Konflik Rusia vs Ukraina

Dua Mahasiswa Aceh Berada di Ukraina, Gubernur Doakan Keselamatan

Dua mahasiswa Aceh dikabarkan berada di Ukraina, negeri yang saat ini sedang berkecamuk perang akibat invasi Rusia

Editor: bakri
FOR SERAMBI MAHASISWA ACEH
Dua mahasiswa Aceh yang berada di Ukraina, Arif Fazilla (kiri) dan Muhammad Fata (kanan) dalam pertemuan zoom meeting yang difasilitasi Forum Mahasiswa Aceh Dunia (Formad), Kamis (3/3/2022). 

JAKARTA - Dua mahasiswa Aceh dikabarkan berada di Ukraina, negeri yang saat ini sedang berkecamuk perang akibat invasi Rusia.

Satu dari mahasiswa itu telah berhasil dievakuasi ke Romania, dan seorang lagi masih di Ukraina, di sebuah daerah yang berbatasan dengan Polandia.

Informasi ini diketahui saat keduanya ikut dalam pertemuan virtual melalui zoom meeting yang difasilitasi Forum Mahasiswa Aceh Dunia (Formad), Kamis (3/3/2022).

Seorang pria berjalan di depan sebuah bangunan apartemen yang rusak akibat serangan pasukan Rusia di Kota Chernihiv,  Ukraina Utara, Jumat (4/3/2022).
Seorang pria berjalan di depan sebuah bangunan apartemen yang rusak akibat serangan pasukan Rusia di Kota Chernihiv, Ukraina Utara, Jumat (4/3/2022). (AFP/DIMITAR DILKOFF)

Kedua mahasisiswa tersebut adalah Arif Fazilla asal Gampong Rambong, Beurenuen, Kabupaten Pidie, dan Muhammad Fata asal Kabupaten Nagan Raya.

Dipandu Ketua Formad, Andri Munazar, pertemuan zoom meeting itu juga diikuti Ketua Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM), Surya Darma, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, dan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

Dalam pertemuan itu, Arif mengaku sudah berada di Romania, bersama-sama dengan beberapa warga negara Indonesia lainnya yang dievakuasi oleh Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Sedangkan Muhammad Fata tetap berada di Ukraina, tepatnya di Ivano, sebuah daerah yang berbatasan dengan Polandia dan jauh dari Kiev, ibu kota negara Ukraina yang sedang digempur Rusia.

Andri Munazar menyebutkan, Arif baru sebulan di Ukraina melanjutkan pendidikan specialist Radiologist.

Baca juga: Presiden Ukraina Sesalkan Dukungan AS Datang Terlambat, Ini Alasannya

Baca juga: Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (I): Denazifikasi dan Demiliterisasi Ukraina

Sebelumnya ia mengikuti school medical di Rusia.

Sementara Muhammad Fata bekerja sebagai guru tahfiz di salah satu rumah sekolah Islam di Ivano, Ukraina, dan telah berjalan selama 6 bulan.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina mendapat serangan dari pasukan Rusia dan sempat terjadi kebakaran hebat sebelum berhasil dipadamkan pada Jumat (4/3/2022).
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina mendapat serangan dari pasukan Rusia dan sempat terjadi kebakaran hebat sebelum berhasil dipadamkan pada Jumat (4/3/2022). (AFP/Zaporizhzhia NPP / ESN)

Keputusan untuk tetap tinggal di Ivano diambil oleh Fata karena asrama yang ditinggalinya merupakan tempat yang aman.

Karena terletak cukup jauh dari ibu kota Kiev, sekitar 14 jam perjalanan, dan lebih dekat ke Polandia, sekitar 4 jam perjalanan.

Asrama sekolah tempat Fata mengajar dijadikan tempat mengungsi bagi murid dan 70 warga muslim lainnya dari Kiev.

Kata Fata, jika kondisi tidak aman, maka mereka akan ke Polandia.

Fata berharap agar konflik Rusia-Ukraina cepat berakhir.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved