Opini

Memuji dan Menghina Diri di Medsos

SEKARANG dunia maya sedang menghiasi kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, penggunaan media sosial sudah masuk hampir seluruh lini kehidupan

|
Editor: mufti
Tangkap Layar Youtube SERAMBINEWS
Pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) dan dosen di STIS NU Aceh, PAI Aceh Besar 

Islam mengajarkan kepada manusia untuk menghindarkan diri dari sifat kehinaan. Sifat itu bisa bersumber dari perilaku merendahkan harkat dan martabat sendiri dan merendahkan orang lain serta dapat juga bersumber dari perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat yang ia lakukan dan akhlak tidak terpuji yang ia perbuat.
Menjaga kehormatan diri adalah sebuah kewajiban, dengan cara menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik serta menghindarkan diri dari akhlak tercela. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw menyebutkan “Kemulian orang mukmin ada pada agamanya, kehormatannya ada pada akalnya, sedangkan keutamaannya ada pada akhlaknya.” Dalam hadis yang lain juga disebutkan, “Jika kamu tidak memiliki rasa malu maka berbuatlah sesukamu.”

Nasihat Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali yang merupakan seorang ulama ahli tasawuf dalam kitabnya Al-Adabu Fiddin memberi nasihat kepada umat Rasulullah saw, bahwa manusia itu wajib menjaga kehormatannya dengan menjaga adab-adab dalam kehidupan ini. Adapun nasihat tersebut di antaranya adalah menjaga kehormatan diri.

Adapun cara terbaik menjaga kehormatan diri adalah menjaga akhlak yang baik kepada siapa pun. Dengan akhlak yang baik, orang-orang yang terhormat akan tetap terjaga kehormatannya. Sebaliknya dengan akhlak yang buruk mereka akan kehilangan kehormatannya disebabkan orang lain menilainya tidak pantas untuk dihormati.

Selain itu, cara untuk menjaga kehormatan diri adalah dengan mendekatkan diri pada ahli ilmu atau orang-orang alim dari kalangan ahli fiqh, dan ahli Quran, agar setiap apa yang ingin dilakukan akan selalu mendapatkan arahan dan bimbingan dari guru-guru tersebut antara boleh dilakukan dengan tidak boleh dilakukan. Sehingga seseorang itu tidak salah dalam berbuat dan berkata.

Kemudian senantiasa menjaga kata-kata saat marah dan berbicara. Orang terhormat tidak akan berbicara semaunya. Terlebih mengucapkan kata-kata kotor di saat marah. Hal ini karena semakin tinggi kedudukan seseorang semakin kuat tuntutan berakhlak yang baik. Sebab, mereka menjadi fokus perhatian serta contoh bagi orang lain.   

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved