Breaking News

Maruf Amin Buka Peluang Pulau Galang Jadi Penampungan Pengungsi Rohingya, Mahfud MD Cari Tempat Lain

Ma'ruf Amin mengatakan, Pulau Galang sempat digunakan untuk menampung pengungsi Rohingya beberapa puluh tahun silam.

Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS.COM/AULIA PRASETYA
Ratusan pengungsi rohingya terdampar di tepi pantai Kota Sabang, Selasa (21/11/2023) malam 

SERAMBINEWS.COM - Sejak pertengahan November 2023, gelombang imigran pengungsi Rohingya mendarat di sejumlah pantai di Provinsi Aceh. 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin membuka peluang menjadikan Pulau Galang, Kota Batam, Riau sebagai lokasi penempatan pengungsi rohingya dengan alasan kemanusiaan.

Ma'ruf Amin mengatakan, Pulau Galang sempat digunakan untuk menampung pengungsi Rohingya beberapa puluh tahun silam.

Wapres Maruf mengatakan, masalah Rohingya perlu diatasi bersama dengan alasan kemanusiaan.

Dengan catatan, pemerintah perlu tetap menyiapkan antisipasi menghindari kemungkinan beban di masa depan.

Ma'ruf menyebut Pulau Galang di Batam sempat digunakan untuk menampung pengungsi asal Vietnam beberapa puluh tahun silam.

"Penempatannya di mana? Dulu pernah kita menjadikan Pulau Galang untuk pengungsi Vietnam. Nanti kita akan bicarakan lagi apa akan seperti itu. Saya kira pemerintah harus mengambil langkah-langkah [solutif]," kata Ma'ruf di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat yang disiarkan di kanal YouTube Wakil Presiden RI.

Ma'ruf mengingatkan masalah pengungsi Rohingya sebagai masalah kemanusiaan yang mesti diatasi bersama.

"Mereka [pengungsi Rohingya], bagaimanapun ini kemanusiaan. Karena kemanusiaan, harus kita tanggulangi," kata dia.

Ia mengungkapkan pengungsi Rohingya tidak mungkin ditolak.

 Namun sebelum ditampung, tambahnya, pemerintah Indonesia tentu perlu menyiapkan berbagai antisipasi.

 Baginya, ini penting agar tidak menimbulkan beban di kemudian hari bagi Indonesia, baik dari sisi negara ataupun masyarakat. 

"Selama ini, kan tidak mungkin kita menolak, tetapi juga tentu kita mengantisipasi jangan sampai kemudian ada penolakan oleh masyarakat, dan kemudian bagaimana supaya juga mengantisipasi jangan sampai nanti terus lari, semua larinya ke Indonesia, ke sini. Itu menjadi beban," jelasnya.

Ma'ruf mengungkapkan masalah pengungsi serupa turut dihadapi oleh negara-negara di Eropa seperti Yunani. 

Sehingga ia berharap ada pembahasan bersama di tingkat internasional, khususnya dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

"Kita akan bicarakan juga dengan UNHCR yang punya tanggung jawab masalah pengungsian di PBB. Ini harus dilakukan pembahasan bersama," ucapnya.

Baca juga: Pengungsi Rohingya Makin Banyak Masuk ke Aceh, Jokowi Minta Tindak Tegas Pelaku TPPO

Mahfud MD Sebut Pemerintah Sedang Cari Tempat untuk Pengungsi Rohingya, Bukan di Pulau Galang

 Pemerintah Republik Indonesia (RI) sedang mencari jalan untuk para pengungsi Rohingya yang jumlahnya mulai semakin banyak datang ke pesisir Aceh.

Saat ini tempat penampunang yang ada sudah tidak mencukupi untuk menampung pengungsi Rohingya yang mulai semakin banyak. 

Menkopolhukam Mahfud MD menjelaskan pemerintah sedang mencari tempat penampungan baru lantaran lokasi saat ini sudah tidak mencukupi. 

Dalam waktu dekat Pemprov Aceh, Sumatera Utara dan Riau akan rapat bersama dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk membicarakan tempat penampungan bagi pengungsi Rohingya

Di sisi lain Kementerian Luar Negeri (Kemlu) akan berkoordinasi dengan badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR, untuk ikut membantu menangani pengungsi Rohingya di Indonesia. 

