Kupi Beungoh
Menolak Lupa, Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan Wakil Presiden PDRI 1948-1949
Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan adalah pria kelahiran Aceh, Sumatra, yang notabene jauh dari Pulau Jawa, namun pemberian mandat ini membuktikan bahwa
Oleh: Denny Satria
Jika memasuki istana kepresidenan, pemandangan yang umum ditemui adalah deretan foto mantan presiden dan wakilnya sejak Republik Indonesia berdiri sampai saat ini.
Hal ini dilakukan demi menghargai jasa-jasa para pemimpin bangsa terdahulu, seperti layaknya semboyan khas Bung Karno yaitu “Jas merah atau Jangan sekali-kali melupakan sejarah.”
Akan tetapi, ironisnya, dalam deretan foto tersebut, tidak terlihat foto salah satu wakil presiden bangsa Indonesia, yaitu Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan.
Padahal, dalam berbagai manuskrip dan sumber sejarah, disebutkan bahwa beliau pernah menjabat sebagai wakil presiden pada masa berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Jasa beliau tidak main-main. Berdasarkan catatan sejarah, masa darurat ini adalah masa genting di mana terjadi agresi militer Belanda ke II pada tanggal 19 Desember 1948, dan kolonial Belanda menangkap tokoh-tokoh penting Indonesia, termasuk Soekarno-Hatta sehingga terdapat kekosongan pimpinan dalam pemerintahan saat itu dan ibukota Jogyakarta menjadi lumpuh.
Untuk mengatasi situasi darurat ini, Bung Karno kala itu melancarkan strategi, yaitu memberi mandat kepada Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan untuk mengisi kekosongan darurat tersebut dan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pun terbentuk.
Baca juga: Stop Hoax, Palestina Butuh Dukungan Kita
Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan adalah pria kelahiran Aceh, Sumatra, yang notabene jauh dari Pulau Jawa, namun pemberian mandat ini membuktikan bahwa Soekarno-Hatta menaruh kepercayaan besar pada kemampuan putra kelahiran provinsi paling ujung sumatera tersebut untuk menjalankan negara.
PDRI disebutkan lahir di Halaban pada tanggal 22 Desember 1948, namun ada fakta sejarah yang menyebutkan bahwa perjalanan pembentukan pemerintahan darurat tersebut sebenarnya telah dimulai di Bukittinggi melalui serangkaian rapat yang digelar sejak tanggal 19 Desember.
Tanggal 22 Desember 1948 dini hari di Halaban adalah hari penegasan dari pendirian PDRI sekaligus pembentukan kabinet yang akan menjalankan pemerintahan yang baru saja lahir.
Mandat ini pun diemban dengan sangat baik oleh Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan beserta tim sehingga rencana cadangan Soekarno saat itu untuk mengangkat Mr. A.A. Marmis menggantikan Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan jika ia gagal tidak lagi diperlukan.
Yang lebih mengesankannya lagi, Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan melakukan semua ini tanpa digaji.
Ia bekerja murni karena ibadah dan keinginan kuat akan terwujudnya Republik Indonesia yang berdaulat.
Baca juga: Genosida Gaza di Depan Mata Dunia
Baca juga: Membagun Energi Positif dalam Kegiatan Mahasiswa
Seandainya saja Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan tidak mengisi kekosongan pemerintahan pada saat itu, mungkin saja Indonesia sudah jatuh ke tangan Belanda, dan masa depan Indonesia tidak sama seperti yang sedang kita nikmati saat ini.
Beliau beserta presiden PDRI, Sjarifuddin Prawiranegara, terus menyerukan kepada masyarakat untuk melawan agresi Belanda ke II sembari terus menyuarakan pada dunia internasional bahwa pemerintahan Indonesia masih ada.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.