Konflik Rusia vs Ukraina
Dua Mahasiswa Aceh Berada di Ukraina, Gubernur Doakan Keselamatan
Dua mahasiswa Aceh dikabarkan berada di Ukraina, negeri yang saat ini sedang berkecamuk perang akibat invasi Rusia
JAKARTA - Dua mahasiswa Aceh dikabarkan berada di Ukraina, negeri yang saat ini sedang berkecamuk perang akibat invasi Rusia.
Satu dari mahasiswa itu telah berhasil dievakuasi ke Romania, dan seorang lagi masih di Ukraina, di sebuah daerah yang berbatasan dengan Polandia.
Informasi ini diketahui saat keduanya ikut dalam pertemuan virtual melalui zoom meeting yang difasilitasi Forum Mahasiswa Aceh Dunia (Formad), Kamis (3/3/2022).

Kedua mahasisiswa tersebut adalah Arif Fazilla asal Gampong Rambong, Beurenuen, Kabupaten Pidie, dan Muhammad Fata asal Kabupaten Nagan Raya.
Dipandu Ketua Formad, Andri Munazar, pertemuan zoom meeting itu juga diikuti Ketua Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM), Surya Darma, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, dan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Dalam pertemuan itu, Arif mengaku sudah berada di Romania, bersama-sama dengan beberapa warga negara Indonesia lainnya yang dievakuasi oleh Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Sedangkan Muhammad Fata tetap berada di Ukraina, tepatnya di Ivano, sebuah daerah yang berbatasan dengan Polandia dan jauh dari Kiev, ibu kota negara Ukraina yang sedang digempur Rusia.
Andri Munazar menyebutkan, Arif baru sebulan di Ukraina melanjutkan pendidikan specialist Radiologist.
Baca juga: Presiden Ukraina Sesalkan Dukungan AS Datang Terlambat, Ini Alasannya
Baca juga: Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (I): Denazifikasi dan Demiliterisasi Ukraina
Sebelumnya ia mengikuti school medical di Rusia.
Sementara Muhammad Fata bekerja sebagai guru tahfiz di salah satu rumah sekolah Islam di Ivano, Ukraina, dan telah berjalan selama 6 bulan.

Keputusan untuk tetap tinggal di Ivano diambil oleh Fata karena asrama yang ditinggalinya merupakan tempat yang aman.
Karena terletak cukup jauh dari ibu kota Kiev, sekitar 14 jam perjalanan, dan lebih dekat ke Polandia, sekitar 4 jam perjalanan.
Asrama sekolah tempat Fata mengajar dijadikan tempat mengungsi bagi murid dan 70 warga muslim lainnya dari Kiev.
Kata Fata, jika kondisi tidak aman, maka mereka akan ke Polandia.
Fata berharap agar konflik Rusia-Ukraina cepat berakhir.