Jurnalisme Warga
Merindukan Cita Rasa Kuliner Aceh di Betawi
Lokasi yang dikunjungi, tokoh-tokoh yang ditemui, aktivitas yang dijalani, hingga kuliner yang dicicipi, semuanya masih terbayang-bayang

Ketika dihidangkan saya mendapat bagian sirip dari ikan pari tersebut.
Baca juga: “Koetardja The Keude Kupi” Lengkapi Selera Kuliner Aceh di Jakarta
Betapa lembutnya daging dan tulang rawan ikan pari panggang ini.
Saat mengunyahnya seolah saya sedang makan daging kepiting.
Tekstur dagingnya yang tipis semakin membuat lidah saya bergoyang saat menikmatinya.
Satu lagi yang belum saya temukan di Jakarta, yakni hidangan daging ikan hiu.
Saya menemukan hidangan ini di Rumah Makan Trienggadeng yang berlokasi di Lamdingin, Kuta Alam, Banda Aceh.
Memang, rumah makan ini setahu saya menyediakan makanan khas Aceh, khususnya dari daerah Pidie.
Namun, saya tak menyangka ada hidangan daging ikan hiu juga di sana.
Jika dilihat, memang tampak seperti daging ikan pada umumnya.
Baca juga: Ragam Kuliner Aceh Selatan. Menikmati Kesegaran Jus Nipah di Tuan Tapa
Kita baru dapat mengenali bahwa hidangan tersebut daging hiu setelah kita cicipi tekstur dagingnya.
Bentuk dagingnya memang padat, akan tetapi ketika dipotong daging tersebut menjadi lembut.
Benar- benar saya seperti makan daging ikan pada umumnya.
Hingga akhirnya, hidangan yang saya cicipi sebelum kembali ke Jakarta adalah ayam Kayee Lheue di Rumah Makan Kak Ni yang berlokasi di Ateuk Mon Panah, Simpang Tiga, Kayee Lheue, Aceh Besar.
Hidangan ayam Kayee Lheue memang terlihat seperti ayam goreng biasa.
Namun, ayam di warung model 'jambo bak bineh blang' (pondok di tepi sawah) ini menggunakan ayam kampung asli yang masih dara dan dibaluri bumbu-bumbu, termasuk daun kari dan cabai hijau, yang memunculkan aroma sedap sebelum digoreng.