Kajian Kitab Kuning

Hukum Membaca Ta’awudz dan Basmalah Sebelum Ayat Al-Qur’an Ketika Berhujjah

Pengertian ta’awudz di sini adalah ucapan, “a’uu dzubillahi minassyaithanirrajiim” dan pengertian basmalah adalah ucapan “bismillahirrahmanirrahiim”.

Editor: Agus Ramadhan
Tangkap Layar Youtube SERAMBINEWS
Dewan Pembina DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Alizar Usman MHum. 

Aku mengatakan, pendapat yang dhahir menurutku setelah memperhatikan dalil naqli dan pendaliliannya, maka yang benar adalah seseorang mengatakan, “Allah Ta’ala berfirman”, kemudian menyebut ayat al-Qur’an, tanpa menyebut ta’awudz. Inilah yang shahih dalam hadits-hadits dan atsar berupa perbuatan Nabi SAW, para Sahabat dan Tabi’in serta ulama-ulama sesudahnya.(al-Hawi lil Fatawi; I/352)

Imam al-Suyuthi menyebut beberapa hadits yang dapat dijadikan contoh pengucapan ayat al-Qur’an tanpa ucapan ta’awudz sebelumnya dalam mengemukakan dalil dalam bentuk ucapan “Allah Ta’ala berfirman” atau sejenisnya sebelum pengucapan ayat al-Qur’an, antara lain:

عن أنس قال: قال: أبو طلحة يا رسول الله إن الله يقول لن تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون وإن أحب أموالي إلي بيرحاء

Dari Anas, beliau berkata, Abu Thalhah berkata, Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah berfirman, “Kalian tidak akan mendapat kebaikan sehingga kalian infaqkan dari apa yang kalian cintai.” dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah Bairuha' itu (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim dan al-Nisa’i)

عن علي قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من ملك زادا وراحلة ولم يحج بيت الله فلا يضره مات يهوديا أو نصرانيا وذلك بأن الله تعالى يقول ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا ومن كفر فإن الله غني عن العالمين

Dari Ali berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang memiliki bekal dan kendaraan yang cukup untuk dijadikan bekal ke Baitullah, namun dia tidak pergi haji, aku tidak peduli jika dia mati dalam keadaan Yahudi atau Nasrani. Karena Allah berfirman: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah dan siapa saja yang mengingkarinya, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari sekalian alam” (H.R. Turmidzi)

عن سماك بن الوليد أنه سأل ابن عباس ما تقول في سلطان علينا يظلمونا ويعتدون علينا في صدقاتنا أفلا نمنعهم قال لا الجماعة الجماعة إنما هلكت الأمم الخالية بتفرقها أما سمعت قول الله واعتصموا بجبل الله جميعا ولا تفرقوا

Dari Samaak bin al-Waliid sesungguh beliau menanyakan kepada Ibnu Abbas,”Apa pendapatmu tentang sulthan yang berbuat aniaya dan melampaui batas terhadap sadaqah kita, apakah engkau tidak mencegahnya?” Ibnu Abbas menjawab: “Tidak, jama’ah adalah jama’ah, sesungguhnya umat sebelumnya celaka dengan sebab mereka bercerai berai. Apakah engkau tidak mendengar firman Allah: “Berpeganglah kalian semua kepada tali Allah dan jangan bercerai berai”.(H.R. Ibnu Abi Hatim)

Kemudian pada halaman berikutnya, Imam al-Suyuthi menegaskan,

فالصواب الاقتصار على إيراد الآية من غير استعاذة اتباعا للوارد في ذلك فإن الباب باب اتباع، والاستعاذة المأمور بها في قوله تعالى (فإذا قرأت القرآن فاستعذ) إنما هي عند قراءة القرآن للتلاوة أما إيراد آية منه للاحتجاج والاستدلال على حكم فلا

Maka yang benar adalah mencukupi mendatangkan ayat tanpa ada ta’awudz karena ittiba’ (mengikuti) hadits yang datang tentang itu. Sesungguhnya bab ini adalah bab ittiba’. Adapun pengucapan ta’awudz yang diperintahkan berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Apabila kamu membaca al-Qur’an, maka mintalah perlindungan (membaca ta’awudz)”, ayat ini hanya diposisikan ketika membaca al-Qur’an secara tilawah. Adapun ketika mendatangkan ayat al-Qur’an dalam rangka berhujjah dan mengemukakan dalil atas suatu hukum, maka tidak dianjurkannya. (al-Hawi lil Fatawi; I/353)

Kesimpulan

1. Membaca basmalah dan ta’awudz sebelum pembacaan ayat al-Qur’an dalam berhujjah dan mengemukakan dalil seperti mengucapkan, “Qaalallahu Ta’ala fiil qur’anilkarim”

atau dalam Bahasa Indonesia “Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an yang mulia” atau yang semakna dengannya, kemudian membaca ta’awudz, kemudian membaca basmalah, kemudian baru membaca ayat al-Qur’an telah menempatkan ta’awudz dan basmalah termasuk dalam rangkaian firman Allah yang dibacakan. Ini tentu menyalahi dengan yang sebenarnya.

2. Tidak ada contoh dari perbuatan Nabi SAW, atsar para sahabat dan ulama sesudahnya membaca basmalah dan ta’awudz sebelum pembacaan ayat al-Qur’an dalam berhujjah dan mengemukakan dalil, bahkan sebagaimana yang dipahami dari penjelasan Imam al_Suyuthi di atas, yang benar adalah pengucapan ayat al-Qur’an tanpa basmalah dan ta’awudz sebelumnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved