Kepastian Kematian dan Tsunami Aceh

Ketiga, penguatan pengurang risiko bencana melalui strategi kebudayaan. Keempat, sistem peringatan dini harus dibangun yang handal. Kelima, kesadaran dan literasi masyarakat akan potensi bahaya bencana harus maujud dalam aspek kehidupan. Keenam, penguatan infrastruktur perkotaan dan kota-kota yang berpotensi tsunami yang handal dan resilient.

Ketujuh, pembangunan infrastruktur untuk evakuasi cepat dan efisien serta pusat pengungsian yang dapat menampung penduduk dengan aman dan nyaman saat terjadi ancaman tsunami. Kedelapan, kesiapsiagaan dan latihan rutin, pelaksanaan latihan simulasi evakuasi dan kesiapsiagaan secara berkala untuk memastikan bahwa penduduk lokal dan pihak terkait terlatih dengan baik dan siap menghadapi situasi darurat.

Kesembilan, kerja sama antarlembaga dan antarnegara yang erat melalui LSM, masyarakat lokal, dan bahkan negara-negara tetangga untuk pertukaran informasi, teknologi, dan sumber daya dalam hal mitigasi bencana.

Diperlukan dukungan untuk penelitian lebih lanjut dalam teknologi pemantauan, permodelan, dan mitigasi bencana guna meningkatkan pemahaman tentang karakteristik tsunami dan cara terbaik mengurangi dampaknya. Kebijakan ini harus diterapkan secara terintegrasi dan berkelanjutan untuk meminimalkan risiko bencana tsunami di Aceh dan melindungi penduduknya.