penduduk gampong tersebut yang mau mengalah untuk membangun sebuah kepentingan bersama.
Kondisi yang terjadi di level yang lebih tinggi tentu saja akan sangat berbeda baik intensitas maupun tekanannya.
Tetapi seorang pemimpin tidak akan mau kehilangan marwahnya oleh tekanan-tekanan tersebut.
Mereka pasti akan melakukan sesuatu sekurang-kurangnya untuk menyelamatkan harga dirinya agar tidak dicap sebagai pemimpin yang gagal.
• Mulai Malam Ini, di Aceh Diberlakukan Jam Malam hingga Dua Bulan
• Bocah Australia Naik Yacht ke Kepulauan Banyak, Menitikkan Air Mata Ketika Tau Harus Segera Pulang
Konspirasi di Balik Corona
Beragam teori telah dikembangkan tentang munculnya virus corona, sebuah konspirasi, perang ekonomi, serangan senjata biologis dan sebagainya.
Banyak cerita di balik wabah yang sangat mematikan ini seperti prediksi dalam sebuah film Hollywood yang berjudul Contagion.
Ataupun cerita sebuah novel karangan Dean Koontz dengan judul The eyes of Darkness.
Pada halaman 312 menjelaskan secara detail bahwa penyakit itu akan menyebar ke seluruh dunia.
Penyakit tersebut akan menyerang tenggorokan dan paru-paru manusia, datang tak terduga dan menghilang dengan cepat.
Setahun kemudian penyakit tersebut akan hilang.
Apakah ini hanya suatu kebetulan belaka atau saling berkaitan?
Kita akan sangat menantikan jawabannya.
Salah satu fakta yang ada adalah virus corona muncul di tengah-tengah memanasnya perang dagang dan ekonomi antara Amerika Serikat (AS) versus Cina.
Amerika merupakan negara adikuasa yang menjadi negara super power semenjak tahun 1959, ketika Inggris kehilangan hak super powernya dalam konflik Terusan Suez, Mesir.
Selama tujuh dekade sudah AS menjadi kekuatan geopolitik global yang nyaris tidak memiliki saingan, terlebih lagi setelah Uni Soviet bubar karena kalah dengan AS dalam perang dingin selama 45 tahun.
AS mendeklarasikan dirinya sebagai polisi dunia yang punya hak mengontrol semua konflik, ekonomi, dan perkembangan teknologi dunia.
AS kerap menggunakan hak veto di PBB kalau hasilnya tidak sesuai harapan mereka.
Palestina yang seharusnya merdeka, menjadi buyar hanya karena AS menentangnya.
• Presiden Trump Kembali Tuai Polemik, Cuit Soal Virus Corona Gunakan Istilah Virus Cina
• Trump Suap Ilmuwan Demi Vaksin Corona Hanya untuk AS, Pemerintah Jerman Ngamuk
AS mulai Goyang
Posisi Amerika mulai sedikit goyang ketika Cina muncul dengan kekuatan teknologi dan ekonominya yang tidak dapat diprediksi.
Berkolaborasi dengan Rusia, Cina telah membangun kekuatan besar di belahan dunia lainnya seperti Afrika, Timur Tengah, hingga ke Australia.
Pengaruh Cina di Asia sangat kentara dalam berbagai hal dengan proyek Obornya.
Di Indonesia hampir semua penduduk merupakan pemakai produk China, mulai dari kebutuhan rumah tangga sampai teknologi.
Coba periksa HP yang ada di tangan orang-orang Indonesia, hampir semua memakai merek Cina.
Belum ada yang tahu pasti dari mana virus corona muncul, namun Wuhan merupakan kota pertama ditemukan penyakit tersebut.
Cina telah menuduh Amerika mengirim virus tersebut sebagai serangan biologis memalui personel tentaranya.
Perdebatan global tidak bisa dihindari, namun dapat dikurangi dengan mengedepankan prioritas untuk menangani korban dari virus tersebut.
Kondisi pemerintah Cina sepertinya sudah sangat siap dengan serangan penyakit ini.
Walaupun rakyat terlihat panik, namun pemerintah Cina sangat percaya diri dalam mengontrol situasi.
Hal ini dapat di simak dari beberapa vidio yang viral dimana seminggu setelah virus tersebut terjangkit, Presiden Cina mengunjungi Wuhan dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke masjid dan bertemu dengan tokoh Muslim di sana.
Ini belum lagi pembangunan Rumah Sakit Corona yang begitu besar dan modern, hanya dalam waktu 10 hari.
Seperti sudah tersusun rencana yang harus dilakukan, Wuhan melakukan lockdown selama dua bulan.
Menurut cerita mahasiswa Wuhan di Australia, pemerintah memantau pelaksanaan lockdown dengan satelit dan CCTV.
Warga yang sedang isolasi wajib melapor secara online apabila ada gejala yang menjurus pada terinfeksi corona.
Hasilnya, pada bulan Maret 2020, dengan percaya diri Cina mengumumkan telah berhasil memutuskan mata rantai penyebaran covid-19, dengan tidak ditemukannya penderita baru di negara tersebut.
Sudah bisa ditebak, langkah selanjutnya adalah Cina membagikan cerita sukses dalam menanggulangi penyebaran virus tersebut kepada negara-negara lain.
Kenyataannya, Cina tidak hanya membagikan cerita sukses tetapi juga menawarkan bantuan kepada berbagai negara untuk menanggulangi penyebaran penyakit tersebut.
