Virus Marburg
Virus Marburg Mematikan Muncul di Afrika, WHO Keluarkan Peringatan Berbahaya: Fatalitas Kasus Tinggi
Pada 3 Agustus, hasil mengonfirmasi sampel positif untuk penyakit virus Marburg dan negatif untuk penyakit virus ebola.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Virus Marburg terjadi secara bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman, dan di Beograd, Serbia, pada tahun 1967, yang menjadi awal penyakit tersebut.
Wabah ini muncul saat pekerjaan laboratorium menggunakan monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) yang didatangkan dari Uganda.

Selanjutnya, kasus telah dilaporkan di Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.
Pada tahun 2008, dua kasus dilaporkan pada wisatawan yang mengunjungi gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus di Uganda.
Penularan
Awalnya, infeksi virus Marburg pada manusia terjadi akibat kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus.
Rousettus aegyptiacus merupakan kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae, dianggap sebagai inang alami virus Marburg.
Virus Marburg menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung (melalui kulit yang terluka atau selaput lendir).
Kemudian melalui darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi, dan dengan permukaan dan bahan (misalnya tempat tidur, pakaian) yang terkontaminasi dengan cairan ini.
Baca juga: Partai Republik AS Tuduh China Simpan Virus Corona di Gua Provinsi Yunnan, Sebelum Meledak di Wuhan
Petugas kesehatan sering terinfeksi saat merawat pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi virus Marburg.
Hal ini terjadi melalui kontak dekat dengan pasien ketika tindakan pencegahan pengendalian infeksi tidak dilakukan secara ketat.
Penularan melalui peralatan injeksi yang terkontaminasi atau melalui luka tusukan jarum dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah, kerusakan yang cepat, dan, mungkin, tingkat kematian yang lebih tinggi.
Upacara pemakaman yang melibatkan kontak langsung dengan tubuh almarhum juga dapat berkontribusi dalam transmisi Marburg.
Orang tetap menular selama darah mereka mengandung virus. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca Juga Lainnya:
Baca juga: Tak Peduli Ancaman Kim Jong Un, Korea Selatan Tetap Gelar Latihan Militer dengan AS
Baca juga: Nova Diisukan Diperiksa KPK, Kepala BPPA Membantah, Almuniza: Tak Ada Agenda Gubernur di Jakarta
Baca juga: Mengenal Apa Itu Cibophobia Atau Fobia Makanan, Kenali Jenis, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya