Berita Aceh Utara
Insiden Kekerasan Kader PKS Aceh Utara, Wakil Ketua DPP PA Dr Nurlis: Kami Wajib Bela Kader PA
“Beliau (Mak Lan) adalah kader Partai Aceh. Partai Aceh wajib membantu kadernya dalam kondisi apapun,” kata Dr Nurlis, dalam rilis.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
“Beliau (Mak Lan) adalah kader Partai Aceh. Partai Aceh wajib membantu kadernya dalam kondisi apapun,” kata Dr Nurlis, dalam rilis yang diterima Serambinews.com, Sabtu (20/1/2024).
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Wakil Ketua DPP Partai Aceh, Dr Nurlis Effendi, memastikan memberi bantuan hukum kepada M Dahlan alias Mak Lan, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Babussalam Simpang Keuramat, Aceh Utara.
“Beliau (Mak Lan) adalah kader Partai Aceh. Partai Aceh wajib membantu kadernya dalam kondisi apapun,” kata Dr Nurlis, dalam rilis yang diterima Serambinews.com, Sabtu (20/1/2024).
Pernyataan Dr Nurlis ini berkaitan dengan pemukulan terhadap Kader PKS Aceh Utara dan juga Caleg, Denny Safrizal diduga dilakukan Mak Lan.
Nurlis menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima Partai Aceh, persoalan ini dipicu oleh Denny Safrizal yang memasang atribut dan umbul partainya, di lingkungan Masjid Babussalam, Simpang Keuramat, pada Sabtu (13/1/2024) sekitar pukul 14.30 WIB.
“Itu kan tidak boleh, melanggar peraturan. Karena itu, Ketua Panitia Pembangunan Mesjid meminta agar umbul-umbul partai tersebut dicopot," katanya.
Namun, kata Nurlis, Caleg PKS tersebut ngotot menentang dan mengeluarkan kata-kata, “Coba turunkan, mau saya lihat siapa yang berani.”
Tak ingin berkepanjangan, lanjut Nurlis, Mak Lan pun meninggalkan warung kopi tempat adu mulut terjadi.
"Ternyata Denny membuntuti Maklan. Menurut beberapa saksi mata, Denny membawa benda tumpul. Wajar jika Mak Lan berupaya membela diri,” kata Nurlis.
Baca juga: Insiden Kekerasan Kader PKS Aceh Utara, Langkah Persuasif Belum Tercapai, KPA Angkat Bicara
Karena itu, Mak Lan meraih sebuah golok dari dalam mobilnya seraya bertanya kepada Denny, “Apa ingin bertarung dengan saya?”.
Sejumlah warga yang ada di lokasi melerai.
Mak Lan kembali ke warung sambil minum kopi.
Selang beberapa saat, Keuchik Keude Simpang Empat, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara, Izwar Fuadi, melintas di depan warung kopi tersebut.
Mak Lan menyapanya sembari bertanya, apakah boleh memasang umbul-umbul partai di pekarangan masjid.
Keuchik pun menyuruh sang Caleg, menurunkan umbul-umbul partai tersebut.
"Denny bukannya mengikuti permintaan keuchik, malah mengajaknya berduel. Rupanya Mak Lan kehilangan kesabarannya. Maka bogem mentah Mak Lan pun mendarat ke wajah Denny" papar Nurlis.
Dari kronologi kasus tersebut, Nurlis menyimpulkan bahwa Denny memancing emosi Mak Lan dan keuchik.
“Itu cara berpolitik tidak baik, ya seperti playing victim. Itu bagian dari politik kotor untuk menyudutkan Partai Aceh,” kata Nurlis.
Baca juga: Kader PKS Alami Kekerasan di Aceh Utara, Ini Pengakuan Korban, Penjelasan Maklan, dan Harapan Ulama
Perkara tersebut kini ditangani pihak kepolisian setempat.
"Kami memastikan membela kader Partai Aceh, dan memberikan bantuan hukum untuk beliau,” kata Nurlis.
Bagaimanapun, kata Nurlis, keuchik dan kader Partai Aceh seperti Mak Lan, sudah berupaya melarang politisi menggunakan masjid menjadi ajang berpolitik.
Diberitakan sebelumnya, insiden kekerasan menimpa seorang kader PKS di wilayah Simpang Keuramat, Aceh Utara, pada Sabtu (13/1/2024) siang lalu.
Sehingga kader PKS atas nama Denny Safrizal pun, mengalami pendarahan di bagian hidung.
Ia secara resmi telah membuat laporan ke Polres Lhokseumawe.
Sedangkan pihak terlapor adalah M Dahlan atau kerap disapa Mak Lan.
Dalam upaya penyelesaian perkara ini secara persuasif, pihak aparatur gampong dan tokoh-tokoh agama di Simpang Keuramat dilaporkan telah turun tangan.
Baca juga: Sorlip Surat Suara Selesai, KIP Aceh Tamiang Nyatakan Ratusan Lembar Rusak
Akan tetapi, sampai saat ini belum ada titik temu untuk diselesaikan secara damai tingkat gampong dan secara adat istiadat.
Sedangkan Maklan mengakui adanya insiden tersebut.
Namun terjadinya pemukulan olehnya saat terjadi cek-cok mulut antara korban dengan Keuchik setempat, terkait penurunan bendera PKS yang diklaim pihak Maklan, dipasang masih di sekitar lingkungan Masjid Babussalam, Simpang Keuramat.
Sementara itu seorang tokoh agama Simpang Keuramat, Tgk Syafiie Majid, mengharapkan perkara ini bisa diselesaikan secara damai sesuai adat istiadat gampong.
Apalagi mengingat, keduanya merupakan sama - sama warga Simpang Keuramat dan berada dalam satu kemasjidan.
Sementara itu, dalam rilis yang diterima Serambinews.com, DPD PKS Aceh Utara menyayangkan atas terjadinya pemukulan terhadap Sekretaris DPD PKS Aceh Utara yang juga Caleg PKS Aceh Utara Dapil 3 Denny Safrizal.
Denny Safrizal dipukul dan diancam dengan sebilah parang di sebuah warung kopi di Simpang Keuramat, Aceh Utara sekitar jam 14.30 WIB.
Baca juga: KIP Banda Aceh Tetapkan Jadwal Kampanye Akbar, Catat Lokasinya
Setelah pemukulan, warga yang berada di warung tersebut membantu agar tidak terjadi keributan lebih lanjut.
Setelah itu, Denny pun langsung menuju ke DPD PKS Kota Lhokseumawe dan melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Kota Lhokseumawe.
Denny Safrizal, selaku korban di menerangkan bahwa dia diancam agar segera menurunkan bendera PKS yang dipajang di jalan Keude Simpang Peut, Kecamatan Simpang Keuramat.
Namun, Denny bersikeras tidak mau menurunkan dan diancam akan ditebas parang.
Denny pun menjawab, silahkan saja.
Setelah itu, oknum pelaku membuang parang dan memukul Denny.
Sementara Taufiq Hidayah, selaku Ketua Kepemudaan dan Pengamanan DPD PKS Aceh Utara mengharapkan, polisi dalam hal ini Polres Kota Lhokseumawe agar segera menindaklanjuti laporan dari korban, dan agar terlapor dapat segera ditangkap, karena hal ini menyangkut ancaman dengan senjata tajam dan penganiayaan.
Taufiq melanjutkan, pihaknya sangat percaya polisi dapat bekerja profesional dan bisa dengan cepat menuntaskan kasus ini.
Baca juga: KIP Banda Aceh Tetapkan Lima Lokasi untuk Kampanye Akbar Pemilu 2024
Selain hal tersebut, Taufiq juga mengatakan bahwa pihak Denny sudah mempersiapkan pengacara khusus untuk menindaklanjuti kasus ini dengan serius.
Sementara M Dahlan atau kerap disapa Maklan, menyatakan insiden ini dasarnya terjadi sehubungan Denny diklaim telah menempatkan atribut partai PKS masih di lingkungan sarana ibadah, yakni di lingkungan Masjid Babussalam, Simpang Keuramat.
"Jadi secara aturan Pemilu kan tidak boleh," katanya.
Jadi Maklan dalam kapasitas sebagai Ketua Pembangunan Masjid Babussalam meminta pada dia, agar menurunkan bendera tersebut.
Sehingga terjadi cek-cok mulut.
"Setelah itu, saya hendak pergi. Saat menuju mobil, saya melihat dia (Denny) mengikuti saya di belakang dan membawa sebuag benda panjang dan bersarung," katanya.
Sehingga dipikir Maklan, dia membawa senjata tajam.
Maka Mak Lan langsung membuka pintu mobil dan mengeluarkan parang dari sarungnya dan meletakkan di lehernya.
Baca juga: PTPS di Aceh Timur Ikuti Tes Urine, Panwaslih:Jika Hasilnya Positif Akan Gugur
"Saya bilang, keluarkan parang kamu, kita bacok-bacokan di sini. Setelah itu dia pun memperlihatkan benda bersarung tersebut, hanya berupa tripot. Karena yang dia bawa bukan parang, maka saya kembali sarungkan parang saya," paparnya.
Setelah itu, Maklan pun kembali ke warung untuk pesan kopi.
Beberapa menit kemudian, lanjut Maklan, lewat Keuchik Simpang Peut bersama seorang Kadus.
Sehingga Maklan meminta berhenti dan minum kopi.
"Lalu saya tanya ke keuchik, apa boleh pasang atribut partai di lingkungan masjid. keuchik jawab tidak boleh, maka saya minta agar diturunkan," paparnya.
Setelah itu, lanjut Maklan, terjadilah cek-cok antara Denny dengan keuchik.
"Karena saya melihat ada yang gertak keuchik kampung saya, maka saya kembali emosi dan gelap mata. Sehingga saya langsung meninju di mukanya. Setelah itu warga pun melerainya," kata Mak Lan.
Sementara itu, seorang tokoh agama Simpang Keuramat Tgk Syafiie Majid, mengharapkan kalau insiden ini bisa diselesaikan secara damai saja.
Apalagi, insiden ini melibatkan sesama orang orang Simpang Keuramat dan masih dalam satu wilayah kemasjidan.
"Mari diselesaikan secara adat istidat digampong saja, sehingga nantinya bisa saling memaafkan. Kita pun bisa kembali harmonis," harap Tgk Syafiie Majid.(*)
Baca juga: Ratusan Pengawas TPS di Simeulue Dites Urine
78 Mahasiswa UNIKI Lhokseumawe KKM di Nisam Aceh Utara, Ini Rinciannya |
![]() |
---|
MPU Dukung Polres Aceh Utara Tindak Kelompok Penyebar Aliran Sesat |
![]() |
---|
Aduh! Kerugian Korban Polisi Gadungan di Aceh Utara Capai Rp 418 Juta |
![]() |
---|
Pemkab Aceh Utara Imbau Masyarakat untuk Selalu Waspadai Karhutla |
![]() |
---|
Kembangkan 'Lestari', SMA Negeri 1 Matangkuli Aceh Utara Terapkan Pembelajaran Mendalam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.