Breaking News

Kupi Beungoh

Hari Kesehatan Pasien Dunia; Aceh Masih Tinggi Stunting

Selanjutnya jika didata mulai dari 34 provinsi, Aceh merupakan salah satu daerah dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
ANGGOTA Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil 

Oleh: M. Nasir Djamil*)

Setiap tanggal 16 September diperingati sebagai Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day) yang didirikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan tujuan bertindak bersama untuk membangun budaya keselamatan dan kesehatan yang positif.

Konsep keselamatan pasien (patient safety) secara mendasar diartikan sebagai “freedom from accidental injury” oleh Institute of Medicine (IOM).

Untuk menjamin keselamtan pasien, maka organisasi pelayanan Kesehatan harus mampu membangun sistem yang lebih aman bagi pasien, petugas Kesehatan, mau pun masyarakat sekitarnya (keluarga pengunjung), serta manajemen rumah sakit.

Pada tahun 2022 ini kita baru saja terlepas dari yang namanya PSBB akibat peyebaran Covid-19 yang mengakibatkan manusia tidak bisa beraktivitas sebebas dahulu.

Nyawa dan keselamatan Pasien dunia terancam tewas hingga tak terhitung akibat flue yang menyerang secara tiba-tiba.

Baca juga: Memaknai Angka Stunting di Aceh

Namun walaupun dunia dan Indonesia kini telah dibebaskan dalam penggunaan masker dan telah diwajibkan untuk mengikuti vaksin hingga booster.

Bukan berarti dengan Covid-19 berkurang penyebarannya Indonesia dan telah mengikuti vaksin hingga booster, Indonesia tidak terjangkit berbagai macam penyakit? melainkan di Indonesia terkhusus Aceh, faktanya masih tinggi angka kematian bayi akibat Gizi Buruk (stunting).

Berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 24,4 persen.

Angka ini mengalami penurunan menjadi 3,3 persen di tahun 2019 sebesar 27,7 persen.

Memang prevalensi stunting ini lebih baik dibandingkan Myanmar (35 persen), tetapi masih lebih tinggi dari pada Vietnam (23 persen), Malaysia (17 % ), Thailand (16 % ), dan Singapura (4 % ).  

Sedangkan yang dibandingkan di atas antara provinsi Aceh dengan beberapa Negara, artinya jika di bu;atkan perhitungannya maka Indonesia memiliki jumlah stunting sangat besar.

Baca juga: Pentingnya Nutrisi untuk Mencegah Stunting pada Anak

Selanjutnya jika didata mulai dari 34 provinsi, Aceh merupakan salah satu daerah dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia.

“Prevalensi anak stunting di Aceh jauh di atas rata-rata nasional,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh, dr Sulasmi, MHSM.

Dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 lalu, Aceh menempati posisi ketiga tertinggi setelah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat di posisi pertama dan kedua.

Di Indonesia prevalensi stunting itu berada di 24,4 persen. Jadi kita jauh dari rata-rata nasional.

Kabupaten Gayo Lues menjadi daerah prevalensi stunting tertinggi dengan angka 42,9 persen, disusul Kota Subulussalam 41,8 persen.

Sementara Kota Banda Aceh (23,4 % ) dan Kota Sabang (23,8 % ) menjadi daerah dengan prevalensi terendah.

Baca juga: Inovasi dan Digitalisasi Demi Pendidikan Aceh

Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021 di Provinsi Aceh rata-rata terdapat 33,2 % anak usia di bawah lima tahun (balita) yang mengalami stunting.

Artinya, 1 dari 3 balita di Provinsi Aceh memiliki tinggi badan di bawah rata-rata anak seusianya.

Terdapat 3 wilayah di Provinsi Aceh dengan prevalensi balita stunting tertinggi hingga mencapai kisaran 40 % .

Ketiga wilayah itu adalah Kabupaten Gayo Lues (42,9 % ), Kota Subulussalam (41,8 % ), dan Kabupaten Bener Meriah (40 % ).

Sedangkan Kota Banda Aceh tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting terendah di Serambi Mekah, yakni sebesar 23,4 % .

Setelahnya ada Kota Sabang dengan prevalensi 23,8 % , dan Kabupaten Bireuen 24,3 % . Pada 2021 terdapat 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dengan prevalensi balita stunting di atas  rata-rata provinsi.

Sedangkan 13 kabupaten/kota prevalensinya di bawah rata-rata provinsi.

Menjadi PR bersama dalam mengurangi angka pasien stunting di Provinsi Aceh.

Baca juga: Pencegahan Stunting Pada Anak

Tentu hari peringatan ini sebagai warning bagi tenaga kesehatan di Republik ini untuk mementingkan kesehatan pasien yang mengidap penyakit.

Juga tenaga kesehatan dan ahli gizi tentu terus harus memperhatikan vitamin serta gizi yang baik bagi ibu hamil dan bayi agar tidak terjadi pertumbuhan yang gagal terhadap perkembangan janin serta bayi.

Banyak penyalahgunaan obat-obatan serta gizi yang tidak seimbang akan baik diberi oleh tenaga kesehatan dan yang diterima oleh pasien akibat minimya pengetahuan dan tingkat literasi sehingga terjadi kesalahpahaman dalam mengkonsumsi obat-obatan.

Pentingnya peran dari tenaga kesehatan untuk meningkatkan implementasi penggunaan obat-obatan yang bijak.

Karena implemntasi yang baik serta sesuai dengan SOP akan melahirkan kesehatan maupun kesembuhan dari pasien penderita stunting dan mengurangi angkat penderita stunting dan angka kematian pada pasien harus menurun.

Baca juga: Selayang Pandang Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA)

Serta kita sesama masyarakat harus terus mendukung program kesehatan dari pemerintah dan tenaga kesehatan, dengan mengikuti proses imunisasi hingga batas waktu yang ditentukan agar tidak terjadi serangan-serangan penyakit dikemudian hari.

Juga tentu harus di protect sejak dini, jangan ada lagi orang tua maupun keluarga yang masih mempercayai hal-hal mistis disbanding dengan keberadaan tenaga medis.

Banyak masyarakat daerah yang menyebuhkan penyakit tidak hanya stunting ke paranormal.

Sehingga menimbulkan spekulasi non medis dan bayi penderita stunting banyak tidak selamat.

Baca juga: DKP Aceh Sosialisasi Manfaat Makan Ikan untuk Cegah Stunting

Semarakkan hari keselamatan pasien dunia dengan mendukung program kesehatan dari pemerintah, untuk mengurangi angka-angka stunting tertinggi seperti data diatas.

Harapannya semoga seluruh elemen pemerintah Aceh membuka mata untuk mengentaskan persoalan gizi buruk ini lebih cekatan lagi.(*)

*) PENULIS adalah Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved