Jurnalisme Warga
Teungku Bantaqiah dalam Kenangan yang Pahit
Waktu berlalu begitu lambat pada tahun 1990-1998. Penetapan status Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh diam-diam menjadi penyumbang nyeri terbesar ba
Editor:
mufti
IST
SITI RAFIDHAH HANUM, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik UBBG Banda Aceh, serta novelis, melaporkan dari Lut Tawar, Takengon, Aceh Tengah
Peristiwa itu terjadi 23 tahun lalu, tetapi lukanya masih terasa nyeri hingga kini. Kita rekam di ingatan dalam kenangan yang pahit. Pesantren yang seharusnya menjadi ladang ilmu agama malah menjadi tempat eksekusi. Pemerintah Aceh diharapkan dapat menjaga kebersihan serta kerapian makam massal santri Teungku Bantaqiah sebagai bentuk tanggung jawab penghormatan kepada para syuhada.
Selain itu, keaslian pesantren yang masih dapat dilihat hingga saat ini patut dijaga. Dengan begitu, setiap peziarah dapat melihat sendiri bagaimana rupa tempat yang pernah menjadi saksi bisu pertumpahan darah orang-orang yang tak pernah terbukti bersalah tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.