Kupi Beungoh
Refleksi 3 Tahun Aceh Hebat, Teladanilah Abu Bakar dan Umar Bin Abdul Aziz, Bukan Pinokio
Pelantikan mereka terbilang istimewa, karena Presiden Jokowi bersama beberapa menteri kabinet kerja ikut hadir untuk memberikan ucapan selamat.
Ia lalu menyerahkannya ke kas negara.
Semua pejabat korup dipecat.
Langkah itu dilakukan khalifah demi menyejahterakan dan memakmurkan rakyatnya.
Baginya, jabatan bukanlah alat untuk meraup kekayaan, melainkan amanah dan beban yang harus ditunaikan secara benar.
• Lumo Pijuet di Antara Program Aceh Hebat
• Pilar-pilar Pembangunan Ekonomi Aceh Hebat
Ketiga, memimpin ala Pinokio.
Dongeng yang kekal hingga saat ini yang menceritakan karakter pembohong terkenal hingga kini.
Kisah Pinokio versi asli dari Colladi lebih dari sekedar dongeng kebohongan yang terus diulang.
Dalam beberapa interpretasi, Colladi dinilai memberi kritik sarkastik tentang perlunya kepura-puraan, atau bahasa kasarnya kebohongan dalam berkomunikasi.
Di sisa 2 tahun kepemimpinan PLT Nova Iriansyah kita menunggu gebrakan melalui program spektakuler menuju Aceh Hebat.
Kita menanti program-program yang mengadopsi kepemimpinan ala Abu Bakar As Siddiq atau Khalifah Umar Bin Abdul Aziz.
Bukan kepemimpinan yang mencontoh kepada Pinokio.
Terakhir, kita berharap Aceh hebat benar benar hebat.
Di sisa 7 tahun limpahan ‘’kue otsus’’ mampu menggerakkan ketertinggalan pembangunan di provinsi Aceh. Wallahu’alam Bissawab.
*) PENULIS adalah Penikmat Kupi Sikhan, Pernah Menjadi Tim Asistensi Gubernur Aceh dan Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Pusat Irwandi-Nova pada Pilkada 2017.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.