 
"Prinsipnya kami menganut diplomasi kemanusiaan karena sifatnya kemanusiaan maka kami sedang mencari jalan untuk nanti dicarikan tempat penampungan karena yang ada sudah tidak muat tapi kita akan segera mencari jalan untuk mencari secepatnya," ujar Mahfud saat jumpa pers di Kemenkopolhukam, Rabu (6/12/2023).

Mahfud menambahkan ada beberapa tempat yang diusulkan untuk menjadi lokasi penampungan pengungsi Rohingya. Namun belum diputuskan pemerintah. 

Menurut dia, pemeritah tidak ingin nantinya peristiwa pengungsi Vietnam di Pulau Galang terulang kembali. 

Kala itu Indonesia menjadi salah satu negara tujuan warga Vietnam untuk menghindari perang saudara di era 1970-an. Sekitar 250 ribu orang pengungsi menetap di Pulau Galang hingga 1996.

Mahfud menjelaskan Indonesia sebenarnya tidak terikat dengan konvensi internasional soal pengungsi di bawah UNHCR. 

Keterbukaan Indonesia terhadap para pengungsi Rohingya saat ini atas dasar kemanusiaan. 

"Ini masalahnya yang sudah terlanjur masuk ini, kan sudah terlanjur masuk ini mau diapaikan. Harus kemanusiaan pendekatannya," ujar Mahfud. 

Baca juga: Nah Loh! 16 Pengungsi Rohingya Kembali Kabur dari Gedung Penampungan di Lhokseumawe: Jebol Dinding

Pengamanan Laut jadi Opsi Pertama Antisipasi Gelombang Pengungsi Rohingya ke Indonesia

 

Pengamanan laut yang dilakukan TNI Angkatan Laut, Bakamla maupun Polri akan dimaksimalkan untuk mengantisipasi gelombang pengungsi rohingya ke Indonesia.

Menkopolhukam Mahfud MD menjelaskan, pengamanan perairan Indonesia ini menjadi salah satu upaya mengantisipasi gelombang pengungsi Rohingya yang mulai banyak datang ke Tanah Air.

Diperkirakan ada 1.400 lebih warga Rohingya yang ingin mengungsi dari Myanmar.

Mahfud menjelaskan, keterbukaan Indonesia terhadap para pengungsi Rohingya saat ini atas dasar kemanusiaan. 

Di sisi lain Indonesia juga tidak terikat dengan konvensi internasional soal pengungsi di bawah United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

"Kita tidak tahu gelombangnya seperti apa kan. Ini gelombangnya berlanjut terus, kita akan mencari jalan. Pertama kalau bisa ndak masuk, kita cari jalan begitu. Kedua kalau sudah terlanjur masuk, masalahnya yang sudah terlanjur masuk ini kan," ujar Mahfud. 

Mahfud menambahkan, pemerintah tetap mengedepankan prinsip kemanusiaan untuk mengatasi pengungsi Rohingya yang sudah terlanjur masuk di pesisir Aceh. 

Dalam waktu dekat, Kementerian Dalam Negeri akan menggelar rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara dan Riau untuk mencari tempat penampungan bagi pengungsi Rohingya.

Sementara Kementerian Luar Negeri akan berbicara dengan UNHCR mengenai kehidupan pengungsi Rohingya yang ada di Indonesia. 

Mahfud menjelaskan, sejauh ini sudah ada lokasi yang diusulkan untuk menjadi tempat penampungan Rohingya.

Namun hal itu menjadi pilihan terakhir karena Indonesia tidak terikat dengan UNHCR. 

"Yang kedua ini masalahnya, yang sudah terlanjur masuk. Ini kan sudah terlanjur masuk, ini mau diapain kan harus kemanusiaan pendekatannya," ujar Mahfud. 

 
"Karena sifatnya kemanusiaan, maka kami sedang mencari jalan untuk nanti dicarikan tempat penampungan, karena yang ada sudah tidak muat," imbuhnya Mahfud.

 

Baca juga: BEM STIKes MNI Sigli Desak Pemerintah Tangani Imigran Rohingya Secara Tegas dan Bermartabat

Baca juga: Oknum Keuchik Diduga Sodomi Anak di Bawah Umur

Baca juga: Satu Pohon Tumbang Tutupi Badan Jalan Nasional Medan - Banda Aceh di Bineh Blang Lambaro Aceh Besar

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved