Kupi Beungoh

Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (XV) - Kinzhal, Mie Razali, Canai Mamak, dan Stringer

Perang di sebuah kawasan nun jauh ribuan mil di tepi Laut hitam di sana. Namun berpengaruh tidak hanya terhadap Mie Razali, atau Canai Mamak di Aceh

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Tujuan eskspor negara itu pun sangat jelas.

Rusia bersama dengan Ukraina sebelum perang umumnya mengekspor 60 persen gandumnya ke Mesir, Bangadesh, dan Iran.

Selebihnya gandum ekspor kedua negara itu dijual ke Tunisia, Libanon, Yaman, Libya dan Pakistan.

Gandum dari manakah yang dimakan oleh penduduk Indonesia, semisal pelanggan Mie Razali, ataupun Canai Mamak di Banda Aceh?

Indonesia adalah salah satu negara yang gandumnya juga sangat tergantung kepada tanah Ukraina.

Gandum yang dikonsumsi di Indonesia bersumber utama dari Australia adalah 41,09 persen 4,42 juta ton, dan dari Ukraina sebesar 25,68 persen 2,76 juta ton.

Selebihnya gandum Indonesia diimpor dari Kanada dan beberapa negara lainnya.

Kini, impor gandum dunia terganggu dengan dua sebab, yang berhubungan paling kurang dengan dua jenis mesin pembunuh dalam perang Ukraina-Rusia.

Dua penyebab itu missil super canggih Rusia Kh-47M2 Kinzhal, dan rudal canggih pemburu helikopter dan pesawat made in AS, F 92-Stringer.

Gandum Ukraina yang selama ini menempati peringkat lima ekspor dunia, kini dipastikan tidak dapat diproduksi karena perang yang sedang terjadi.

Selanjutnya gandum Rusia yang mungkin berlebih, namun nyaris tak ada kapal kargo yang akan datang ke bebagai pelabuhan Rusia.

Sebabnya?

Apalagi kalau bukan sanksi ekonomi global yang diprakarsai AS mulai diterapkan, bahkan semakin lebih ketat dari sebelumnya.

Apakah harga gandum hanya terancam dari alpanya produksi di Ukraina?

Apakah ancaman itu juga akibat tertimbunnya gandum Rusia di berbagai silo-gudang penampung, tidak dapat diekspor karena hukuman sanksi ekonomi, sehingga hanya sedikit yang akan membelinya?

Tidak, masih ada dua komponen lagi yang sedang mengancam dan bahkan tengah merusak, yakni pupuk, dan harga bahan bakar.

Kini, keberadaan Rusia sebagai pengekspor pupuk Urea dan bahan baku Phosfat dan Kalium juga sedang akan berhenti. 

Ukraina juga merupakan salah sumber utama pupuk kalium terbesar di dunia.

Rusia adalah exportir tebesar Urea dunia, dengan jumlah ekspor pada tahun 2019 hampir mencapai 7 juta metrik ton, dengan negara penerima Brazil, Kazakhstan, Azerbaijan,  Moldova, India, dan Peru.

Selain Urea, Rusia juga mempunyai Kalium, di mana kebutuhan 96 persen pupuk ini di AS berasal dari Rusia.

Sementara itu tidak kurang dari 18 negara dan kawasan juga mengimpor pupuk kalium dari Rusia, mulai dari Uni Eropa, China, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, dan lain-lain.

Bagimana dengan Fosfat?

Rusia juga pengekspor no 3 Fosfat dunia, setelah Vietnam dan Kazakhstan .

Fosfat Rusia dan Maroko umumnya dibeli oleh Uni Eropa, AS, Mexico, Belanda, Filipina, dan Malaysia, Korea, dan Mesir. 

Untuk diketahui dengan komponen terbesar ekspor Urea, Fosfat, dan Kalium yang menjadi bahan baku utama NPK, dapatlah dibayangkan tergangguya produksi pertanian, tidak hanya gandum, akan tetapi seluruh produk pertanian lainya.

Hal yang juga sangat mengancam ketersediaan dan pasokan gandum, dan bahkan juga komoditi pertanian lainnya adalah bahan bakar minyak dan gas, yang umumnya digunakan untuk berbagai mesin pertanian, mulai dari persiapan lahan, perawatan, panen, dan pascapanen.

Kenaikan harga minyak bumi yang saat ini telah menembus di atas harga 100 dolar perbarel, dan terindikasi akan terus naik untuk bulan-bulan mendatang.

Baca juga: Uni Eropa Tolak Beli Gas Rusia dengan Rubel, Jerman Mulai Cari Pemasok dari Timur Tengah

Seperti diketahui Rusia yang sanksi ekonominya hari ini sangat terasa adalah produsen minyak bumi terbesar kedua setelah Saudi Arabia.

Kini, jelas terlihat, paling kurang empat komponen dasar penentu harga gandum, dan bahkan komoditi pertanian lainnya sedang dalam proses yang terus berkembang ke arah yang tidak baik akibat perang Ukraina -Rusia.

Lahan yang terbengkalai di Ukraina, gandum yang menumpuk di gudang di seluruh dunia, harga pupuk yang mulai naik lebih dari 100 persen, dan harga minyak bumi yang terus meroket.

