Salam

Momentum Memperbaiki Hubungan

Antusiasme masyarakat untuk menonton pawai takbir ini terasa berbeda dari sebelumnya. Pasalnya, ini adalah pawai takbir pertama yang dilaksanakan di B

Editor: mufti
Thumnail Youtube
Pawai Takbir di Banda Aceh Meriah, Ribuan Warga Padati Jalanan 

PULUHAN ribu masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar, Rabu (28/6/2023) malam kemarin tumpah ruah ke jalan-jalan. Mereka bersatu dalam sebuah tujuan, menanti lewatnya pawai takbir malam Idul Adha 1444 Hijrian/2023 Masehi.

Antusiasme masyarakat untuk menonton pawai takbir ini terasa berbeda dari sebelumnya. Pasalnya, ini adalah pawai takbir pertama yang dilaksanakan di Banda Aceh dalam 3 tahun terakhir, atau semenjak serangan pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu.

Paginya, masyarakat berbondong-bondong menuju masjid dan lapangan. Merebahkan diri, bersimpuh di depan pintu kebesaran Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sejak malam kemarin sampai beberapa hari ke depan, kita me-menuhi langit dengan suara takbir. Allahu akbar allahu akbar alla-hu akbar la ilahaillahu allahu akbar. Allahu akbar walillahil hamdu.

Di belahan dunia lain, di Mekah al-Mukkaramah, jutaan saudara seiman dari segenap penjuru dunia berdatangan dan berkumpul di Tanah Suci melakukan ibadah haji. Gemuruh dan gema kaum mus-limin dan muslimat yang sedang menunaikan ibadah haji menyam-but panggilan ilahi dengan mengucapkan talbiyah. Labbaikallahuma labbaik. Labbaika la syarika laa labbaik. Innal hamda wan nikmata la wal mulk la syarika lak.

Di Amerika, Australia, Kanada, negara-negara Eropa, dan seluruh belahan dunia, umat Muslim bersukacita menyambut Idul Adha. Se-bagian dari mereka yang diberi kelebihan rezeki, mengorbankan bi-natang mengikuti perintah Allah dan rasulnya.

Ya, Idul Ahda yang khas dengan ibadah kurban merupakan ben-tuk rasa syukur pada Allah yang telah melimpahkan anugerah. Kita telah diberi banyak hal oleh Allah Subhanahu Wa Taala. Anggota tubuh yang kita miliki dari mulai kepala, telinga, tangan, kaki, hidung, dan lain-lain. Semuanya adalah nikmat yang tidak mungkin terbeli. Jika dihitung berapa harganya, pastilah tidak bisa dinominalkan.

Belum lagi cerita tentang udara yang berhenti detik kita hirup, biji-bijian yang dimakan, kendaraan yang ditumpangi, Allahlah yang me-nyediakan semuanya untuk kita. Selain sebagai bentuk kepatuhan pada titah Allah SWT, ibadah kur-ban adalah merupakan bentuk solidaritas atas sesama yang tercecer dari mobilitas sosial. Untuk mereka, yakni orang-orang fakir dan miskin.

Nabi SAW mengecam keras orang yang enggan berkurban, ka-rena dalam Islam ibadah kurban bukan hanya ritual persembahan untuk meningkatkan spritualitas seseorang atau juga bukan ton-tonan kesalihan orang kaya semata. "Barangsiapa yang memiliki kelapangan untuk berkurban, namun dia tidak berkurban, maka ja-nganlah ia mendekati tempat shalat kami." (HR Ibnu Majah, Ahmad dan Al Hakim).

Kurban mencerminkan pesan Islam bahwa seseorang hanya da-pat taqarrub kepada Allah, bila ia sebelumnya telah dekat dengan saudara-saudaranya yang kekurangan. Tujuan hidup kita, lagi-lagi se-perti teladan Nabi Ibrahim, adalah harus tertuju pada Allah. Tuhan semesta alam.

Inna shalati wa nusuki wamahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin. Sesungguhnya shalatku, matiku, hidupku adalah untuk Allah. Kali-mat yang setiap shalat kita ucapkan ini, harus lah benar-benar kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Idul Adha 1444 Hijriah ini menjadi momentum bagi kita untuk menapak tilas perjalanan diri kita sendiri dan kehidupan Nabi Ibrahim AS sekeluarga. Idul Adha juga harus menjadi momentum bagi kita untuk mendekatkan diri dan memperbaiki hubungan de-ngan Allah dan sesama manusia.

Maka, berqurbanlah, karena dengan kurban itu kita mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus mendekatkan diri kepada sesama ma-nusia, kepada orang-orang di sekitar kita dengan berbagi daging kur-ban. Mari kita perbaiki hubungan baik dengan sesama, terutama di masa-masa tahun politik ini.

Ingatlah Allah tidak akan menerima amalan orang-orang yang me-mutus silaturahmi. “Orang-orang yang merusakkan janji Allah sete-lah dikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mengadakan kerusakan di bumi. Orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mere-ka tempat kediaman yang buruk (neraka jahanam) (QS Ar-Ra’d: 25).

Quraish Shihab mengatakan, kesalahpahaman yang mengatur dua orang Muslim untuk tidak saling menyapa hanya dibenarkan berlangsung tidak lebih dari tiga hari. “Tidak dibenarkan bagi seo-rang Muslim untuk meninggalkan saudaranya (Tidak mengajak ber-bicara karena benci) lebih dari tiga hari.” (HR Muslim).(*)

POJOK

Korban pelanggaran HAM berat dipulihkan
Semoga tidak ada yang keberatan

40 Grup meriahkan pawai takbir Idul Adha
Alhamdulillah, mari kita bertakbir: Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar...

Pegawai KPK tilep uang dinas Rp 550 juta
Astaghfi rullah... Ternyata di sana juga ada

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved