Kupi Beungoh
Ojek Online dan Ketersediaan Lapangan Kerja di Banda Aceh
saya memesan Gojek untuk mengunjungi salah satu warung kopi di kawasan Lampineung, Banda Aceh.
Gig ekonomi memiliki prinsip bahwa orang yang dipekerjakan, dibayar berdasarkan apa yang mereka kerjakan.
Uber, Grab, Gojek dan Maxim menawarkan pekerjaan yang masuk dalam kategori gig ekonomi.
Pekerjanya bukan karyawan tetap perusahaan, mereka hanya bekerjasama dengan perusahaan.
Mereka perlu menyediakan sepeda motor sendiri sebagai modal kerja mereka, tidak disediakan oleh perusahaan.
Waktu luang bagi mereka sebenarnya lebih fleksibel. Hanya saja karyawan tidak ditanggung penuh dan menjadi tanggung jawab perusahaan.
Mereka hanya mendapat bagi hasil dari kerjanya. Kerentanan pekerja di sektor ini pun jadi sebuah wacana baru.
Mereka kemungkinan besar tidak di cover perusahaan berupa asuransi, bonus tahunan, pensiun atau pesangon.
Peminat menjadi driver Gojek, Gocar, Grab dan Maxim cukup tinggi di Aceh. Hasil pemantauan saya, katanya perusahaan-perusahaan ini tidak membuka lowongan baru untuk karyawan baru.
Baca juga: RAPI Pidie Bersama Relawan Beureunuen Galang Dana untuk Palestina
Jadi jatah kuota driver sudah penuh. Hal tersebut menunjukkan antusiasme masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan ini.
Mungkin juga keterbatasan lapangan kerja yang tersedia. Maka kehadiran Gojek, Grab dan Maxim di Banda Aceh jadi lapangan kerja baru yang sangat diminati.
"Kami harus kerja konsisten bang. Sistemnya gak kasih kemudahan kalo banyak jam kerja ditinggal atau banyak libur," jelas bang gojek mengomentari sistem komputerisasi aplikasi Gojek dalam memilih penumpang bagi driver.
Di satu sisi Gojek menawarkan pendapatan yang lumayan mencukupi. Di sisi lain pekerja seakan masih dalam kondisi "dieksploitasi" untuk memenuhi jam kerja tertentu yang diharapkan oleh Gojek.
Ekspolitasi menjadi makin halus di era kapitalisme yang makin mapan. Ke depan, kapitalisme punya potensi bergerak ke dua arah: menjadi makin manusiawi dengan mempertimbangkan kesejahteraan dan hak-hak pekerja atau bisa saja mengesampingkan aspek kemanusiaan bahkan meninggalkan manusia dengan dengan mengganti peran kerja manusia yang digantikan oleh robot dan Artificial Intelligence (AI).
Untuk konteks Aceh, kehadiran perusahaan semisal Gojek cukup membantu dalam menyerap tenaga kerja, di tengah keadaan sulitnya mencari lapangan kerja bagi generasi muda di Aceh.
Juga ketersediaan taksi online dan ojek online ini memudahkan berkembangnya pariwisata, memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke spot-spot wisata, di tengah minimnya transportasi publik.
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.