Salam

Swedia “Menantang” Dunia

Dunia betul-betul dikejutkan oleh pengumuman Pemerintah Swedia yang mengatakan pandemi berakhir di negaranya

Editor: bakri
AFP/Jonathan Nackstrand
Swedia 

Negara ini menggunakan mata uang Swedish Kronor.

Persoalan anggaran menjadi alasan utama yang melatari keputusan “nekat” negara itu.

“Jika kami melakukan pengujian ekstensif yang disesuaikan dengan semua orang yang memiliki Covid-19, itu berarti setengah miliar kronor per minggu (sekitar 55 juta dollar AS setara Rp 788 miliar) dan 2 miliar per bulan (220 juta dollar AS setara Rp 3,1 triliun),” tambah Tegmark Wisell.

Pada 2021, wilayah Stockholm (ibu kota negara) yang hanya berpenduduk 975 ribu jiwa saja menghabiskan setara dengan lebih dari 320 juta dollar AS (Rp 4,5 triliun) untuk tes PCR,.

Baca juga: Ratusan Ribu Warga Swedia Diyakini Kehilangan Indra Penciuman Gara-gara Terjangkit Covid-19

Jumlah uang yang menurut pemerintah dapat dihabiskan dengan lebih baik untuk kepentingan lain.

Merasa beban negara terlalu berat, maka kini Pemerintah Swedia hanya memberi tes PCR gratis kepada petugas kesehatan dan lansia menunjukkan gejala.

Sedangkan populasi lainnya hanya akan diminta untuk tinggal di rumah jika menunjukkan gejala yang bisa jadi Covid-19.

Tes antigen sudah tersedia untuk dibeli di supermarket dan apotek, tetapi hasilnya tidak dilaporkan ke otoritas kesehatan.

Penyedia layanan kesehatan swasta juga dapat melakukan tes dan menawarkan bukti Covid-19 untuk perjalanan internasional, tetapi biayanya tidak akan diganti oleh negara atau asuransi kesehatan.

Tingkat vaksinasi yang tinggi di Swedia menjadi alasan penting bagi pemerintah negara itu untuk menyatakan pandemi berakhir.

Satu studi akhir 2020 yang dirilis Selasa (8/2/2022) menunjukkan antibodi ditemukan dalam 85 persen sampel.

Baca juga: China Cabut Peritel Mode Swedia H&M dari Daftar Pemesanan dan Pencarian di Online

Seorang dosen klinis senior di University of Exeter Medical School Inggris, mengatakan bahwa dengan persentase besar orang yang divaksinasi, “populasi yang terinformasi, terdidik, dan berpengetahuan” dapat dipercaya untuk mengisolasi jika mereka menunjukkan gejala, tanpa perlu "pengujian grosir yang tidak akan menghasilkan uang.

" Ia bahkan memprediksi, “Swedia memimpin, dan negara-negara lain pasti akan mengikuti.

Pemerintah Swedia kini tak sibuk lagi mengurusi tetek bengek terkait Covid-19.

Mereka kini hanya menerapkan pengaturan sensitif seperti rumah sakit, panti jompo, dan tempat sensitif lainnya di mana ada orang yang sangat rentan.

Nah, bagaimana negara kita yang tingkat vaksinasinya lebih setingi Swedia?

Baca juga: Swedia Prioritaskan Panti Jompo Sebagai Penerima Pertama Vaksin Covid-19

Baca juga: Cara Santai Swedia Tangani Virus Corona Ternyata Manjur Meski Tidak Lockdown, Kini Banyak Dipuji

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved