Kupi Beungoh
Dari Bahtsul Masail Mahad Aly Menyaksikan Perkembangan Menakjubkan Dayah Darul Munawarah Kuta Krueng
Bahsul Masail ini menghasilkan kesepakatan atas standar kurikulum Ma'had Aly Takhassus Tafsir wa 'Ulumuhu. Satu hal yang sangat berharga tentunya.
Selain program Salafiyah yang merupakan program murni, Dayah Darul Munawwarah juga memiliki jenjang pendidikan Ma'had Aly Takhassus Tafsir wa 'Ulumuhu yang akan segera meluluskan alumnus kedua pada akhir Februari nanti.
Selanjutnya juga ada program Mu'adalah (Tsanawiyah dan Aliyah), dan terbaru seperti saya sampaikan di atas, juga sudah ada program Tahfiz.
Jadi sebelum belajar kita kuning, mereka yang masuk program Tahfiz ini akan terlebih dahulu fokus menghafal Al-Qur'an. Siap periode waktu hafal Al-Qur'an, mereka langsung tancap belajar kitab kuning sebagai khazanah warisan peradaban Islam yang tidak ternilai.
Adanya program Tahfiz seperti ini di Dayah Darul Munawwarah tidak diragukan lagi semakin menegaskan bahwa pengelola Dayah ini sangat visioner karena dengan sigap tampil menjawab tuntutan zaman.
Bahkan penyelenggaraan Bahsul Masail di Dayah Darul Munawwarah yang bertujuan untuk mencari standar kurikulum Ma'had Aly Takhassus Tafsir wa 'Ulumuhu semakin menegaskan bahwa Abiya Anwar selalu Mudir Mudir Ma'had Aly dayah ini betul-betul memahami rute dan arah perjalanan Ma'had Aly.
Melalui Bahsul Masail ini Abiya Anwar dan Asosiasi Ma'had Aly betul rute perjalanan Ma'had yang harus didesain sebagus mungkin agar sampai ke tujuan yang diinginkan, yakni menjadikan Ma'had Aly sebagai lembaga kaderisasi ulama yang "Mutafaqquh fiddin wa Mashalihul Khalqi".
Tentu sebagai umat Islam, sebagai orang Aceh dan terlebih lagi sebagai bagian dari dayah, kita berbangga dengan dayah ini.
Kita berharap ke depan Dayah Darul Munawwarah terus bangkit maju dan menjadi mercusuar salam lapangan ilmu dan peradaban.
Saat ini jumlah santri di Dayah Darul Munawwarah mencapai 4000 orang kata Abiya Anwar Usman. Jumlah ini tidak diragukan lagi insyaallah akan terus bertambah.
Lahan kompleks Dayah hingga sejauh ini yang mencapai 5 hektar namun alhamdulillah terus mengalami perluasan. Begitu juga dengan bangunan-bangunan asrama santri yang terus dipacu pembangunannya.
Jangan lupa, dayah adalah akar Islam di Aceh dan Nusantara. Dayah telah berperan maksimal dalam merawat khazanah turast yang ditinggalkan oleh para ulama terdahulu di era kejayaan Aceh dan dunia Islam.
Era kejayaan Dunia Islam dan Aceh dahulu ditandai dengan banyaknya karya-karya atau Kitab-kitab ulama yang dihasilkan dalam berbagai bidang keilmuan.
Dan Dayah adalah lembaga pendidikan yang secara konsisten merawat warisan tersebut dengan mengkajinya secara totalitas dengan tetap memegang kaidah "Al Muhafazhah 'alal Qadim As-Shalih, wa al-Akhzu bi al-Jadid Ashlah", memelihara yang lama yang bagus dan mengambil yang baru yang lebih bagus.
Peran Dayah seperti ini tidak boleh kita sepelekan. Sebab, cara terbaik untuk meraih kemajuan di masa depan adalah berpijak pada landasan kemajuan yang pernah diraih masa lalu.
Landasan itu bukan untuk mengembalikan kita ke masa lalu, tapi membawa kita ke masa depan. Sebab, khazanah turast selalu relevan dan up to date dengan perkembangan zaman. (*)
*)PENULIS adalah Sekjen Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) dan Mudir Ma'had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
kupi beungoh
Dr Teuku Zulkhairi MA
Tradisi Bahtsul Masail
Dayah Darul Munawarah Kuta Krueng
Serambi Indonesia
Serambinews
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.