Hasil Survei SMRC: Pemilih Jokowi Lebih Bersedia Divaksin Dibandingkan Pemilih Prabowo
Dirilis pada Senin, (29/3/2021), hasil survei itu menunjukkan sebanyak 71 pemilih Jokowi bersedia divaksin.
SERAMBINEWS.COM - Pemilih Presiden Joko Widodo dalam pilpres 2019 lebih bersedia disuntik vaksin Covid-19 dibandingkan dengan pemilih Prabowo Subianto.
Hal itu berdasarkan hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pada Senin, (29/3/2021), hasil survei itu menunjukkan sebanyak 71 pemilih Jokowi bersedia divaksin.
Sementara itu, jumlah pemilih Prabowo yang bersedia disuntik vaksin hanya 46 persen.
Hal ini dikatakan oleh Direktur Riset SMRC Deni Irvani, Senin (23/3/2021).
Baca juga: Malaysia Bayar Rp 1,1 Triliun kepada Singapura, Kompensasi Pembatalan Proyek yang Digagas Najib
Baca juga: Tanggapi Penangkapan Teroris di Bekasi dan Condet, Denny Siregar Sebut FPI Tempat Pembibitan Teroris
Mayoritas masyarakat bersedia divaksin dengan vaksin AstraZeneca
Deni Irvani mengungkapkan mayoritas masyarakat bersedia untuk disuntik vaksin AstraZeneca meskipun Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa vaksin tersebut haram.
"Ada sekitar 38 persen warga secara nasional yang tahu Vaksin AstraZeneca-Oxford. Dari yang tahu, 55 persen pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan. Dan dari yang pernah mendengar pernyataan MUI tersebut, sekitar 53 persen bersedia divaksin dengan AstraZeneca-Oxford, 34 persen tidak bersedia, dan 14 persen tidak menjawab," kata Deni Irvani.

SMRC menyatakan minat warga untuk melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca-Oxford ini (53 persen) relatif lebih rendah dibanding minat terhadap vaksinasi secara umum (62 persen).
Namun mayoritas warga masih bersedia divaksin AstraZeneca.
Khusus warga muslim, survei menunjukkan ada sekitar 36 persen warga muslim yang tahu Vaksin AstraZeneca-Oxford.
Dari yang tahu, 53 persen pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan.
"Dan dari yang pernah mendengar MUI menyatakan haram, yang bersedia divaksin dengan AstraZeneca-Oxford 52 persen, 40 persen tidak bersedia, dan 8 persen tidak menjawab," ucapnya.
SMRC menggelar survei lewat metode wawancara tatap muka pada 23-26 Maret 2021 kepada 1.401 responden yang dipilih secara acak.
Margin of error survei diperkirakan sekitar 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Baca juga: TKI Aceh di Malaysia Sakit dan Tinggal di Barak Teman, Tim Haji Uma Bantu Pengobatan dan Pemulangan
Baca juga: Deretan Obat Alami yang Ampuh untuk Berbagai Penyakit: Bawang Putih, Madu, Kunyit hingga Peppermint
Jubir Wapres: Vaksin AstraZeneca boleh digunakan