Jurnalisme Warga
Saatnya UMKM Menggunakan ‘Microservice’
MICROSERVICE adalah pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak di mana sebuah aplikasi dibangun sebagai kumpulan dari layanan-layanan kecil dan man
Untuk pengembangan ‘software’ secara bertahap, sesuai perkembangan teknologi informasi, pemerintah daerah perlu menunjuk konsultan sebagai arsitektur ‘microservice’ yang sebelumnya ditangani secara tradisional atau ‘monolith’. Arsitektur ini mengadopsi semua bagian dari ‘service’ menjadi satu bagian dari aktivitas pemasaran. Arsitektur ini awalnya dikembangkan untuk aplikasi yang menerapkan segala kompon berada dalam satu aplikasi. Akan tetapi, saat ini telah menjadi hal baru untuk arsitektur ‘microservice’.
Arsitektur ‘microservice’ mengadopsi setiap ‘service’ akan dipecah-pecah menjadi bagian yang kecil. Saat terjadinya masalah maka ‘service’ lain tidak akan rusak atau mengalami kegagalan dikarenakan ‘service’ yang rusak sajalah yang harus diperbaiki. Maka dari itu, arsitektur ‘microservice’ menjadi pilihan yang tepat untuk kebutuhan UMKM jangka panjang.
‘Microservice’ juga dapat menjadi pemelihara terhadap website pengumpul dana UMKM.
Membangun ‘website’ pengumpul dana UMKM dengan memanfaatkan arsitektur ‘microservice’ dengan menggunakan RESTful API yang diterapakan pada setiap jasa, serta dapat menjadi acuan dalam pengembangan ‘software’ tentu lebih dalam pemeliharaan dan pengembangan sistem jangka panjang. Sebelumnya telah ada sebuah ‘website’, yaitu Gandeng Tangan di mana aplikasi ini menyediakan sistem ‘crowfounding’ berbasis peer-to-peer lending (P2P Lending) dan juga diterapkan sistem isi saldo ke dalam ‘website’ tersebut. Namun, hal ini dianggap kurang efektif karena mengharuskan melakukan isi saldo secara manual. Dana tersebut pun tidak langsung dapat diterima oleh pelaku UMKM.
Untuk menyederhanakan permasalahan tersebut, sistem pembayaran yang langsung seperti scan QRIS dapat memudahkan dalam bertransaksi. Dengan mengembangkan sistem yang sederhana ini, diharapkan para pelaku bisnis dapat lebih mudah mengembangkan sayap usaha mereka tanpa khawatir lagi terhadap permodalan dimana para investor juga akan merasa aman dalam berinvestasi pada bisnis UMKM.
Dengan adanya rancangan yang terhubung dengan website tentu akan dapat menambahkan fitur ‘payment gateway’ serta dengan menggunakan ‘midtrans’ sebagai pembayaran langsung tanpa perlu deposit saldo manual. Perancangan aplikasi ini juga dapat menerapkan ‘architecture microservices’ sehingga nantinya website tersebut dapat dikembangkan lagi dengan metode kerja 7 Phases of Web Development Life Cycle.
Dengan memanfaatkan Google Cloud Platform (GCP) sebagai penyedia layanan penyimpanan ‘database’ serta ‘deployment system’, pengujian sistem terhadap user akan dilakukan dengan cara yaitu ‘usability’ menggunakan metode System Usability Scale (SUS). Perkembangan yang begitu cepat di era digitalisasi ini, jangan sampai UMKM kita tertinggal jauh, sehingga akan sulit untuk berkompetisi dengan berbagai industri yang tumbuhnya begitu cepat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.