Kupi Beungoh
Kisah Ashabul Kahfi dan Sejarah Pembubaran Provinsi Aceh
Karena Beureu’eh melakukan sebuah kesalahan yaitu melawan pemerintahan yang sah pada 20 September 1953. Tentu ada alasan yang kuat di balik perlawana
Oleh Muhammad Nur*)
Satu hari saja tidak memiliki masa lalu, maka kita tidak akan ada masa depan.
Orang-orang yang tidak memiliki masa lalu, akan kebingunan ketika tiba-tiba langsung dihadapkan pada masa sekarang.
Keadaan seperti ini memang nyaris mustahil terjadi, tapi itu bukan berarti tidak pernah terjadi.
Alquran merekam tentang kisah seperti ini dalam surat Al Kahfi ayat 9 sampai 26.
Dalam surat ini diceritakan tentang kisah Ashabul Kahfi, yaitu tentang sekelompok pemuda yang menghindari kezaliman penguasa demi mempertahankan aqidah mereka dan keleluasaan beribadah kepada Allah Swt.
Kisah Ashabul Kahfi ini akan menjadi pintu masuk bagi penulis, untuk merangkai kalimat per kalimat dalam membahas kembali tentang sebuah peristiwa penting pada masa lalu, yaitu sejarah pembubaran provinsi Aceh.
Kenapa ini penting dibahas? Tidak lain tidak bukan, agar sejarah itu diceritakan secara runut, tanpa ada upaya untuk mengaburkan atau membolakbalikkan waktu kejadian.
Maka, kita mulai pembahasannya dengan kisah Ashabul Kahfi yang diabadikan dalam Alquran dan ditafsirkan secara runut oleh para mufassir.
Kisah para Ashabul Kahfi ini sering diuraikan oleh teungku-teungku di atas mimbar saat khutbah Jum’at di Aceh.
Dikisahkan, para Ashabul Kahfi ini bersembunyi di sebuah guha, melarikan diri dari kejaran dan kekejaman Raja Dikyanus.
Raja Dikyanus merupakan seorang Raja Romawi, ia menganggap berhala sebagai Tuhannya, rakyat lalu dipaksa untuk menyembah berhala tersebut.
Dikyanus berkuasa atas kota Tarasus. Ia adalah Raja yang berkuasa di sekitar Kota Efesus pada 245 Masehi. Efesus adalah daerah yang disinyalir sebagai tempat para Ashabul-Kahfi ini bersembunyi.
Dikyanus dikenal sebagai raja yang kejam. Dalam kisah Ashabul Kahfi diceritakan bahwa Dikyanus akan mengancam, membunuh dan menghukum mati siapa saja yang dianggap tidak taat dengan perintahnya.
Dalam seketika, pengikut Dikyanus berubah jadi syirik, ingkar janji ke Tuhan, dan ingkar dengan hari kebangkitan karena takut dengan sang raja.
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.