Berita Banda Aceh
Pelayanan Perpustakaan di Aceh Masih Banyak Secara Konvensional, Ini Resikonya Jika tak Berinovasi
Layanan model ini, ujar Edi Yandra, tidak lagi disukai pemustaka dan jika tak segera dibenahi bisa-bisa perpustakaan tersebut sepi dari pengunjung.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Saifullah
Edy menyarankan, perpustakaan umum dan sekolah harus mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, baik pustakawan maupun tenaga teknis perpustakaannya.
Baca juga: Santri Mahad Tahfizh Mazhahirul Quran Kembali Syahadahkan 30 Juz Bilghaib
Baca juga: Dukung Rencana Budidaya Udang Vaname, Dinas PU Aceh Singkil Targetkan Perubahan RTRW
Baca juga: Jaksa Agung Lebanon Perintahkan Penangkapan Spekulan Mata Uang Asing
“SDM pengelola perpusatakaan umum dan sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan,” kata Edi.
Ia juga menyebutkan, bahwa penyediaan buku dan e-book sesuai dengan kriteria dan kebutuhan pemustaka di Aceh telah mulai dilakukan oleh DPKA sejak Desember 2018, meskipun anggaran yang teralokasi untuk itu masih terbatas.
“Namun, sangat diperlukan sinergitas dan kerja sama dengan berbagai pihak untuk dapat dengan cepat memenuhi kebutuhan buku dan e-book bagi semua lapisan masyarakat di Aceh,” ujar Edi.
Dalam sambutannya, Edi juga menyinggung tentang minat baca. Menurutnya, dalam mengampanyekan dan meningkatkan minat dan budaya baca secara masif dan besar-besaran di provinsi ini perlu adanya strategi-strategi dalam menumbuhkan minat baca.
Pemerintah Aceh, lanjut Edi, menaruh perhatian besar terhadap upaya peningkatan minat dan budaya baca ini sebagai bagian dari peningkatan kualitas literasi di Aceh.
Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Kembali Jadi Sorotan, Perintahkan Tembak Mati Pemberontak Komunis
Baca juga: Tolak Perbup Tapal Batas, Puluhan Keuchik Geruduk Kantor Bupati, Kembalikan Stempel Desa ke Pemkab
Baca juga: Disnakermobduk Aceh Serahkan 100 Tenaga Magang ke 20 Perusahaan, Uang Saku APBN Rp 1 Juta Per Bulan
“Hal ini menunjukkan bahwa pemeirntah serius dalam meningkatkan minat baca masayarakat agar tergerak untuk ikut serta dalam upaya menggalakan minat dan budaya baca di tempatnya masing-masing,” demikian Edi Yandra.
Sebelumnya, Ketua Panitia Diklat Penerapan Aplikasi Inlislite, Zulkifli, MPd menyampaikan, bahwa bimtek tersebut bertujuan untuk mendukung terwujudnya penyelenggara perpusatakaan yang berbasis teknologi informatika dan komunikasi (TIK) di Aceh.
“Tujuan lainnya adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan layanan prima perpustakaan sehingga pemustaka, peserta didik, dan tenaga kependidikan dapat terlayani dengan baik,” kata Kepala Bidang Layanan Perpustakaan DPKA ini.
Untuk membekali para peserta, pihaknya mengundang pemateri yang sangat menguasai aplikasi Inlislite dari Jakarta, yakni Muhammad Ilyas Dalimar, SKom.(*)