Opini
Anies, Pilpres, dan Restu Aceh
Pemugaran makam Sultan Aceh terakhir, Sultan Alaidin Muhamamd Daud Syah, selesai dilakukan
Kini, ingatan kolektif mengenai Sultan yang tak pernah menyerah itu makna simboliknya ada di makamnya di Rawamangun yang sudah dipugar oleh Anies Baswedan, Gubernur Jakarta.
Dalam sambutan yang dapat kita baca di lini masa Facebooknya, Anies menulis,“ Di dalam makam ini bersemayam tokoh yang luar biasa.
Beliau teguh memegang prinsip.
Inilah pejuang yang membangkitkan gelombang kebangkitan.
Namanya terpatri dengan tinta emas sejarah bangsa.
Mencari restu Aceh
Dalam konteks Pilpres yang sebentar lagi tiba, Anies seperti mendapat anugerah politik karena di wilayah yang dia pimpin terbujur sosok simbol tertinggi dalam sejarah panjang Aceh.
Kemewahan tersebut yang tidak didapatkan oleh Ganjar Pranowo yang juga memainkan politik simbol kepada pahlawan Aceh lainnya Pocut Meurah Intan yang dimakamkan di Semarang.
Tentu saja, atensi yang didapat oleh Ganjar–yang dalam beberapa survei merupakan kompetitor bagi Anies untuk Pilpres mendatang–tidak sebesar yang didapati oleh Anies Baswedan.
Lalu, apa yang didapat oleh Anies dengan mensponsori pemugaran makam Sultan Aceh itu dalam agenda politiknya di kemudian hari.
Kita bisa mereka-reka bahwa ini sebagai bentuk Anies meminta restu dari Aceh, sebagaimana sukarno melakukannya tempo dulu.
Sukarno berhasil mendapatkan restu Aceh itu.
Sejarah menuliskan hal tersebut dengan detail.
Lalu, apakah Anies akan mendapatkan nasib baik yang serupa? Jawaban yang dapat kita berikan: zaman telah berubah.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo-Ganjar Bersaing Ketat, Anies Tempel Terus
Baca juga: Pugar Makam Sultan Aceh,Terima Kasih Pak Anies
Baca juga: Gubernur Anies dan Ungkapan Terima Kasihnya untuk Masyarakat Aceh