Kisah Pilu Kakak Beradik Jadi Yatim Piatu, Ditinggal Ayah dan Ibu Selamanya Karena Covid-19

Pasca kejadian tersebut, dia memastikan kedua anak tersebut bakal menerima bantuan dari Pemerintah Desa Plawikan.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
Kepala Desa Plawikan bersama Alif Mukhamad Qomarudin (13) dan Dyah Nur Rachmawati (23), dua warganya yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya terpapar Covid-19. 

Tiga orang anak yang menjadi yatim piatu akibat Covid-19 di Kota Solo, kini mendapat perhatian dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Ketiga anak itu adalah Early Oryza Nesta Sarjono (16), Efelyn Dora Lifinia (14), dan Rio Andreas Steny (12).

Mereka kini tinggal bersama paman dan bibinya di Kampung Jegon RT 03 RW 02, Kelurahan Pajang, Laweyan. 

Gibran mengungkapkan bahwa dirinya akan memberikan bantuan biaya agar ketiganya dapat bersekolah hingga selesai.

"Yang terpenting ketiganya bisa sekolah hingga selesai," katanya pada Rabu (28/7/2021).

Mengenai bantuan kepada tiga anak tersebut, Gibran mengutus sendiri ajudannya untuk memastikan mengenai ketiga anak itu, dan mendata langsung kebutuhannya.

"Sekarang mereka tinggal di rumah paman yang beralamatkan di Kelurahan Pajang, dan saya sudah mengonfirmasi ke lurahnya," ujarnya.

Menurut Lurah Pajang, Priadi, pihaknya sudah menerima instruksi dari Gibran untuk memerhatikan ketiga anak tersebut.

"Kami juga membantu ketiga anak itu, dari proses pemindahan catatan sipil dari sebelumnya di Kampung Tipes, Kelurahan Serengan dan kini dipindahkan ke Kelurahan Pajang," jelasnya.

"Agar sama dengan alamat domisili paman dan bibinya," terangnya.

Kepada TribunSolo.com ketiga anak tersebut mengakui telah dijanjikan bantuan berupa uang saku untuk sekolah dan biaya pendidikan.

"Kemarin dari ajudan sudah disuruh untuk buka rekening BNI dan nanti uangnya akan ditransfer lewat situ," kata Efelyn Dora, sang putri kedua.

Indahnya Toleransi

Meski sang paman dan bibi beragama Islam, mereka tetap diterima dengan baik dan bisa menjalankan keyakinan dan cita-cita mereka.

Hal itu diungkapkan oleh Efelyn Dora (14), kepada TribunSolo.com pada Rabu (28/7/2021).

"Saya mendapat amanah dari ayah sebelum meninggal untuk dapat menjadi pelayan gereja," katanya.

Efelyn yang bercita-cita menjadi pemusik juga mendapat dukungan dari paman dan bibinya untuk meneruskan karir.

"Saya mendapat dukungan dari keluarga dan juga kerabat lainnya," terangnya.

Meski berbeda agama dengan keluarga paman dan bibinya tempat dia dan saudaranya tinggal saat ini, Efelyn diberi kebebasan untuk menjalankan apa yang diyakini.

"Saya tetap beribadah seperti biasa, namun karena ini pandemi terpaksa melalui zoom," jelasnya.

Paman dan bibinya sendiri bernama Suroso dan Hardjanti.

"Ibu Hardjanti itu bude saya atau kakak dari bapak," ungkapnya. (*)

Baca juga: Brasil vs Spanyol Duel Panas Final Sepak Bola Olimpiade Tokyo 2021, Berikut Jadwal Siaran Langsung

Baca juga: Cara Menyembuhkan Sakit Pinggang tanpa Perlu Operasi

Baca juga: Pria Ini Gagal Mendapatkan Uang, Mobil dan Rumah dari Juragan Durian, Hanya karena Terlalu Tampan

TribunSolo.com dengan judul Kisah Pilu Anak di Klaten, Jadi Yatim Piatu: Orang Tua Meninggal karena Covid-19

BACA BERITA COVID-19 LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved