Kupi Beungoh

Sofyan Dawood, dari Cot Trieng, Helsinki, Hingga Membidik Senayan

Setelah penandatanganan MoU Helsinki yang menandai berakhirnya konflik Aceh, nama Saofyan Dawood pun kian meredup.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Iskandarsyah bin Syarifuddin, pekerja Aceh di Kuching Malaysia. 

Padahal kesempatan yang terbuka luas untuk para kombatan yang baru turun gunung.

Karena saat itu kepercayaan rakyat kepada para "eks" ini sangat tinggi.

Waktu terus berjalan, usia perdamaian Aceh sudah memasuki belasan tahun.

Pemimpin datang silih berganti, dan Aceh semakin jauh tertinggal.

Para akademisi, pentolan GAM dan juga mantan petinggi tentara, bergilir mendapatkan tongkat estafet kepemimpinan Aceh.

Aceh sebagai daerah kaya, juga kucuran dana melimpah dari pusat tidak membuat Aceh lebih maju, malah semakin terpuruk sehingga Aceh mendapat peringkat daerah termiskin di Sumatera.

 
Ketika Yan Dawood Membidik Senayan

Genderang Pemilu 2024 sudah ditabuh.

Partai politik bergeliat mencari calon untuk didaftar sebagai pemburu kursi di parlemen.

Perang politik "cebong-kampret" yang sempat ramai pada tahun 2019, kembali menggeliat.

Forum-forum diskusi makin hangat dalam membahas calon presiden dan arah negeri ini setelah pemilu nanti.

Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, adalah nama-nama yang selalu didengungkan untuk memimpin negeri ini, tak terkecuali di Aceh.

Bumoe Indatu tidak mau ketinggalan dalam membahas siapa presiden ke depan yang layak untuk memimpin Indonesia.

Ketika semua mata tertuju pada kandidat capres yang tengah gencar-gencarnya mengambil perhatian publik, tiba-tiba publik Aceh dihebohkan oleh berita pencalonan Sofyan Dawood ke DPR-RI.

Berita ini membuat seantero Aceh tersentak.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved