Kupi Beungoh
Kisah Ashabul Kahfi dan Sejarah Pembubaran Provinsi Aceh
Karena Beureu’eh melakukan sebuah kesalahan yaitu melawan pemerintahan yang sah pada 20 September 1953. Tentu ada alasan yang kuat di balik perlawana
Lalu, ada tujuh orang pemuda yang lari ke sebuah guha untuk menyelamatkan imannya dari kesyirikan raja yang ganas tersebut.
Ketika memasuki gua tersebut, mereka berdoa kepada Allah memohon rahmat dan belas kasih-Nya.
Permohonan mereka merupakan doa yang paling agung dan mencakup seluruh kebaikan, demikian dinukilkan Syaikh Asy-Syinqithi.
Kemudian, saat para Ashabul Kahfi ini terbangun dari tempat tidurnya, mereka merasa lapar dan dahaga seperti orang yang sedang berpuasa.
Lalu dua diantaranya kemudian ditugaskan keluar untuk mencari makanan.
Sesampai di kota mereka kaget melihat keadaan kota yang sudah banyak mengalami perubahan dari keadaan sebelumnya.
Mereka bingung melihat tembok dan bangunan istana yang sudah dibangun megah di antara sudut dan tengah-tengah kota.
Penduduk yang sebelumnya tidak mengenal iman dan tuhan, saat dijumpai, mereka sudah beriman dan menyembah Tuhan.
Penduduk yang sebelumnya tidak menggunakan pakaian penuh, saat ditemuinya, mereka sudah menggunakan pakaian yang rapi dan bagus.
Penduduk yang sebelumnya tidak mengenal kendaraan, saat dijumpainya, mereka sudah menggunakan kendaraan dengan memakai jasa unta.
Baca juga: Menyoal Dalang di Balik Pembubaran Provinsi Aceh - Bagian 1
Sambil jalan dan melihat keadaan kota kiri-kanan, mereka kemudian berhenti di suatu tempat untuk membeli bekal makanan untuk temannya yang sedang menuggu di gua tadi, karena disana masih ada lima orang Ashabul Kahfi yang tidak ikut serta mereka keluar mencari bekal.
Kelima orang Ashabul Kahfi ini sedang dilanda rasa lapar dan dahaganya yang sudah mencapai “kerongkongan”.
Mungkin saja, dua atau tiga jam lagi akan meninggal jika mereka yang ditugaskan ini tidak kunjung pulang membawa makanan yang sudah dinanti-nantikan itu.
Maka, seketika itu pula dua orang Ashabul Kahfi ini berhenti di suatu kedai, lalu membeli bekal makanan yang diperlukan untuk segera dibawa pulang ke tempat persembunyiannya tadi.
Setelah memilih barang-barang yang diperlukan, lalu teman yang satunya lagi membuka karung kecil yang di dalamnya berisikan uang recehan logam.
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.