Kupi Beungoh
Catatan Perjalanan Ramadhan - Buka Puasa di Times Square : Dari Jefferson ke Biden
Lebih dari 1,000 orang shalat Isya dilanjutkan dengan Tarawih di ibu kota keuangan dunia, New York, Amerika Serikat atau di Times Square
Dia menepati janjinya, semua korban kebakaran itu dikuburkan secara islam, mereka mendapat bantuan masa panik yang sangat baik.
Eric bersama senator Schumer dan Gubernur Koty Hochul memperjuangkan bantuan pemerintah federal untuk membantu korban untuk mendapatkan kewarnegraan AS, bantuan perumahan, dan berbagai bantuan lainnya.
Baca juga: VIDEO Kerajaan Kuala Batee, Sejarah Perang Amerika di Aceh
Segera setelah korban kebakaran yang di dominasi oleh berita media tentang “imigran gelap islam” ia membuat sebuah kebijakan yang tidak sangat biasa, terutama tentang warga asing tak berizin masuk dan tinggal di AS.
Eric merintahkan stafnya sekaligus memberi komentar keras, bahwa Pemerintah Kota New York bersikukuh untuk tidak akan pernah memberikan nama-nama korban dan keluarganya kepada pihak imigrasi AS.
Hal ini sangat penting mengingat potensi “ deportasi “-dipaksa kembali ke negeri asal, yang akan berpeluang dialami oleh korban.
Deportasi tak kenal ampun itu adalah sebuah kebijakan yang sangat keras diterapkan ketika Presiden AS Donald Trump berkuasa.
Eric adalah Wali Kota yang terpilih dari Partai Demokrat, partai yang sangat sering mendominasi pemilihan pejabat publik Kota New York.
Wali Kota yang bergaji sekitar Rp 86 juta perbulan, ia telah mengikuti acara buka puasa bersama komunitas islam di mesjid di kawasan Queen, di New York pada tahun sebelum ia terpilih.
Sekalipun Eric tidak memberikan komentar tentang buka puasa dan tarawih di tempat publik.
Staf kotapraja itu telah memberikan keterangan pers tentang dukungannya terhadap acara itu.
Ada perdebatan, baik pro maupun kontra, baik dari kalangan ummat Islam maupun non muslim terhadap acara itu.
Saya menelepon teman Aceh di New York yang sedang berbuka puasa dengan kawannya orang Bugis di sebuah sudut Manhattan tentang hal itu.
Baca juga: Benar Prof, Perang Rusia Ukraina Berdampak ke Aceh, Harga Sambai On Peugaga dan Ceundoi Pun Meroket
Saya bertanya tentang kenapa ada ummat Islam berpolemik pro kontra terhadap acara Times Square itu di media yang dibalas dengan jawaban singkat.
Ya mereka semua juga sama dengan kita di Aceh, suka berdebat, termasuk berdebat hal-hal yang tidak perlu dan bahkan mempemalukan ummat di depan publik.
“Tolong tulis seperti itu” Ia melanjutkan. Ia bahkan mengatakan “biar sebagian orang Aceh juga bangga, bahwa mereka sama saja dengan muslim bodoh di AS ini, karena suka ber debat hal-hal kecil yang mempermalukan orang Aceh dan bahkan ummat sekalipun.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/ahmad-humam-hamid-3.jpg)