Cina mengirimkan ribuan alat test corona, ADP, alat pernafasan, dan kipas angin ke berbagai negara yang membutuhkan, termasuk Italia, Iran, dan tak luput Indonesia.
• China Cabut Lockdown di Provinsi Hubei Wuhan, Wabah Virus Corona Mulai Mereda
• Sudah Menyebar ke Seluruh Dunia, Tim Medis Berhasil Bongkar Fakta Awal Kemunculan Wabah Corona Wuhan
• Kisah Inspiratif Pemuda Aceh di Wuhan Membakar Semangat Melawan Wabah Corona di Indonesia
Hal ini berbanding terbalik dengan AS di bawah pemerintahan Trump. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) belum mampu berbuat banyak untuk mengendalikan penyebaran virus berbahaya ini.
AS tidak mampu berbuat banyak terhadap Italia yang terikat dengan persaudaraan Eropa.
Sebaliknya AS, menurut laporan Guardian, menjadi negara yang tertinggi penyebaran virus tersebut, dan terpaksa harus “mengemis” bantuan pada Cina.
Kini, posisi AS sebagai penyandang super power tunggal di jagat raya mulai dipertaruhkan. Duh!
• Presiden AS Donal Trump Akui China Memiliki Pemahaman yang Hebat Tentang Virus Corona
• Donald Trump Batalkan Lockdown Kota New York, Sebut Tidak Diperlukan
Perebutan Status Super Power
Cina dengan percaya diri menawarkan berbagai bantuan kepada AS dalam menghadapi serangan virus yang sangat berbahaya ini.
Sekilas ini mungkin menjadi gambaran biasa dalam dunia kemanusiaan.
Tetapi di balik itu kita dapat melihat bahwa Cina sudah memiliki strategi yang cukup baik untuk berbicara di tingkat global.
Jika Amerika tidak memiliki langkah yang tepat dan terukur dalam menghadapi pengaruh Cina untuk mengontrol penanggulangan covid-19, maka status super power bukan hal yang mustahil akan berpindah ke tangan Cina.
Ke depan polisi dunia bisa jadi bukan lagi AS, melainkan Tiongkok.
Negara-negara yang menerima bantuan dari Cina dalam menangani wabah ini tentu akan mempertimbangkan untuk menjadi mitra Cina ke depan, baik dalam aktivitas perdagangan dan ekonomi, maupun dalam persoalan politik.
Jika ini terjadi, maka kurs mata uang dunia akan berkiblat ke Yuan.
Artinya, masyakat dunia akan mengucap bye-bye kepada USD (US Dollar).
Bagi dunia Islam ini akan menjadi sebuah pembuktian terhadap keshahihan ucapan Rasulullah “Kiamat tidak akan terjadi sampai kalian memerangi sekolompok orang yang sendalnya terbuat dari rambut, dan memerangi bangsa Turki, yang mana mereka bermata sipit, berwajah kemerah-merahan, berhidung pesek, wajah mereka berbentuk perisai yang bundar (HR Bukhari dan Muslim).
• Update Wabah Corona 27 Maret 2020: Amerika Kalahkan China dengan Jumlah Infeksi Terbanyak
Quo Vadis Indonesia?
Tentunya benturan pertama yang akan terjadi adalah konflik ekonomi; antara syariah dan komunis serta perlombaan penguasaan sumber daya alam (SDA) yang ada di Asia.
Indonesia besar kemungkinan tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi gelombang ini selain mendekatkan diri dengan calon penguasa geopolitik global yang baru ini.
Dunia perpolitikan di Indonesia diperkirakan akan menghadapi persoalan disintegrasi bangsa.
Apalagi Indonesia memang menyimpang disintegrasi ini yang merupakan warisan kepemimpinan lama. Papua (timut), Aceh (barat), Maluku (tengah) masih menyimpan potensi diistegrasi yang bisa saja dimanfaatkan untuk dipicu kembali.
Sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk Islam terbesar di dunia akan menjadi kekuatan resistant terkuat terhadap tatanan dunia baru tersebut.
Langkah antisipatif sudah sangat mendesak bagi Indonesia untuk menghindari berbagai kekacauan politik dan ekonomi paska wabah corona ini.
Mau dibawa kemana (quo vadis) Indonesia?
Kita episode demi episode pada masa recovery (pemulihan) dan paska corona yang tak terlalu lama lagi.
Semoga ummat Islam mampu melihat persoalan ini tidak hanya dalam bidang aqidah dan ibadah saja, di mana covid-19 adalah sebuah peringatan Allah terhadap keangkuhan dan kesombongan hambanya, tetapi mampu melihat lebih jauh ke depan melalui ilmu teknologi yang Allah berikan untuk kebaikan hambanya.
Dunia sedang menuju kepada titik yang sudah dengan sangat jelas diuraikan baik dalam Alquran maupun hadits Rasulullah.
Kita berharap agar umat Islam Indonesia mampu membaca arah perkembangan dan perubahan zaman sehingga tidak keliru dalam mengambil sikap, sebaliknya dapat menyusun strategi dan memiliki nilai tawar di mata super power baru. Semoga!

Canberra, 30 Maret 2020
PENULIS, T. Murdani adalah mahasiswa program Doktor dalam bidang International Development, Fakultas Art & Design, University of Canberra, Australia, mengajar pada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Email: teuku.murdani@gmail.com
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.