Salam
Sudah Meluas, Dampak Kenaikan Harga BBM
Protes terhadap kenaikan harga BBM juga dilancarkan para akademisi, pakar, dan pengamat ekonomi di tanah air
SETELAH tarif tiket angkutan darat untuk barang dan penumpang naik, kini giliran angkutan laut yang menaikkan tarif.
Salah satunya adalah tarif kapal cepat rute Sabang-Banda Aceh dan sebaliknya naik mulai 20 hingga 30 persen sebagai konsekuensi atas keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.
Di tengah gonjang-ganjing kenaikan harga barang dan tarif jasa, aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM masih terus berlangsung di mana-mana, termasuk di Aceh.
Beberapa aksi malah berujung ricuh dengan aparat keamanan.
Protes terhadap kenaikan harga BBM juga dilancarkan para akademisi, pakar, dan pengamat ekonomi di tanah air.
Akademisi Ubedillah Badrun menilai keputusan pemerintah menaikkan harga BBM adalah langkah keliru.
Argumen pemerintah yang menyatakan subsidi BBM ditarik karena sudah terlalu memberatkan itu juga tidak reasonable.
"Jangan anggap subsidi itu beban karena sebetulnya subsidi itu kewajiban negara terhadap rakyat.
" Ia menegaskan, negara dipercaya mengelola kekayaan alam lalu digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.
"Saya melihat paradigma negara kita menganggap subsidi sebagai beban.
Baca juga: Abang Becak hingga Juru Parkir di Abdya Terima Bansos, Dampak BBM Naik
Baca juga: Di Tengah Naiknya Harga BBM, Polres Aceh Barat Bagi Bansos untuk Penyapu Jalan Hingga Tukang Becak
Nah kalau sampai subsidi dikurangi itu artinya pengelolaan kekayaan negara salah.
" Argumen pemerintah yang menyatakan subsidi BBM tidak tepat sasaran dan dinikmati 70 persen orang mampu, itu tanpa data valid.
Ubedillah memandang nilai subsidi BBM tidak besar seperti yang selama ini disampaikan mencapai Rp 502 triliun.
"Setelah ita kroscek ternyata enggak, Rp 300 triliun juga enggak, subsidi untuk BBM ini hanya puluhan triliun.
Itu subsidi energi keseluruhan sampai Rp 502 triliun," tuturnya.