Dan semua itu berujung kepada ancaman “input mulut”, seperti gandum dan yang lainnya.

Evaluasi sementara perang Rusia nampaknya tidak terjadi seperti skenario seperti yang diduga banyak pihak.

Blitzkerg -serbuan besar dan kuat Rusia ke Ukraina yang awalnya dihitung dalam jangka waktu harian, kini telah memasuki satu bulan.

Ukraina yang awalnya dianggap “ayam sayur” menghadapi “beruang” Rusia, ternyata juga lumayan tangguh, paling kurang sampai dengan hari ini.

Dengan mesin perang yang luar biasa, Rusia yang menguasai satu kota Kherson di bagian selatan Ukraina, kini sedang dipukul mundur oleh Ukraina, dan besar kemungkinan akan diambil kembali oleh Ukraina.

Saat ini Rusia sedang berjuang keras untuk mengambil Mariupol juga di bagian Selatan.

Kawasan lain, dan ibu Kota Kiev juga sekarang sedang menjadi lautan tembakan, dengan perlawanan tentara dan rakyat Ukraina yang tidak dapat dianggap remeh.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Rusia pasti tidak akan mau dipermalukan.

Dalam beberapa yang lalu Rusia mulai menggunakan alat perang canggih.

Seminggu yang lalu Rusia telah melepas 2 tembakan rudal Kh-47M2 Kinzhal yang disebut mempunyai kecepatan hipersonik lebih dari 5.600 kilometer per jam.

Rudal ini dapat diubah-diubah arah dalam kendali penerbangan, dan hampir tidak mungkin untuk dicegat , walaupun dengan kecanggihan teknologi AS dan NATO sekalipun, paling kurang untuk saat ini. 

Kinzhal di kalangan pengamat senjata diberi gelar dengan “dagger’, belati solid yang tajam dan berbobot.

Dikabarkan dua gudang Ukraina yang berisi berbagai alat perang Ukraina dan juga depo bahan bakar terbesarnya telah hancur akibat hantaman rudal Kh-47M2 Kinzhal Rusia ini.

Pasti masih banyak yang telah siap untuk diluncurkan.

Namun alat perang canggih hanya salah satu komponen dalam perang seperti layaknya perang besar lainnya di kawasan Timur Tengah dan Afghanistan.

Apakah kekuatan Ukraina akan diam, dan AS bersama sekutunya akan tidur?

Ini juga sesuatu yang mustahil akan terjadi.

Berbagai alat perang kini sedang dikirim, dan bahkan dalam nilai hampir mencapai 1 miliar dolar. 

Dua senjata ampuh penahan majunya tentara Rusia, peluncur roket bahu FGM-148 Javelin, dan FM-Stinger -keduanya buatan AS juga telah menunjukan keampuhannya.

Kedua peluncur roket itu adalah senjata yang telah terbukti membuat banyak tank Rusia menjadi bangkai-karena Javelin, dan sejumlah helikopter Rusia juga jatuh-karena Stinger.

Javelin, dalam perang Ukraina menurut sebuah laporan, mempunyai akurasi 93 persen terhadap sasarannya.

Kini AS dan sekutunya dipastikan akan menyuplai kedua jenis senjata sebanyak yang diperlukan, ditambah dengan berbagai senjata lainnya

Ancaman keamanan pangan global dan kenaikan harga gandum kini semakin nampak seiring dengan semakin lajunya penggunaan  rudal Kh-47M2 Kinzhal hipersonik Rusia dan  peluncur roket bahu, FGM-148 Javelin, dan  FM-Stinger di Ukraina.

Sekarang, baru saja satu bulan perang telah terasa krisis gandum dan komoditi pertanian lainnya.

Bagimana bulan depan? Bagaimana kalau setahun? Atau, bahkan tahunan?

Kini jelas Mie Razali, dan Canai Mamak Banda Aceh nampak berhubungan tidak hanya dengan perang Rusia-Ukraina, akan tetapi juga sangat erat dengan pergumulan super power-negara adikuasa dunia.

Apa mekanisme hubungan itu?

Harga gandum tinggi akan berdampak pada harga mi dan harga canai.

Jangan marah kalau harga mi dan canai naik dalam waktu yang tak lama lagi.

Mie Razali dan Canai Mamak dan semua penjual yang sejenis, dan bahkan harga gandum di toko-toko, tak lebih dari sebuah ujung rantai pasok gandum global.

Apapun yang terjadi di hulu, dalam hitungan menit segera akan berdampak ke hilir.

Jika saja ada konsumen yang marah-marah karena harga, bukan tidak mungkin akan ada cara mengingatkan mereka tentang harga gandum mahal.

Kedai Mie Razali dan Canai Mamak dapat berkreasi menambah nama baru mienya, seperti Mie Goreng Khinzal, ataupun Canai Kari Stinger.

Dengan nama itu mungkin konsumen paham, tak perlu penjelasan, dan sudah mengerti harga gandum mahal, karena perang Ukrana-Rusia masih terus berlanjut.

*) PENULIS adalah Sosiolog, Guru Besar Universitas Syiah Kuala

KUPI BEUNGOH adalah rubric opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis

BACA ARTIKEL KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved