Jurnalisme Warga

Balai Literasi yang Mengasyikkan di MIN 20 Aceh Besar

Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sangat cepat di era globalisasi ini. Untuk itu, harus diimbangi dengan menguasai iptek dimak

Editor: mufti
IST
HERA MASRONI, S.IP., Pustakawan MIN 20 Aceh Besar, melaoprkan dari Tungkop, Aceh Besar 

HERA MASRONI, S.IP., Pustakawan MIN 20 Aceh Besar, melaoprkan dari Tungkop, Aceh Besar

Literasi sekolah merupakan hal yang sangat urgen bagi dunia pendidikan. Betapa tidak, karena hal ini sesuai dengan slogan “Membaca adalah jendela ilmu”. Jika ingin menguasai dunia maka kuasailah ilmu.

Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sangat cepat di era globalisasi ini. Untuk itu, harus diimbangi dengan menguasai iptek dimaksud dengan jalan belajar (membaca).

Sampai saat ini, belajar (membaca) adalah salah satu kelemahan bangsa Indonesia untuk lebih maju, baik kemampuan membaca, kegemaran membaca, maupun kurangnya bahan bacaan bagi anak didik sehingga mereka kalah atau tertinggal dari bangsa lain. Maka, sudah sewajarnya harus ada upaya untuk mengatasi ketertinggalan tersebut.

Ada berbagai upaya yang perlu dilakukan, di antaranya, dengan digalakkannya Gerakan Literasi Sekolah (GLS).  Gerakan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Literasi Sekolah.

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu penunjang untuk pelaksanaan program GLS. Berfungsi sebagai penyedia bahan bacaan ilmu pengetahuan serta sumber informasi bagi pendidik dan peserta didik.

Perpustakaan juga sebagai penyedia bahan bacaan yang berfungsi sebagai penyedia sarana literasi, yaitu sudut baca kelas, area baca, menciptakan lingkungan kaya teks, serta strategi pengembangan minat baca peserta didik.

Maka di madrasah, kita adakan balai literasi yang bermanfaat bagi peserta didik supaya lebih semangat membaca di alam, tidak hanya di ruang perpustakaan saja. Peserta didik sangat senang membaca selama ada balai literasi di lingkungan MIN 20 Aceh Besar. Setiap pagi pustakawan membawa buku-buku fiksi ke balai literasi dengan berbagai variasi. Setiap hari buku yang dibawa ke balai selalu berbeda supaya peserta didik selalu senang dan semangat untuk membaca buku-buku yang ada di balai literasi. Untuk membawa buku-buku tersebut pihak madrasah sudah menyediakan dua buah rak dorong supaya memudahkan pustakawan menjalankan tugasnya.

Balai literasi juga merupakan kegiatan informal, yaitu belajar di luar madrasah ataupun di luar ruangan perpustakaan. Karena letak balai literasi di dekat lapangan upacara dan taman depan sekolah, jadi peserta didik sambil membaca bisa melihat pemandangan yang asri, yang membuat mata jadi segar dan menyenangkan.

Selain itu, peserta didik juga didampingi oleh pustakawan, terlebih bagi peserta didik yang belum bisa membaca. Jadi, mereka harus diajarkan oleh pustakawan yang menjaga di balai literasi.

Semangat literasi ini sangat sejalan dengan misi ajaran Islam. Kata yang pertama diungkapkan oleh Jibril a.s. kepada Rasulullah saw. di Gua Hira adalah Iqra’, yaitu perintah Allah kepada umat Islam untuk membaca dan selalu terus membaca.

Peserta didik yang berada pada fase awal perkembangan kehidupan dan tingkat pendidikan ini, objek bacanya adalah informasi yang tertulis (tersurat). Oleh karena itu, perlu dipersiapkan dokumen-dokumen tertulis seperti buku/kitab, buletin, bahkan surat kabar.

Di era digital ini dan di waktu-waktu yang akan datang, diharapkan semua dokumen dalam bentuk kertas (paper) di balai literasi ini dapat didukung juga dengan sarana teknologi dan informasi  sehingga sumber informasi tersebut dapat diakses melalui sarana yang terkini dan lebih menarik. Semoga minat, semangat, dan ketertarikan anak-anak kita dalam membaca dan memahami informasi dan ilmu pengetahuan dapat meningkat ke depannya.

Sarana literasi yang pertama di madrasah kamu adalah ruang baca di Perpustakaan Almahyra. Balai literasi di depan sekolah dan sudut baca di kelas dilengkapi dengan koleksi buku yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca peserta didik.

Sudut baca kelas ini sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan MIN, yaitu untuk mendekatkan buku kepada peserta didik. Buku yang tersedia di sudut baca kelas maupun di balai literasi sebagaiannya berasal dari perpustakaan dan sumbangan peserta didik yang sudah tamat. Sudut baca kelas ini dikelola oleh guru kelas langsung, peserta didik, dan orang tua.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved