Jurnalisme Warga

Kota Mini, Hidup Segan Mati Tak Mau

Kota ini bukanlah sebuah kota modern dengan fasilitas lengkap, layaknya kota baru yang dibangun sekelas kawasan properti real estate di kota besar

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Kota Mini, Hidup Segan Mati Tak Mau
FOR SERAMBINEWS.COM
ZULKIFLI, M. Kom, Anggota FAMe Chapter Bireuen dan mantan ketua Karang Taruna Bireuen, melaporkan dari Mutiara Timur, Pidie

Salah satunya adalah kawasan pertokoan Kota Mini Gampong Lada, Kecamatan Mutiara Timur.

Di Kompleks Kota Mini juga dibangun terminal bus.

Sekarang, bangunan terminal tersebut jadi ruang salah satu perkantoran.

Saat konflik juga pernah dijadikan markas aparat keamanan.

Sepeninggal Bupati Nurdin AR, sudah beberapa kali terjadi suksesi Bupati Pidie, puluhan kali pergantian camat, dan mungkin ratusan kali mutasi kepala dinas/SKPK yang menangani pasar, belum lagi janji kampaye sejumlah jurkam parpol.

Namun, belum ada seorang pun di masa kepemimpinannya bisa mengubah wajah Kota Mini menjadi satu kawasan yang maju dan berkembang.

Kota Mini ini selalu luput dari lirikan mereka sehingga kota maju yang menjadi harapan dan impian masyarakat sebagai ibu kota Kecamatan Mutiara Timur hanyalah sebuah kota mati dengan sejumlah jejeran bangunan ruko tinggi sebagai sarang walet dan hiasan bangunan gubuk berwajah kumuh.

Kota Mini ibarat kota tanpa kepedulian penguasa atau daerah yang tidak bertuan untuk sebuah pusat perdagangan tingkat kecamatan.

Dulu, pada awal pemekaran Kecamatan Mutiara Timur, saat camat dijabat Drs Iskandar Abbas, sempat digalang dukungan untuk mengaktifkan kembali Kota Mini sebagai pasar ibu kota Kecamatan Mutiara Timur.

Namun, karena daerah ini terus dilanda konflik bersenjata sehingga upaya tersebut terhenti begitu saja.

Menurut Keuchik Gampong Lada, Tgk Razali A Taleb, sudah ada rencana mengaktifkan pasar ikan Kota Mini sebagai lokasi alternatif pasar ikan karena pasar ikan Beureunuen akan direvitalisasi.

Tgk Razali mengharapkan hendaknya program pembukaan pasar ikan Kota Mini tersebut bisa permanen, karena pasar ikan Beureunuen kondisinya sempit sudah layak direlokasi sebagai upaya mendukung pasar Beureunuen menuju kota yang tertib, nyaman, hieginis, dan aman.

Harapan Keuchik Razali tentunya merupakan harapan masyarakat, khususnya pemilik tanah yang sudah berkorban mendukung pembangunan kawasan Kota Mini saat awal pembangunan, menjadi kawasan perdagangan pendukung kemajuan pasar Beureunuen sehingga memberi manfaat kepada masyarakat banyak.

Kalau ingin memajukan Kota Mini, mungkin bisa ditiru konsep program pengembangan dan pembenahan pasar di Banda Aceh, antara kawasan Pasar Aceh, kawasan Peunayong, atau Pasar Al Mahirah di Lamdingin.

Untuk dagangan ikan, daging, sayur, dagangan basah dan hasil bumi seperti biji melinjo, cokelat, dan pala, bisa disediakan tempat di Kota Mini.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved