Salam
Pupuk Bersubsidi Berharga Mahal
Sebagian lainnya mengeluhkan mahalnya harga pupuk bersubsidi di pedagang pengecer
SEBAGIAN petani masih mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi.
Sebagian lainnya mengeluhkan mahalnya harga pupuk bersubsidi di pedagang pengecer.
Di Kabupaten Aceh Tenggara, misalnya, pupuk urea bersubsidi selama ini sulit ditemukan.
Kalaupun ada, hargamya di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Harga eceran tertinggi urea bersubsidi di kabupaten itu adalah Rp 112.500 persak 50 kg.
Tapi, selama ini petani mengaku harus membelinya mulai Rp 140 ribu sampai Rp 200 ribu/persak.
Selain itu, pupuk-pupuk bersubsidi kebutuhan petani juga masih sulit diperoleh petani di kabupaten tersebut.
“Selama ini untuk mendapatkan urea satu zak isi 50 kilogram sulit, karena urea bersubsidi itu tidak tersedia di semua kios pengecer.
” Seorang petani setempat menduga terjadinya “permainan” dalam penyaluran dan perdagangan pupuk berubsidi ini karena belum maksimalnya pengawasan oleh Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida (KP3) dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disperindagker) setempat.
“Ada pihak yang bermain-main dengan harga urea bersubsidi ini," kata si petani.
Baca juga: Pupuk Subsidi di Aceh Masih Tersedia, Ini Harganya, Permintaan Pupuk Non-Subsidi Rendah
Baca juga: Stok Pupuk Subsidi NPK di Aceh Menipis
Agar “permainan” yang merugikan petani itu tidak terus berlangsung, para petani meminta jajaran kepolisian di Aceh turun ke lapangan untuk memeriksa seluruh kios pengecer urea dan kelompok tani di lapangan.
Catatan kita, setiap kali para petani memasuki musim tanam, petani selalu mengeluh mengenai kelangkaan serta mahalnya harga pupuk bersubsidi.
Padahal, pemerintah sudah tahu betul kapan petani membutuhkan pupuk dalam jumlha banyak.
Namun, sayang tingkat pemenuhan kebutuhan pupuk bersubsidi hingga saat ini justru menunjukkan ketersediaan yang minim.
Bahkan, cenderung mengalami kelangkaan di sejumlah daerah sebagaimana dikeluhkan para petani di Aceh Tenggara tadi.