Opini
PON XXI: Taruhan Reputasi Bagi Aceh
KETIKA Aceh ditetapkan sebagai tuan rumah bersama Sumut di Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX Papua tahun 2021 yang lalu, tentu sebagai masyarakat yang
Sebagaimana daerah lain yang pernah menikmati manfaat besar sebagai tuan rumah tentu Aceh juga mendambakan peningkatan dan perbaikan infrastruktur olahraga. Yang paling dekat lihat saja Papua, pasca PON mereka memiliki banyak stadion dan sarana olahraga yang berkelas. Jelas Aceh iri dengan fasilitas tersebut. Bahkan Papua berhasil mencatat diri sebagai provinsi paling besar didanai oleh pusat untuk menjadi tuan rumah.
Papua berhasil meraup APBN sebesar 10,43 triliun untuk berhasil menyelenggarakan PON XX. Jauh dari yang diperoleh Jawa Barat tahun 2016, apalagi Riau di tahun 2012.
Sementara Aceh, dengan situasi seperti sekarang ini tentu harus bersiap-siap menjadi yang kedua, karena peran dan manfaat utama pasti dipegang Sumut atau malah Aceh harus menyerahkan sepenuhnya kepada Sumut, kecuali masih ada peluang untuk berbenah dan sepertinya kita butuh bantuan Bandung Bondowoso yang bisa membangun 1.000 candi sebelum kokok ayam jantan berbunyi dalam kisah Roro Jonggrang.
Tentu hanya kepada Pj Gubernur kebanggaan kita semua yang bisa kita titipkan harapan ini. Apalagi beliau sangat dekat dan dipercaya oleh Pemerintah Pusat. Dan tentu beliau juga butuh dukungan dari semua pihak yang ada di Aceh agar PON nantinya dapat berjalan dengan lancar.
Sebagai masyarakat awam mari kita tetap mempersiapkan diri untuk menunggu para atlet, ofisial dan seluruh masyarakat nasional yang akan berkunjung ke Aceh. Kita perkuat adat “pemulia jame” kita untuk memastikan seluruh yang hadir terkagum-kagum dengan budaya dan adat istiadat kita yang Islami.
Jika pun nanti akan muncul banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan mudah-mudahan dapat tertutup atau tersapu oleh senyum manis seluruh Masyarakat Aceh.
Satu hal juga yang kita tidak boleh lupa, pembangunan dan peningkatan prestasi olah raga tidak boleh diambil sepele. Jika ditinjau dari tren prestasi global, maka sangat jelas terlihat grafik kemajuan suatu negara memiliki korelasi yang positif dengan kemajuan olah raganya. Secara Asia Tenggara, lihatlah Thailand, secara Asia lihatlah Cina, dan secara internasional tentu kita semua tahu Amerika Serikatlah jagoannya.
Demikian pula dalam konteks nasional, selalu Jakarta kokoh sebagai juara umum, dan hampir semua Provinsi Pulau Jawa selalu mendominasi dari segi prestasi PON. Ini menunjukkan kepada kita bahwa indikator kemajuan olah raga memang dapat digunakan sebagai tolak ukur kemajuan suatu daerah. Oleh sebab itu, besar harapan kita sebagai rakyat Aceh bahwa melalui PON XXI ini memiliki peluang untuk memperlengkap infrastruktur olah raga sehingga anak mudanya dapat terus berlatih secara lebih baik dan profesional.
Semoga harapan ini dapat terwujud dan Indonesia konsen menjadikan PON sebagai ajang pemerataan fasilitas olah raga di seluruh daerah, sehingga ke depan kita kembali menjadi macan Asia dipentas olahraga dunia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.