Sinergisitas Ulama dan Umara

Dari hubungan yang telah diuraikan di atas jelas terlihat perlu adanya hubungan yang kental antara ulama dan umara yang harus terus dipupuk dengan baik dalam membangun bangsa agar tidak terumbang-ambing dengan arus zaman yang semakin tidak menentu. Dengan demikian dalam mengatasi situasi negara sekarang ini para ulama sudah waktunya untuk berbicara guna mendamaikan suasana yang semakin panas.

Pihak penguasa harus mendengar serta menjalankan arahan para ulama yang netral agar jalannya pemerintahan lurus serta kedamaian dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus mengajak penguasa untuk menjalankan amanah dalam menjalankan roda pemerintahan yang sesuai dengan konstitusi sebelum bencana datang yang dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa. MUI mempunyai peran sebagaimana Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh yang hubungan tata kerjanya telah diatur dalam qanun.

Oleh sebab itu MUI juga harus menampakkan fungsinya sebagai lembaga yang netral dalam menjalankan fungsi keagamaan dalam pemerintah. Hanya pada ulama harapan yang menyejukkan digantungkan masyarakat luas dalam menghadapi situasi negara saat ini.

Fatwa dan pertimbangan ulama baik terkait masalah agama maupun masalah kebangsaan harus diikuti oleh para penguasa mengingat Negara Indonesia berasaskan Ketuhanan yang Maha Esa.

Fatwa dan pertimbangan ulama tersebut diperlukan dalam rangka mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat sekarang ini. Dengan demikian keterpaduan ulama dengan umara menjadi kunci sukses untuk menyelesaikan masalah bangsa serta pembangunan bangsa ke arah yang lebih baik.

Akhirnya kepada Allah kita berserah diri dan memohon petunjuk agar semua yang kita cita-citakan dapat terkabul dan sesuai dengan jalan-Nya. Amiin.