Opini
Demokrasi Dalam Islam
Bila dielaborasi secara luas pemerintahan sistem demokrasi adalah pemerintahan yang melibatkan semua rakyat baik secara individu

Ternyata dalam perjalanan kepemimpinannya selama 10 tahun, apa yang diucapkannya bukan hanya sekedar janji, tetapi Umar bin Khattab telah berusaha memenuhi janjinya.
Pertama dalam menerapkan keadilan dalam kesejahteraan kepada rakyatnya.
Khawatir akan ada rakyatnya terlupakan, maka hampir setiap malam Umar mengadakan sidak dengan meronda di antara rumah-rumah penduduk.
Seperti digambarkan dalam biografi Umar bin Khattab, suatu malam dia temukan ada sebuah rumah yang terdengar anak-anak menangis.
Lalu Umar bersama stafnya mendatangi rumah tersebut.
Di dalam rumah tersebut seorang ibu sedang memasak, sementara anaknya terus menangis.
Lalu Umar bertanya: “Kenapa anak kamu menangis? Ibu itu menjawab: “Mereka lapar”.
“Apa yang sedang kamu masak?” “Hanya batu saya rebus untuk melalaikan anak saya agar dia tertidur.
” “Kenapa kamu tidak memasak makanan?” Ketika itu ibu itu menjawab dengan mencerca Umar bin Khattab, khalifah tidak adil, tidak memperhatikan rakyatnya yang miskin.
Kendatipun dia mendengar langsung cercaan terhadap dirinya, Umar tidak marah, karena merasa bersalah kurang cermat dalam memimpin.
Justru sebaliknya, Umar merasa berdosa dan karena itu, langsung pulang, dan mengambil sendiri gandum di gudang dan membawa sendiri ke rumah orang miskin yang ditemui tadi.
Pada waktu lain sedang inspeksi di perkotaan.
Dalam perjalanannya terlihat ada seorang pengemis tua yang sedang mengemis dari toko-toko.
Lalu Umar memerintahkan stafnya memanggilnya.
Lalu Umar bertanya: “Kenapa bapak harus meminta-minta? “Saya ini orang Yahudi, dulu di waktu saya masih kuat saya bekerja dan membayar pajak.
Sekarang saya sudah tua tidak dapat lagi bekerja, makanya saya harus meminta- minta.
” Lalu Umar memerintahkan stafnya menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya secukupnya untuk sepanjang hidupnya.
Stafnya bertanya: “Tapi dia orang Yahudi.
” Umar menjawab: Kita harus adil kepada siapa pun sebagai pemimpin”.
Begitulah di antara cuplikan praktik demokrasi dalam Islam yang dipraktikkan oleh pemimpin Islam masa lalu.
Baca juga: KIP Banda Aceh Bekali Mahasiswa soal Demokrasi dan Pemilu
Baca juga: Empat Pesan Jokowi kepada TNI-Polri: Jangan Undang Penceramah Radikal hingga Tak Ada Demokrasi