Opini
Histeria yang Datang dari Seberang
Ikrar Lamteh yang tidak melibatkan siapa pun dari luar dirinya, orang Aceh secara simbolik menyambut tokoh politik yang datang dari seberang
Itulah mengapa ketika Sukarno datang ke Aceh untuk meminta dukungan agar proklamasi yang telah dibacakannya tidak hilang dalam sejarah.
Permintaan Sukarno itu disambut.
Tentu, selain karena sosok itu tempat berlabuh orang Aceh yang hendak terbebas dari penjajahan, juga karena keinginan orang Aceh untuk hidup seperti yang dikehendakinya.
Visi itu yang kemudian disampaikan kepada Sukarno oleh Daud Beureueh, yang mewakili suara orang Aceh, “Dengan demikian bolehlah saya mohon kepada Saudara Presiden, bahwa apabila perang telah usai nanti, kepada rakyat Aceh diberikan kebebasan untuk menjalankan Syariat Islam di dalam daerahnya,” ujar Daud Beureueh.
Selanjutnya, menjadi sejarah.
Permintaan untuk hidup seperti yang orang Aceh inginkan baru terwujud empat dekade berikutnya, dengan terbitnya UU No.44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
Setelah berperang dan menyabung nyawa.
Tetapi, dalam konteks sejarah, Sukarno merupakan orang dari seberang yang disambut dengan histeria di Aceh.
Selanjutnya, Jenderal Suharto.
Baca juga: Wali Nanggroe Hadir di Serumpun Melayu Raya Aceh Tamiang, Usai Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir
Orang dari seberang ini disambut dengan histeria – yang tentu saja kadarnya di bawah Sukarno – karena dianggap telah memenangkan pertarungan melawan komunis Indonesia.
Gerakan komunis, salah satunya melalui keberadaan PKI, menjadi membesar setelah Pemilu 1955.
Ruang politiknya semakin dominan terutama di masa Demokrasi Terpimpin setelah Sukarno menerapkan arah politik Nasakom.
Di saat yang sama, partaipartai yang menjadi oposan Sukarno telah dibubarkan, seperti Masyumi, Partai Sosialis Indonesia, dan Partai Murba.
Kehilangan partai pengkritik itu membuat PKI semakin kuat, sampai kemudian Angkatan Darat menjadi lawan tanding yang seimbang dengan mereka.
Lalu, peristiwa 30 September mengakhiri geliat politik PKI dan membawa Suharto ke tampuk kekuasaan.