Salam

Gajah Itu Besar, Makanya tidak Bisa Menari

Gambaran ini sangat cocok dialamatkan untuk sebuah organisasi pemerintah atau swasta yang memperkerjakan karyawannya terlalu banyak

Editor: mufti
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Direktur RSUD Muda Sedia, Aceh Tamiang, Andika Putra menjabarkan penyebab perbedaan tarif tes kesehatan dan kejiwaan dengan daerah lain, Rabu (9/5/2023). Dia memastikan parameter yang digunakan lebih lengkap dan sesua standar prosedur. 

ORGANISASI yang terlalu gemuk diibaratkan bagai seekor gajah. Buntutnya, dipastikan yang bersangkutan tidak bisa berge-rak lincah, dan tentu saja tidak bisa menari. Kondisi ini layak dialamatkan kepada manajemen RSUD Muda Sedia, Aceh Tami-ang, dimana saat ini jumlah personelnya dinilai terlalu besar.

Pepatah Cina yang mengatakan bahwa “Gajah tidak bisa menari” kiranya berlaku untuk seluruh bangsa dan negara. Pepa-tah ini menggambarkan bahwa gajah tidaklah selincah kijang atau kelinci, sehingga jika diburu oleh binatang buas lainnya se-perti singa atau harimau, ianya tidak bisa menghindar.

Gambaran ini sangat cocok dialamatkan untuk sebuah organisasi pemerintah atau swasta yang memperkerjakan karyawannya ter-lalu banyak, tidak sesuai kebutuhan. Kondisi ini terjadi karena in-stitusi tersebut mengambil posisi sekadar menampung tenaga kerja, bukan memperkerjakan orang sesuai kebutuhan.

Untuk itu, munculnya saran dari berbagai pihak agar RSUD Muda Sedia meninjau kembali komposisi pegawainya adalah suatu masukan yang perlu dipertimbangkan. Sebab, saran ter-sebut diberikan dengan tujuan yang mulia, termasuk untuk me-ningkatkan kesejahteraan karyawan agar gajinya lebih baik.

Sebelumnya diberitakan, manajemen RSUD Muda Sedia ditan-tang melakukan seleksi ulang untuk mengatasi jumlah pegawai yang terlalu banyak. Efisiensi jumlah pegawai ini diyakini bisa me-ningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan pegawai.

Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra menyebutkan, jum-lah tenaga kerja di rumah sakit pelat merah itu sebanyak 928 orang. Jumlah itu terbagi atas tenaga medis 60 orang, tenaga paramedis keperawatan 541 orang, tenaga paramedis non ke-perawatan 106 orang, dan tenaga non medis 221 orang.

Latar belakang tenaga kerja ini beragam, mulai dari PNS, CPNS, PPPK, PDPK lainnyaa dan petugas keamanan. “Sebagai rumah sa-kit tipe C, kami akui jumlah ini terlalu banyak,” kata Andika dalam Forum Konsultasi Publik (FKP), Rabu (15/5/2024).

FKP ini diikuti puluhan orang yang berasal dari berbagai un-sur, mulai dari perwakilan Pemkab Aceh Tamiang, dokter, pera-wat, aktivis, pers, advokat hingga pasien. Tak ayal data yang di-sampaikan ini langsung dikritisi peserta konsultasi yang menilai jumlah ini tidak sepadan dengan pelayanan.

“Jumlah ini tidak sinkron dengan kualitas pelayanan, seha-rusnya pelayanan bisa maksimal dengan sumber daya manusia sebanyak ini,” kata Indra, peserta konsultasi dari unsur pers.

Dia mencontohkan, saat ini terlalu sering ditemukan keluhan mengenai kebersihan dan pelayanan terhadap pasien. Manaje-men diminta membuat standar penilaian terhadap petugas dan kalau perlu dilakukan seleksi ulang. “Kipas angin berdebu, sep-rai di kamar pasien sepertinya juga sudah tidak layak,” timpal Chaidir Azhar, dari unsur aktivis.

Andika mengaku senang dengan kritikan ini karena FKP ini sengaja dibuatnya untuk mendengarkan masukan dari pihak luar. “Tujuan FKP ini untuk perbaiki kualitas pelayanan. Kami berharap mendapat masukan untuk menyusun standar pelayan-an,” kata Andika.

Secara pribadi Andika juga kurang puas dengan kualitas ke-bersihan dan pelayanan di rumah sakit yang dipimpinnya. Dia pun setuju bila kuantitas SDM tidak sebanding dengan pelayan-an berkualitas.

“Jujur kami dihadapkan pada hal dilematis kalau sudah membahas ini. Kenapa dilema, karena kalau dilakukan seleksi ulang maka akan muncul persoalan baru,” ujarnya.

Untuk itu, sekali lagi, kita berpendapat bahwa efisiensi diper-lukan guna menyehatkan suatu organisasi. Sebab, personel ter-lalu gemuk hanya menjadi beban manajemen yang ujung-ujung-nya bisa memperlambat kelincahan operasional rumah sakit itu sendiri. Nah?

POJOK

Mawardi Ali maju ke Partai Aceh, Muhammad Nazar ke PKB
Dan, Apa Karya pun pulang ke Keumala…

Anggota DPR RI Hugua usulkan politik uang di-legalkan
Rasanya semakin sedikit yang halal di negeri ini

Fakultas Teknik USK juara lomba masak mi Aceh
Orang Aceh tak ada yang tidak bisa masak mi, tahu?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Realisasi APBA 2025 Harus Dipacu

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved