Jurnalisme Warga
Maulid Nabi dan Adat ‘Peumulia Jamee’ di Aceh
Di provinsi sereligius ini tidak heran jika peringatan maulid Nabi Muhammad saw diperingati secara meriah dan penuh khidmat oleh masyarakatnya.
Setelah menyimpan barang di musala, kami para mahasiswi ngobrol dengan warga sekitar, sedangkan para mahasiswa bantu menguliti dan memotong-motong daging kambing.
Setelah selesai, kami semua diajak melihat proses pembuatan kuah beulangong. Kuah beulangong merupakan makanan berkuah khas Aceh sejenis gulai kambing dicampur nangka muda.
Proses pembuatan kuah beulangong juga terbilang unik karena dimasak menggunakan kuali besar dan diaduk pakai bambu panjang di atas bara api yang harumnya membuat perut kami lebih cepat keroncongan.
Melihat kami, Pak Keuchik mengajak keliling desa. Kemudian salah satu warga desa menjelaskan bahwa saat memperingati maulid nabi di Aceh, semua warga akan memasak makanan lezat di rumah dan berbagi.
Setelah berjalan tak jauh dari balai desa, kami masuk ke salah satu rumah warga. Dan benar, tradisi maulid nabi di Aceh dilaksanakan dengan unik sehingga acara ini merupakan acara yang paling meninggalkan kesan kagum tersendiri bagi saya dalam mengenal budaya dan masyarakat Aceh. Pasalnya kami tidak saling mengenal satu sama lain, tetapi mereka menyambut kami dengan penuh kehangatan. Seperti menyambut kepulangan anak sendiri.
Tak hanya sampai di situ, untuk pulang menuju balai desa kami ditawarkan naik kendaraan unik yang saya jumpai pertama kalinya di Aceh. Kendaraan yang ditenagai oleh motor ini memiliki tambahan di sampingnya seperti gerobak. Dalam satu kali jalan, kendaraan tersebut dapat menampung enam orang. Kami sangat senang di sepanjang perjalanan karena ini merupakan pengalaman pertama kami naik becak khas Aceh.
Sesampai di balai desa, kami bergerak ke masjid untuk menunaikan shalat Zuhur berjamaah. Kemudian, para mahasiswa melanjutkan kegiatan memasak dan para mahasiswi membersihkan masjid sambil menunggu. Kami membantu menghias panggung tempat diselenggarakannya peringatan maulid nabi. Kami juga membantu menggelar tikar panjang di sepanjang halaman balai desa.
Makanan pun siap. Kami dibuat terkejut dan takjub untuk kesekian kalinya. Makanan yang akan disantap pada hari itu bukan hanya kuah beulangong. Para warga ternyata berdatangan membawa satu nampan membentuk gunungan tinggi dinamakan ‘dalong’ (dulang) yang dibungkus kain berwarna kuning berisi makanan. Makanan yang dibawa pun berbeda di setiap sajiannya.
Umumnya ‘dalong’ itu berisi anekda macam lauk serta nasi yang dibungkus daun pisang. Kemudian masing-masing dari kami akan mendapatkan piring yang akan diisi kuah beulangong. Kami semua makan dengan dihiasi ragam candaan warga desa, seketika membuat saya lupa bahwa saya sedang berada di perantauan.
Setelah selesai makan, warga desa membungkuskan kami makanan dan tidak membiarkan kami membereskan bekas makanan kami. Saya merasa sangat beruntung diberikan kesempatan oleh Kemdikbudristek untuk mengeksplor Aceh secara langsung.
Hal lain yang membuat saya terkejut adalah adanya pernyataan warga. Bahwa acara Maulid Nabi Muhammad tidak hanya dilaksanakan dalam satu hari, tetapi dalam jangka waktu 100 hari warga Aceh akan tetap memasak seperti itu.
Dalam jangka waktu 100 hari tersebut, tidak semua desa memperingati maulid secara serentak, tetapi bergiliran. Setiap minggunya akan ada saja desa yang melaksanakan peringatan maulid Nabi Muhammad dalam 100 hari ke depannya.
Bagi saya, maulid nabi di Aceh menjadi salah satu bukti nyata bahwa adat ‘peumulia jamee’ masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Aceh. Saya berharap semoga semua masyarakat Indonesia dapat ikut menerapkan adat ‘peumulia jamee’ ini.
Hari Pendidikan Aceh Ke 66, Saatnya Pejabat dan Guru Merefleksi Diri |
![]() |
---|
Tapak Tilas Perjuangan Teuku Umar di Puncak Mugo, Wisata Sejarah yang Menggetarkan Jiwa |
![]() |
---|
Serunya Lomba Kompetisi Berbasis Revolusi Industri 4.0 hingga Future Skill |
![]() |
---|
Pesona Krueng Teunom, Amazonnya Aceh |
![]() |
---|
KMP Papuyu, Transportasi Harapan Menghubungkan Masa Depan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.