Jurnalisme Warga
Membangun Uhamka dengan Jamaah, Inspirasi bagi Aceh
Uhamka merupakan perguruan tinggi Islam yang mengimplementasikan Al-Qur’an, as-sunah, Pancasila, dan UUD 1945.
Perubahan harus dilakukan mulai dari pemikiran untuk melakukan perubahan mindset dan peneguhan mindset untuk menggerakkan jiwa raga di dunia usaha.
Berbagai kegiatan serta unit bisnis yang dibangun para intelektual muda Uhamka seperti Pojok Analisis Saham, penerimaan serta penyaluran infak, pelaksanaan lembaga keuangan Baitul Mal Wattamwil (BMT), serta berbagai unit bisnis lainnya, menjadikan para mahasiswa Uhamka terbiasa dengan aktivitas bisnis yang lebih nyata.
Dalam rangka penguatan kapasitas intelektual, selain teori yang diajarkan di ruang kelas, juga dibarengi dengan berbagai kajian seminar serta praktik kerja yang dikemas dalam Program Kampus Merdeka.
Para pendidik menyambut baik dan mengapresiasi berbagai kegiatan produktif sebagai bagian dari proses belajar dengan memberikan tambahan nilai terhadap mereka yang memosisikan diri sebagai pengusaha/wirausahawan entrepreneur. Dimulai dari perubahan pikiran untuk melakukan perubahan mindset, para mahasiswa diberikan penghargaan hingga beasiswa khusus sebagai penyemangat agar nantinya ketika mereka terjun dalam dunia usaha telah memiliki bekal yang mumpuni.
Kebajikan lain dari praktik usaha yang dibangun Uhamka, terutama bagi mereka yang belum sadar akan pentingnya kewirausahaan sebagaimana yang dicontohkan rasulullah, akan dapat meneguhkan serta sadar terhadap pentingnya pengetahuan kewirausahan sebagai bekal dalam memenuhi kebutuhan hidup saat terjun dan berbaur dalam masyarakat.
Bangsa dan masyarakat akan tangguh jika minimal 10 persen masyarakatnya sebagai entrepreneur. Dalam standar yang dipahami minimal memiliki 4 % wirausaha dalam kehidupan masyarakat di sebuah negeri.
Indonesia ditargetkan pada tahun 2045 harus memiliki pengusaha yang dapat mendukung eksistensi suatu bangsa sebagai suatu proses penting dalam menciptakan kemandirian jangka panjang. “Sebagai seorang muslim terbesar di Indonesia dituntut kesadaran lebih bahwa menjadi entrepreneur itu adalah bagian dari upaya memberi manfaat lebih banyak bagi orang sekitar,” sebagaimana diucapkan Wakil Rektor IV Uhamka, Dr. Muhammad Dwi Fajri, M.Pd.I.
“Enterpereneur menghadirkan kemandirian mandiri, memberi manfaat bagi orang banyak adalah ruhnya ajaran Islam ‘khairunnas anfauhum linnas’, sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi yang lain. Menjadi entrepreneur tidak hanya menghidupi diri sendiri, tapi juga menghidupi banyak orang. Menjadi cendekiawan tidak berarti tidak boleh menjadi seorang entrepreneur.”
Sebagai perguruan tinggi berkualitas tinggi yang selalu mengikuti perkembangan zaman, Uhamka didukung dengan sistem informasi terkini dalam melayani segala kebutuhan sivitas akademianya. Di era digitalisasi seperti sekarang ini, pemanfataan teknologi terus diimbangi dengan tanpa meninggalkan kebersamaan atau jamaah sebagai pilar pemersatu. Kebersamaan yang telah tertanam dalam sanubari para pengelola, tercermin terhadap luaran yang dihasilkan para lulusan.
Saat almamater memerlukan, mereka tak pernah ragu serta selalu siap untuk membantu serta menyukseskan perbagai program kemaslahatan umat. Semoga apa yang telah dibangun dalam tata kelola Uhamka, menjadi inspirasi bagi pengelola pendidikan di Nusantara. Aceh yang memiliki keistimewaan di bidang agama, pendidikan, dan adat istiadat, sudah saatnya merapatkan barisan untuk sama-sama membangun pendidikan yang mampu menguatkan perekonomian bangsa sehingga menjadi teladan yang dapat dicontoh para penerus serta masyarakat sekitar.
Nilai dasar yang dipraktikkan Uhamka yaitu kejujuran (integritas), di mana semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan, mahasiswa hingga alumni menjadikan nilai kejujuran sebagai dasar pengembangan diri. Universitas ini pun jadi hebat karena dibangun dengan kebersamaan dan kekompakan (spirit jamaah).
Sebagai dapur peradaban, Uhamka juga bertanggung jawab untuk terus-menerus membangun kepercayaan demi kebenaran melalui telaah, kajian, dan penelitian.
Lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mengemban ilmu, teknologi, seni, dan budaya yang memberikan nilai manfaat besar bagi kemanusiaan. Pembelajaran serta pelatihan terhadap SDM dan mahasiswa diarahkan sedemikian rupa untuk memiliki pemihakan yang kuat kepada kelompok tertindas dan termarginalkan. Semoga kesetaraan dan keadilan dalam menikmati hidup sejahtera dapat dinikmati seluruh insan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.