Salam

Jangan Sebarkan Hoaks

Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini banyak konten hoaks baik berupa foto maupun video yang menampilkan tindakan kekerasan beredar secara massif di

Editor: mufti
Shutterstock
Ilutrasi berita hoax di jaringan online 

KEHADIRAN media sosial membawa angin segar bagi ma-syarakat. Melalui media sosial berbagai informasi tersampaikan dengan efektif. Saat ini kerap kali informasi yang disampaikan media sosial bahkan lebih cepat ketimbang media meanstream itu sendiri. Dari segi kecepatan, tentu banyak positifnya. Na-mun, dari sisi keakuratan, masih jadi tanda tanya besar.

War-ga yang menerima informasi tersebut harus memverifikasi sen-diri-sendiri. Itu sebab, sebagian informasi yang beredar tersebut tergolong hoaks, alias tidak benar. Media sosial memang me-nyebarkan informasi tanpa batas dan dalam waktu yang cepat melalui Internet.

Pada masa jelang pencoblosan saat ini, informasi hoaks yang beredar tentu makin bertambah banyak. Mereka yang ber-kepentingan dengan penyebaran hoaks tentu terus menyebar-kan informasi ini. Di sisi lain, masyarakat yang akan diirugikan, karena mendapatkan ‘asupan’ informasi yang tidak benar. Apa-rat pemerintah pun kemudian harus bekerja ekstra meng-clear-kan informasi yang beredar itu.

Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini banyak konten hoaks baik berupa foto maupun video yang menampilkan tindakan kekerasan beredar secara massif di pelbagai platform media sosial (medsos) yang menarasikan kejadian itu seolah-olah terjadi di Aceh.

Sebelumnya, Polda Aceh telah mengklarifikasi satu konten beru-pa foto yang menampilkan telapak tangan korban jambret hampir putus ditebas pelaku. Konten tersebut sudah dipastikan hoaks.

Kali ini, Polda Aceh juga mengklarifikasi dua video kekeras-an yang beredar di medsos. Pertama, video sekelompok pemu-da yang membawa senjata tajam sambil berjoget-joget di jalan. Di akhir video juga menampilkan seorang korban tewas dengan penuh luka bacok.

Video kedua, menampilkan seorang pemuda sedang meng-aniaya pemuda lainnya di bawah fly over dengan menghujam-kan pisau secara bertubi-tubi dan brutal. Dalam video itu juga terlihat ada pelaku lain, tetapi tidak tampak wajahnya.

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto menjelas-kan, kedua video kekerasan itu dinarasikan seolah lokasi keja-diannya di Aceh. Padahal, setelah dicek, tidak ada laporan atau kejadian seperti yang ada dalam video tersebut di Aceh.

“Kejadiannya itu bukan di Aceh. Bisa jadi itu di daerah lain,” kata Joko, dalam rilis klarifikasi hoaks, Sabtu (3/2/2024). Joko juga mengingatkan, agar masyarakat tidak menyebar-kan hoaks atau informasi tanpa sumber yang jelas, karena da-pat menimbulkan keresahan dan mengganggu Kamtibmas yang selama ini sudah kondusif.

Masyarakat juga diimbau agar bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak menyebarkan hoaks, terutama terkait kekerasan di jalan seperti curat, curas, dan jambret. Jangan sampai, tambah Joko, situasi yang sudah kondusif jadi terganggu dan menimbul-kan keresahan dan rasa takut berlebihan bagi masyarakat.

“Kami minta jangan menyebarkan lagi narasi, foto, dan vi-deo hoaks yang dapat menimbulkan keresahan atau ketakutan di tengah-tengah masyarakat. Pastikan dulu keabsahan setiap informasi sebelum dikonsumsi atau dibagikan, sehingga situa-si keamanan di Bumi Serambi Mekkah tetap terjaga dan kondu-sif,” imbau Joko dengan tegas.

Kementerian Kominfo menyebutkan berbagai cara untuk memverifikasi kebenaran sebuah berita. Disebutkan bahwa cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaat-kan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet se-hingga bisa dibandingkan. Intinya, masyarakat harus pro-aktif untuk memverifikasi terlebih dahulu informasi yang diterima se-belum disebarkan kepada pihak lainnya.(*)

POJOK

AS bombardir Irak dan Suriah
Memang itu kerjaannya

Persiraja lolos ke semifinal
Alhamdulillah

Jokowi harap peserta debat tak terjebak terlalu personal
Udah tahu kan maksud Pak Presiden?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Geng dan Gagalnya Pembinaan Sosial

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved