Senjata Perang Unik Kemenangan Rusia Atas Ukraina, Pasukan Kremlin Pakai Sekop MPL-50

SERAMBINEWS.COM - Inilah senjata unik yang dipakai pasukan Rusia dalam menghadapi Ukraina.

Senjata ini hanyalah alat berkebun sederhana.

Diketahui, perang perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru.

Kini sudah menunjukkan tanda-tanda kemenangan di depan mata bagi pasukan Kremlin.

Uniknya, tanda-tanda kemenangan pasukan Rusia atas Ukraina justru dari senjata perang sederhana, sekop MPL-50.

Lantas bagaimana bisa alat bangunan itu justru menjadi senjata perang ditangan militer Rusia?

Baru-baru ini sejumlah media Barat mengabarkan kemenangan militer Rusia atas Ukraina di sejumlah titik pertempuran.

Kemenangan militer Rusia atas Ukraina didapati pasukan Beruang Merah itu dengan senjata sederhana sekop MPL-50.

Apa itu sekop MPL-50?

Bila dilihat dari laman pencarian Google, sekop MPL-50 ternyata hanyalah alat bangunan biasa.

Bahkan sekop MPL-50 hanya benda biasa dengan ukuran hanya 50 centimeter.

Namun nyatanya sekop MPL-50 justru menjadi senjata perang mematikan yang tak terduga bagi militer Ukraina.

Melansir dari VOA, perang Rusia-Ukraina kini memasuki babak baru pertempuran jarak dekat.

Jika sebelum perang Rusia-Ukraina menggunakan senjata kelas berat seperti tank maupu artileri, kini pertempuran kedua negara bekas Uni Soviet tersebut beralih ke pertarungan jarak dekat.

Hal itu tak lain karena stok amunisi artileri kedua negara saat ini tengah menyusut drastis.

Dugaan banyak pihak tentang perang Rusia-Ukraina akan beralih menjadi perang senjata nuklir pun kini salah besar.

Seperti diketahui, dugaan perang Rusia-Ukraina berubah menjadi perang nuklir bermula dari keputusan Vladimir Putin keluar dari perjanjian nuklir dunia (New START/Strategic Arms Reduction Treaty).

Perang Rusia-Ukraina kini dikabarkan tak lagi menggunakan teknologi militer canggih seperti dugaan banyak orang termasuk senjata nuklir.

Bahkan baru-baru ini kemenangan Militer Rusia disejumlah titik pertempuran atas Ukraina disebut hanya karena senjata remeh yakni Sekop MPL-50.

Lalu apa sebenarnya senjata Sekop MPL-50 yang disebut-sebut jadi kunci kemenangan militer Rusia atas Ukraina?

Beberapa waktu sebelumnya, banyak yang menduga bahwa militer Rusia akan beralih dengan menggunakan senjata muktahir seperti nuklir.

Tetapi ternyata sekarang militer Rusia justru menggunakan taktik perang lawas.

Bahkan strategi perang menggunakan sekop MPL-50 ini ternyata telah digunakan dari jaman Kekaisaran Rusia.

Agaknya perubahan strategi perang di garis depan medan pertempuran oleh Rusia ini berhasil.

Terbukti militer Rusia mampu menghalau pasukan Ukraina hanya dengan senjata sekop MPL-50.

“Kematian akibat alat MPL-50 edisi standar seperti sekop itu secara khusus ada dalam mitologi Rusia,”

“hanya sedikit perubahan dibanding desain tahun 1869.”

Newsweek, Minggu (5/3/2023) melaporkan sekop MPL-50 ternyata bukan kali pertama digunakan dalam perang.

Sekop ternyata telah digunakan oleh Rusia untuk senjata perang sejak tahun 1869.

Berdasarkan hegemoni masa lalu tersebut, kini sekop MPL-50 menjadi kunci kemenangan militer Rusia atas Ukraina.

Dalam mitologi Rusia, sekop dilambangkan sebagai sebuah kekuatan.

Melansir dari Daily Mail, Senin (6/3/2023), sekop MPL-50 yang dipakai oleh militer Rusia ternyata adalah edisi standar.

Meski dianggap benda sederhana, namun pasukan Rusia menganggap sekop sebagai senjata mematikan.

Oleh karena itu militer Rusia kini menggunakan sekop MPL-50 sebagai senjata pertempuran jarak dekat.

Dianggap sebagai alat menggali, nyatanya sekop bisa menjadi senjata perang di tangan pasukan Rusia.

Hal itu seperti yang pernah dilakukan oleh unit militer Spetsnaz Uni Soviet.

Bahkan di unit tersebut, penggunaan sekop dipakai untuk alat latihan perang sehari-hari prajurit Ini Soviet.

(*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul Sekop MPL-50, Senjata Perang Unik Kunci Kemenangan Rusia Atas Ukraina

Baca juga: Usai Risma Bikin Konten dengan Asib Ali, Syarifah Minta Ketemu Pemuda India yang Ditolak Keluarganya

Baca juga: Dukun di Aceh Rudapaksa Kakak Beradik Sejak 2016, Korban Tak Berani Melawan karena Takut Disantet